Hubungan Nathan dan adik wanita Max, yang nyatanya hanya persekongkolan saling menguntungkan dalam posisi terdesak, sekedar menenangkan ketakutan. Sampai dengan saat itu, entah perasaannya saja atau memang benar jika hati Max memang layaknya sebuah batu yang tak sekali pun berubah bentuk. Pria itu masih begitu menginginkannya?
Hari bergulir dengan sangat cepat, memindah pagi, matahari berkedudukan tengah memeratakan siang, sampai dengan bekas menyingsing sumber panas bumi itu, mengganti suasana gelap dengan bantuan cahaya bulan sebagai pengganti mengakhiri.
Max masih di sana, seolah masih saja tak bosan menemani bocah lima tahun yang sedari tadi tak berhenti tertawa. Nathan hanya mengamati dari sudut tempatnya, tak bisa membohongi sudut hatinya yang membuncah tiba-tiba. Ia merasa begitu bersemangat, bagian baik yang masih coba di artikan olehnya, Nathan merasa begitu lengkap?
"Sejak kapan kau bisa memasak?"