Kakek Abidin dan nenek Mutmainah duduk diantara anak cucu dan menantu termasuk dokter Arya dan istrinya dokter Marliana.
Kedua besan putra sulungnya itu diminta untuk bergabung bersama di rumah bapak kepala desa.
Mereka menyantap makan siang bersama sambil berbincang ringan mengenai tumbuh kembang bayi kembar tiga yang makin hari semakin menggemaskan.Ketiganya memiliki kemampuan motorik yang setara dan mulai bisa mengoceh menanggapi kata kata dari mulut mami dan papinya.
Setelah makan siang bersama keluarga pak kepala desa,dokter Arya dan istrinya itu
berpamitan pulang ke rumah besar.Namun kakek Abidin menahan sepasang suami istri yang berprofesi sebagai dokter terkenal itu agar tidak buru buru pulang.
Kakek ingin bertukar pikiran dengan kedua mertua Aira,karena menurut kakek mereka adalah bagian dari keluarga besarnya juga
dan boleh mendengarkan apa yang nanti akan kakek bicarakan pada mereka semua.
"Besan dokter....maaf jangan pulang dulu,