Tải xuống ứng dụng
7.63% Awakening Of The Fallen Soul / Chapter 10: aku tidak peduli, kau milikku!

Chương 10: aku tidak peduli, kau milikku!

"apa yang kau lakukan, apa kau sadar ini adalah kamar ku?" Tanya Violet dengan menatap tajam perempuan di dihadapannya.

"Tenang kakak."

"Kakak?" Bingung Violet.

"Kenapa, kau lebih tua dari ku," balas perempuan itu.

Violet membuang nafas kasar, pasalnya perempuan menyebalkan itu sudah mengusik tidur nyenyaknya.

"Kau mau apa?"

"Aku cuman ingin tau, kemana perginya Adam?"

Violet menaikan sebelah alisnya, "kenapa bertanya padaku?"

"Karena kau yang tau," jawab Freya santai.

"Aku tidak tau."

"Bohong, kau tau!"

"Aku tidak tau," tekan Violet kepada Freya.

"Kau tau!"

"Aku tidak tau, jadi keluar lah."

"Apa susah nya memberi tau ku, sih?"

"Kan aku sudah bilang, kalau aku tidak tau."

"Kau tau, Violet!"

Violet jengah, ia kembali merebahkan tubuhnya dan berusaha untuk menulikan pendengarannya dari celotehan Freya.

"Beri tahu aku, sekarang!"

"Violet, cepat katakan."

"Violet!"

"Katakan saja dia ada dimana!"

"VIOLET!!!!"

Violet mendudukkan dirinya dan menatap nyalang Freya.

"Cukup beritahu aku, sesusah itu kah?" Tanya Freya dengan berkacak pinggang.

"Dengar! Aku sama sekali tidak tau kemana lelaki itu pergi, jadi pergi dan jangan usik ketenangan ku," jawab Violet geram.

"Ckk, kau pikir aku tidak tau, sebelum Adam menghilang ia menyempatkan diri ke kamar mu, iyakan!?"

"Lalu apa hubungannya? Dia tidak memberitahu akan kemana saat itu."

"Bohong, bilang saja kalau kau tidak suka jika aku berada di dekatnya!"

"Itu tau," jawab Violet asal.

"Jadi benar!?"

"Apa yang benar?"

"Kau cemburu kan, karena Adam selalu mengistimewakan ku," hardik Freya

"Cih, dalam mimpi pun tidak pernah ku inginkan," decih Violet sinis.

"Aku tau kamu merasa iri, kerena kau bu--"

"Cukup sadar posisi mu, seorang selir tidak memiliki hak berbicara lancang seperti ini dengan calon permaisuri Raja."

"K-kau mengancam ku?!"

"Kau pikirkan saja sendiri, sekarang pergi atau ku usir secara paksa!"

Freya mendengus mendengar ucapan Violet, dan sejurus kemudian bergegas meninggalkan kamar dengan pintu yang dibiarkan terbuka

Hal itupun mengundang kekesalan Violet, harusnya perempuan tidak tau diri itu menutup pintunya kembali, bukan langsung melongos pergi seperti itu.

"Hahh! Menjengkelkan," gumam Violet saat dirinya terpaksa berdiri dan berjalan untuk menutup pintu kamarnya.

Saat ia baru saja memegang knock dan bersiap untuk menutup, tiba-tiba saja ada tangan seseorang yang menyanggahnya, Violet sendiri langsung terkejut ketika melihat tangan itu menahan pergerakannya menutup pintu.

"Siapa?" Tanya Violet ragu saat pemilik tangan itu belum menampakkan dirinya, Violet saja masih terdiam kaku di tempat dengan posisi tangan memegang knock pintu.

"S-siapa?" Tanya Violet lagi saat pertanyaannya tak kunjung mendapat jawaban.

"Salam Agung, tuan Putri..."

"Suara itu.." Violet mematung, batinnya menebak sang pemilik suara, karena seingatnya ia pernah mendengar suara itu, sungguh.

"Sudah menerima surat dari ku?"

Mata Violet kini membulat sempurna, siapa sangka bahwa pemilik suara itu adalah..

"Pastikan bahwa Tuan Putri menerima surat dariku, tentu saja karena surat itu diperuntukkan untuk Tuan Putri," ujar orang itu sambil berjalan memasuki kamar Violet.

"Hhmm.. merasa betah berada di tempat tinggal baru?"

"Y-yang mulia Raja, apa yang membawa engkau kemari?" Tanya Violet ragu.

"Aku? Tentu saja dirimu."

"Kenapa?" Cicit Violet pelan, tapi sepertinya dapat juga didengar oleh Aldridge.

"Karena aku, merindukanmu?" Ungkap Aldridge yang lebih seperti pertanyaan.

"Maaf?"

"Lupakan, aku hanya ingin menemui mu."

Violet masih berdiri di posisi awalnya, tiba-tiba pikirannya berputar pada saat Adam memasuki kamarnya dan mengatakan bahwa Aldridge akan menemuinya, ia ingat. tapi yang jadi permasalahannya adalah, mengapa harus sekarang? Lihatlah keadaannya, rambut berantakan, wajah khas bangun tidur, apalagi gaun yang sudah ia kenakan sebelum tidur, bukankah penampilannya sangat tidak sopan.

"Kenapa Tuan putri?"

"Maaf Yang Mulia, bukankah lebih baik kita bertemu di ruang--"

"Tidak, aku lebih suka di sini."

"Apa?" Tanya Violet spontan, ia merasa perkataan Aldridge terlalu ambigu untuk didengar.

"Kenapa?" Tanya Aldridge

"T-tidak apa-apa Yang Mulia," jawab Violet keki

"Aku tau kau sedang bingung mengapa sekarang aku ada disini." Aldridge menghela nafas panjang kemudian berjalan mendekati Violet yang masih terdiam kaku, "aku hanya merasa tidak tahan bila harus menunggu untuk menemui mu malam ini," lanjut Aldridge dengan tatapan sayu nya.

"Yang Mulia..." Violet berdesis pelan saat posisi dirinya dan Aldrige terasa begitu intim, bahkan jika ia bergerak maju sedikit saja mungkin kedua bibir mereka akan.. ah sudahlah.

"Kau, kenapa kau membuat ku begini?" Lirih Aldridge menatap intens wajah Violet.

"Maaf Yang Mulia, tap--"

"Ssshh."

Violet benar-benar tidak dapat melakukan apa-apa, jantungnya berdegup kencang karena Aldrige yang kini menyentuh bibir nya dengan jari telunjuknya, badannya pun terasa panas dingin.

"Violet, kau.. milikku."

Degg!

Violet menahan nafasnya saat Aldrige mengatakan hal itu, matanya pun sudah terpejam erat, dapat ia rasakan tubuhnya yang tiba-tiba melemah seolah semua energinya terbuang entah kemana.

"Hey, kenapa?" Tanya Aldridge saat melihat Violet yang tak kunjung membuka matanya.

"Violet lihat aku," perintah Aldridge tak terbantah.

Violet pun dengan segera membuka matanya dan menatap iris Aldridge yang sudah menatapnya dari tadi.

"Maaf Yang Mulia, tapi rasanya tidak pantas jika--"

"Aku tidak peduli!" Potong Aldridge cepat, tatapan sayunya berubah menjadi tegas.

"Tapi yang mulia, saya sudah menjadi isteri--"

"Aku tidak peduli Violet! Kau milikku!"

Violet terkejut, ia sungguh tidak percaya dengan apa yang dikatakan Aldridge, ia menjadi ngeri sendiri saat melihat Aldridge yang menatap seolah dirinya adalah hewan lemah yang siap dimangsa.

"Maaf kan kelancangan hamba Yang Mulia, hamba hanya ingin mengingatkan bahwa hamba sudah menjadi isteri dari Pangeran Adam Dawson, dan karena dari itu berbicara seperti ini dengan wanita bersuami merupakan sebuah tindakan yang tidak pantas!" Ucap Violet dengan nada penuh penekanan, kali ini ia beranikan untuk menatap Aldridge tajam agar lelaki itu paham, bahwa yang ia lakukan itu salah.

Aldridge berdesis tidak suka, ia memang sangat tidak suka saat Violet mengatakan hal itu kepadanya, ia tau bahwa Violet sudah menjadi milik orang lain, tapi kenyataan itu tidak akan menghentikannya untuk mendapatkan apa yang ia inginkan.

Aldridge kembali menatap Violet, ia dekatkan wajahnya di samping telinga Violet, "tunggu saja sampai aku menjemputmu sebagai milikku," bisik Aldridge yang membuat bulu kuduk Violet meremang.

Violet balas menatap nyalang, ia tidak peduli lagi dengan tata Krama kesopanan yang seharusnya ia selalu tunjukkan, baginya Aldridge sudah berlaku kelewatan.

"Baiklah, aku tau kamu sedang lelah, kembalilah istirahat, aku akan mendatangimu lagi dalam waktu dekat."

Violet mengalihkan pandangannya, ia kini merasa enggan untuk menatap Aldridge.

"Jaga dirimu," lirih Aldridge yang kemudian pergi meninggalkan Violet sendiri di kamarnya.

***


Load failed, please RETRY

Quà tặng

Quà tặng -- Nhận quà

    Tình trạng nguồn điện hàng tuần

    Rank -- Xếp hạng Quyền lực
    Stone -- Đá Quyền lực

    Đặt mua hàng loạt

    Mục lục

    Cài đặt hiển thị

    Nền

    Phông

    Kích thước

    Việc quản lý bình luận chương

    Viết đánh giá Trạng thái đọc: C10
    Không đăng được. Vui lòng thử lại
    • Chất lượng bài viết
    • Tính ổn định của các bản cập nhật
    • Phát triển câu chuyện
    • Thiết kế nhân vật
    • Bối cảnh thế giới

    Tổng điểm 0.0

    Đánh giá được đăng thành công! Đọc thêm đánh giá
    Bình chọn với Đá sức mạnh
    Rank NO.-- Bảng xếp hạng PS
    Stone -- Power Stone
    Báo cáo nội dung không phù hợp
    lỗi Mẹo

    Báo cáo hành động bất lương

    Chú thích đoạn văn

    Đăng nhập