Tải xuống ứng dụng
81.43% RE: Creator God / Chapter 307: CH.307 Lebih Lama

Chương 307: CH.307 Lebih Lama

Kemunculan satu orang itu bisa setidaknya memberikan aku dan yang lainnya waktu lebih lama untuk mencari tahu dengan solusi kami sendiri. Bagi yang tidak sadar, mereka tidak akan menperhitungkan bahwa solusi yang dikemukakan Thulahga Cortin itu belum sempurna.

Namun untuk sementara itu bisa berguna asalkan cara ini tidak dipakai untuk bertarung gaya penyihir. Ingat bahwa darah dalam tubuh itu terbatas, kalau dipakai terus-terusan maka darahnya akan berkurang secara drastis.

Kukira dengan kecepatan regenarasi darah manusia dengan pengurangan untuk kebutuhan sehari-hari itu tidak sebanding. Setelah kucari tahu memang benar, bahwa cara ini memakan banyak darah sekaligus melebihi kapabilitas sum-sum tulang belakang dalam membentuk darah.

Dengan teori yang belum sempurna ini, hanya bisa diandalkan untuk sementara waktu saja. Kuprediksi mungkin sekitar 1 bulan paling lama. Namun setidaknya tidak sesingkat yang waktu itu hanya berkisar kurang dari seminggu.

"Sayang, semuanya sudah tertahan untuk sementara. Pulanglah untuk sehari dan istirahatlah. Aku tidak ingin menyaksikan dirimu pingsan karena kelelahan."

"Aku memang kelelahan, tetapi entah kenapa tidak pernah ada tanda bahwa aku akan pingsan. Entah kenapa tubuhku seolah-olah jadi kebal dengan pingsan."

"Hmm? Apakah itu mendasari hal yang sama waktu kejadian bertarung sampai habis-habisan dan tidak pingsan itu?"

Kalau dipikir-pikir juga, pertarungan itu bahkan melebihi pertarungan sebelumnya yang membuatku pingsan. Namun malah justru semakin melebih-lebihkan batasnya, aku semakin bertahan dari pingsanku. Aneh, tetapi aku bisa katakan ini nyata.

Namun sejauh aku berpikir, sejauh aku mencari tahunya, tidak pernah ada yang kuketahui, sama sekali tidak ada. Walau begitu kurasa efek aku cepat lelah dan tidak bisa berpikir normal ada hubungannya dengan aku tidak bisa pingsan ini.

Tidak ada cara untuk mengkonfirmasi hal itu, tetapi aku yakin bahwa dengan cara apa pun, ada hubungannya. Aku tidak pesimis, justru siapa tahu aku bisa mencari tahu lebih lagi untuk memanfaatkan keadaan ini.

Memang terlihatnya seperti hal negatif karena aku tidak bisa menggunakan otakku sepenuhnya seolah sebagian fungsi otakku mati. Namun kalau dalam pertarungan, ini akan jadi menguntungkan besar. Aku hanya bisa memikirkan sebegini jauh, selanjutnya aku tidak dapat memprosesnya lebih lagi.

"Mungkin saja, tetapi aku hanya mengambil positif dan keuntungannya. Sisanya lupakan saja dan sebisa mungkin kuhindari. Aku tidak ingin terbebani oleh hal semacam itu lagi."

"Itu benar, makanya pulanglah dan istirahatlah untuk sementara waktu. Semua itu membebani otakmu dan tubuhmu secara tidak langsung bukan? Kalau sayang istirahat dengan cukup, kondisimu akan kembali pulih."

"Namun ada kemungkinan bahwa aku akan tertidur seharian penuh, apa itu tidak apa-apa? Mungkin saja sayang khawatir denganku."

"Istirahatlah, itu lebih baik daripada kehilangan dirimu karena kecerobohanmu sayang."

Mendengar itu aku hanya bisa mendesah nafas berat. Memang benar aku butuh istirahat, tubuhku rasanya remuk walau aku tidak pingsan sama sekali. Pada kasus normalnya, di saat seperti ini, nutrisi dalam tubuhku tidak terpenuhi dengan baik dan metabolismenya kacau. Namun keadaan ini malah memaksaku untuk berkembang lebih lagi.

Setuju kalau orang mengatakan jangan sampai memaksakan diri dan melebihi batas, tetapi kalau aku tidak pernah melampaui batasku, bagaimana aku bisa menangani yang lebih besar? Jujur, ini baru secuil dari masalahku yang kemungkinan besar ke depannya akan semakin rumit saja.

"Aku paham, aku paham, kita pulang sekarang. Juga aku tidak ingin ini membebani dirimu dan bayi yang sayang kandung. Sayang sudah di sini tiga hari lebih bahkan bersamaku."

"Semua itu tidak penting dibanding kehilangan dirimu sayang. Makanya sekarang kita pulang dan nanti setelah istirahat cukup, sayang bisa lanjutkan risetmu itu."

"Baiklah. Semuanya, aku pulang dulu, kalian kalau mau pulang ikut saja denganku. Aku sudah terlalu lelah untuk menggunakan mobil, jadi aku akan pulang cepat dengan sihir teleportasi. Ada yang ingin ikut?"

Spontan saja aku juga menawari yang lain yang memang juga tercantol dalam kejadian ini. Kuduga bahwa tidak mungkin aku membiarkan mereka sendiri karena mereka juga sudah berusaha keras dan layak istirahat juga.

Mungkin dibilang begitu tidak pas, mereka yang terbeban karena tidak bisa melihatku berjuang sendiri walau ini bukan masalahku dan aku bisa saja pergi meninggalkan ini. Terlebih lagi Shin yang terbeban paling berat. Jurai bisa dibilang santai, dia hanya membantu karena tujuan kami pada akhirnya sama, yaitu Kuroshin sialan itu.

Entah kenapa walau aku dan Jurai targetnya, dan berujung berdampak ke Shin yang sahabat dekat kami, akulah yang paling menerima dampaknya. Tidak percaya, kalau begitu katakan kenapa aku terus hidup selama puluhan ribu tahun yang tidak berarti?

Bukannya aku kesal atau apa, tetapi faktanya memang begitu. Kalau dibantah kau mau bilang apa? Bisa dikatakan Kuroshin paling suka mengerjaiku dan mempermainkanku seolah aku yang paling menarik di antara kami bertiga.

Tidak, tidak, aku tidak menyalahkan dua temanku ini, tetapi aku malahan mempermasalahkan apa yang salah dengan otak badjingan itu. Otaknya sudah tidak rasional menyebabkan tindakannya juga tidak rasional. Saking tidak rasionalnya, keberadaannnya ada untuk dibenci.

Kalau mungkin dia melibatkan diriku sendiri saja dalam masalah ini, aku tidak akan begitu membencinya. Namun selain diriku, dia tidak menganggap nyawa manusia itu berharga sepertiku. Memang aku tidak begitu menghargainya, tetapi aku juga masih punya hati nurani.

"Tidak, kami akan ada di sini untuk beberapa waktu lagi. Di banding dirimu, kami lebih banyak istirahatnya. Kami tidur sehari tiga jam, dirimu saja hanya sejam, dua jam tidak sampai bahkan."

"Kalau kalian berkata begitu baiklah. Aku pulang dulu."

Tak perlu aku jelaskan mantra sihirnya, kalian hanya perlu tahu aku dalam sedetik saja sudah kembali ke rumahku. Mama dan Feliha yang ada di ruang keluarga melihat kami pulang dan sekejap saja menghampiri kami.

Namun entah kenapa tubuhku terasa amat berat, apa ini efek karena menggunakan sihir di saat yang tidak tepat? Hah~ semakin aku merasakan kesakitan entah fisik atau mental, aku selalu mengkaitkannya dengan Kuroshin.

Mau bagaimana lagi, dia yang memulai semua ini. Bahkan sebenarnya mama sudah mengetahui tujuanku karena tidak sengaja mendengar pembicaraanku dengan Kiera saat melewati kamar kami. Ujung-ujungnya mama hanya bisa mendesah panjang mendengar keputusanku.

Tentu saja mama tidak menghentikanku, karena mama juga tahu penderitaanku saat aku menjelaskan semua yang sudah kulalui. Namun mama memperingatkan untuk jangan gegabah dan jangan mudah terpancing emosi yang menyebabkan aku membiarkan kesalahan yang sama terjadi sekali lagi.

"Guh!"

"Sayang!? Seharusnya kita pulang perlahan-lahan saja dengan mobil daripada memaksakan diri dengan sihir."

"Kiera, antar suamimu ke kamar dan baringkan dirinya."

Betapa menjijikannya diriku, malah dibantu istri sendiri yang sedang hamil tua di trisemester ketiganya. Padahal sebentar lagi anak keturunan lain dari yang sudah ada selama ratusan tahun ini akan lahir, tetapi sebagai papanya aku bahkan tidak pernah mengajaknya bicara.

Padahal aku tahu persis bayi dalam kandungan itu membutuhkan perawatan intens entah dari ibunya sendiri atau dari luar oleh orang tuanya. Bahkan aku tahu bahwa Feliha pasti juga ingin tahu akan hal ini, tetapi seolah tidak ingin membebaniku, dia bahkan tidak mengucapkan apa pun yang mengganggu pikiranku. Betapa buruknya aku ini.

"Hah~ sayang…."

"Tidur saja, jangan dipaksakan lagi."

"Aku ingin bertanya… apa aku… sebenarnya papa yang baik untuk anak cucu dan keturunanku? Apa aku menjadi suami yang baik kepadamu juga?"

Kesadaranku sebenarnya sudah mulai menipis, tetapi aku masih bisa melihat senyuman halus pada muka istri tercintaku itu. Entah kenapa aku terlalu pesimis bahwa aku tidak layak menerima senyuman itu dari Kiera yang begitu perhatian ini.

Tidak, justru malahan aku tidak layak atas perbuatan semua orang di sekitarku. Semua orang, termasuk keluargaku juga teman dekatku, mereka semua benar-benar mengerti diriku dengan sangat. Namun aku yang justru fokus pada masalah bukan kebahagiaan seolah membiarkan mereka seperti segitu saja.

Benar-benar aku sungguh buruk dan jelek sekali. Bahkan kalau aku ingin, aku bisa menghujat diriku selama setahun sampai aku sadar diri dan mengubah semua sifatku yang negatif ini. Ini semua sangat menyakitkan, aku bahkan tidak tahu tindakanku itu benar atau salah lagi.

"Kau tidak perlu mengkhawatirkan itu. Semua yang kau sudah lakukan untuk kami itu semuanya cukup sayang. Hanya saja memang, karena semua masalah itu, sebuah halangan muncul tercipta dan menghentikan itu."

"Jadi aku memang tidak bisa jadi suami dan papa yang baik ya… aku bahkan terlalu ambisius akan apa yang tidak mungkin."

Kau kira melawan Kuroshin itu mudah? Tidak, sama sekali tidak. Punya kesempatan? Ada, jawabannya ada, tetapi bahkan satu persen pun tidak sampai. Karena aku tahu bahwa 0.00000000001 persen pun tidak akan sampai.

Namun kenapa aku sampai sebegitunya ingin mengalahkan Kuroshin? Karena aku muak, aku lelah, aku benci, aku kesal, aku marah, aku hina, aku jelek, aku menjijikan, bahkan aku ada seribu umpatan lebih untuk cukup memenuhi satu chapter novel ini.

Tidak peduli seberapa aku bisa lakukan, seolah-olah semua itu jadi sia-sia. Semuanya tak ada artinya pada akhirnya, karena kau tahu apa? Semuanya akan hilang, hangus lenyap ditelan apa yang badjingan itu sebuah dengan takdir sialan.

Kurasa benar kata Shin, takdir ini benar-benar memuakkan, tidak ada yang bisa kuambil positifnya sedikit pun. Bahkan kalau ada, aku bisa saja melemparkannya seperti sebuah sampah yang gunanya hanya sedikit sekali.

"Hentikan semua makian pada dirimu sendiri. Memang aku bisa bertahan selama ini kalau bukan karena sayang yang berjuang lantas dengan apa? Bahkan aku dapat mewujudkan impian kakek walau dengan cara kasar."

"Hahaha… kakek Kiera sayang ya? Apa dirinya akan memakiku karena tidak puas juga denganku merawat cucu kesayangan satu-satunya? Aku bisa membayangkan dirinya sedang minum anggur sambil menatap tajam kepadaku."

"Sudahlah sayang, tidur saja, tidur lebih lama lagi kalau bisa. Sayang sudah berjuang banyak untuk kami. Dan ingat, aku selalu bersyukur apa pun itu yang sayang berikan pada kami semua."


Load failed, please RETRY

Tình trạng nguồn điện hàng tuần

Rank -- Xếp hạng Quyền lực
Stone -- Đá Quyền lực

Đặt mua hàng loạt

Mục lục

Cài đặt hiển thị

Nền

Phông

Kích thước

Việc quản lý bình luận chương

Viết đánh giá Trạng thái đọc: C307
Không đăng được. Vui lòng thử lại
  • Chất lượng bài viết
  • Tính ổn định của các bản cập nhật
  • Phát triển câu chuyện
  • Thiết kế nhân vật
  • Bối cảnh thế giới

Tổng điểm 0.0

Đánh giá được đăng thành công! Đọc thêm đánh giá
Bình chọn với Đá sức mạnh
Rank NO.-- Bảng xếp hạng PS
Stone -- Power Stone
Báo cáo nội dung không phù hợp
lỗi Mẹo

Báo cáo hành động bất lương

Chú thích đoạn văn

Đăng nhập