Tải xuống ứng dụng
60.74% RE: Creator God / Chapter 229: CH.229 Lebih Dalam Menyelidiki

Chương 229: CH.229 Lebih Dalam Menyelidiki

Setelah beberapa hari menunggu tanpa kabar, aku baru sadar kalau portal yang lebih besar memakan waktu lebih lama untuk muncul. Biasanya portal-portal yang berisi monster berjumlah sedikit memakan waktu lebih singkat untuk kemunculannya. Di satu sisi aku sudah tidak sabar, di sisi lain aku mendapatkan info yang lumayan penting kubilang.

Tentu saja aku tidak menyimpan info ini hanya untuk diriku sendiri saja, aku memberi tahu kepada Shin dan memintanya untuk membagi teoriku kepada yang lain juga dari komunitas. Jadi kalau para pemburu lain tahu, setidaknya mereka bisa beristirahat tanpa perlu siaga terus-menerus. Teoriku mengubah cara pandang orang menghadapi masalah ini tentunya.

Untuk waktu beberapa hari yang kubuang untuk menunggu, aku mengisi waktuku dengan membuat eksperimen tentang portal sihir. Jujur aku bingung cara membuat portal yang benar-benar mirip dengan portal itu. Karena portalnya tidak berbentuk fisik, makanya aku tidak bisa membuat sampel akan hal itu.

"Hah~ sampai kapan coba tidak ada kabar seperti ini. Daripada bertarung, menunggu itu lebih melelahkan."

"Sudahlah sayang, sabar saja. Setiap penantian juga setiap detik yang terbuang tidak akan sia-sia pasti. Percayalah saja padaku."

"Tentu saja aku percaya dengan Kiera sayang. Hanya saja lama-lama ini membuatku tidak sabar, jadi yaa begitulah."

Normalnya orang harus tetap membuat kepalanya dingin supaya tindakan yang diambil itu rasional. Kurasa itu sudah tidak berlaku buatku sekarang, kepalaku sudah super panas hanya karena menunggu. Kesal dan jengkel juga lama-lama aku menghadapi situasi ini.

Berkaitan dengan akan aku tidak sabar, aku jadi teringat juga keturunanku yang lain yang waktu itu hartanya kuambil alih semua. Selain perusahaan yang kuambil alih sepenuhnya dan aku menjadi CEO di sana, semuanya masih kubekukan. Pegawai-pegawainya juga sudah kusuruh cuti terlebih dahulu dan aku memberikan sebagian uang pesangon sampai seberapa lama mereka cuti karena hal ini.

Niatku ini bukan buruk, tetapi membuat mereka kapok juga jera dan berusaha mengubah sifat mereka yang berantakan itu. Kalau mereka menemukanku dan mereka meminta maaf dengan sesungguhnya, aku pasti akan mengembalikan semua yang menjadi milik mereka. Tentu saja, bonusnya adalah hasil apa yang kukerjakan selama ini.

"Tuan, sebuah portal dengan kemungkinan monster yang akan datang jumlahnya lebih dari 400 baru saja muncul."

"400!? Pantas saja lama, dua kali lebih lipat daripada jarak kemunculan 200 dengan 200 yang lainnya. Kiera, tolong beri tahu Shin lewat panggilan suara saja, suruh dia cepat bersiap, aku akan menjemputnya setelah ini."

"Baiklah, tuh kan, aku bilang apa, penantiannya tidak sia-sia."

"Iya, iya, haish~."

Kalau sudah dugaannya benar, Kiera pasti selalu memojokanku begini. Aku tahu sih memang aku saja yang tidak sabaran, tetapi tidak usah begitu juga, haih…. Ya sudahlah, biarkan saja ini berlalu, yang penting sekarang portal dengan jumlah monster yang lebih banyak terbuka. Tentu saja hal ini harus segera diketahui oleh para pemburu lainnya.

Namun dengan pertambahan yang seperti ini, entah kenapa aku menjadi was-was. Bukannya aku takut, tetapi waspada itu penting bukan? Coba dipikir, kalau jumlah monster terus bertambah, dan di saat itu tidak ada aku atau Shin, bagaimana alur pertarungan itu akan mengalir? Shin sendiri saja mengatakan portal isi 200 monster tingkat kemungkinannya setengah berhasil setengah kalah. Tentu, 400 monster lebih kecil lagi dari sekedar kemungkinannya turun setengah.

"Seharusnya memang benar, paling efektif ya menggunakan senjata api untuk memusnahkan monster-monster yang ada."

Pikiranku begitu, tetapi para pemburu biasa, tentu tidak bisa membeli senjata itu berserta dengan pelurunya. Coba kalau dipikir, senjata standarnya ada di puluhan jutaan Vousx, dan pelurunya satu butir sudah ratusan ribu. Kalau jumlah hasil dari setiap buruan kecil mereka sejuta Vousx, tentu mana mungkin mereka bisa mencukupinya.

Lebih dari itu, senjata api memberikan dampak yang besar terhadap monster. Memang benar mudah mati, tetapi materialnya terbilang rusak lebih parah. Jadi tidak ada keuntungannya sama sekali menggunakan senjata api untuk membunuh para monster brengsek ini.

"Armor ringan, oke, beberapa pedang kecil, oke, sip, sudah semua."

Dalam permainan pedangku, aku lebih mengutamakan kecepatan daripada kekuatan. Mungkin kalau lawannya adalah beberapa monster saja, kekuatan brutal dapat menang. Namun kekuatan brutal lebih terbilang tidak efektif dengan kerumunan sebanyak itu sejak targetnya adalah satu per satu, bukan seperti sihir yang sekaligus beberapa monster.

Setiap cara memburu punya kelebihan dan kelemahan masing-masing. Buatku yang bekerja dengan prinsip kecepatan, tentunya yang menjadi target untuk diserang adalah titik vital. Kalau saja meleset, apa yang mengikutinya setelah serangan itu menjadi kacau. Untung daya seranganku lumayan besar sejak terbantu sihir juga sedikit-sedikit.

"Shin, sudah siap."

"Sebentar lagi!! Gila kau Sin, sudah tahu monster ada 400, persiapanmu secepat itu."

"Ya elah, namanya monster juga monster. Gampang-gampang."

Kalau dewa takut dengan secuil monster seperti ini, apa yang akan dilakukan oleh manusia coba? Namun kalau berbicara soal dewa, aku tidak pernah menggunakan kekuatan ini lebih dari yang sebenarnya tidak terbatas. Bukannya tidak ingin, tetapi kalau aku mencukupkan segalanya dengan apa yang tercipta dari sihirku, dunia lama-lama akan berubah.

Selama ini aku paling maksimal membuat sihir saja, tetapi itu sendiri pun memberikan dampak yang terbilang lumayan besar. Kurasa monster tidak bisa berevolusi menjadi kebal terhadap sihir, tetapi para penyihir pasti sekarang merasa inferior daripada sihirku.

"Ah terserah kau saja Sin, aku mah hanya bisa melakukan sebisaku. Kita sama-sama punya sihir yang kuat, tetapi milikmu terluar biasa kuat."

"Haishyah, kau itu terlalu banyak meninggikan diriku, dirimu sendiri cukup kuat juga melawan 200 monster sendirian seperti diriku."

"Tidak, tidak, mana bisa, monster-monster sebanyak itu bukan dalam kemampuanku. Sudahlah, fokus menyetir dulu sana."

"Iya, iya. IAI, arahkanku ke posisi di mana portal berada."

Sekejap setelah kami sampai, tentu saja tanpa membuang waktu kami langsung menghajar monster-monster yang ada. Namun rupanya kedatangan kami mengawali pertarungan lebih dulu dari para pemburu monster lainnya. Kurasa rotasi penyebaran info yang ada terlalu lambat, aku langsung tahu sejak portal itu baru muncul dan monster belum keluar.

Setidaknya aku dan Shin sudah membabat sendiri setengahnya sebelum para pemburu lain datang. Kedatangan mereka memberikan kelegaan bagi kami, tetapi tentu memberikan kejutan untuk mereka. Seharusnya mereka yang tahu informasi soal keberadaan portal lebih dulu, tetapi malah kami yang sampai lebih dulu dan sudah memburu begitu banyak.

Akhirnya semuanya selesai 20 menit setelah para pemburu lainnya datang. Tidak lupa tentunya, kami menyisakan beberapa monster yang dikurung untuk membiarkan portal terbuka. Inilah saatnya penentuan, tidak akan ada yang tahu apa yang akan terjadi di balik portal ini.

"Shin, sebelumnya ada yang aku mau coba, soal tali itu."

"Ah benar juga, coba saja, aku juga penasaran apakah portal ini satu arah atau dua arah."

Sebenarnya aku lupa membawa tali, tetapi aku bisa membuatnya, jadi tidak masalah. Oh ya, jangan pikir aku bisa membuat tali dengan mudah, aku harus memahami bagaimana membuat tali dari dasar bahkan dari bahan dasarnya.

Mendapatkan tali yang aku butuh, aku melempar tali itu ke dalam portal dan wala, hasilnya nihil. Portal ini satu arah, tidak ada jalan kembali setelah aku dan Shin masuk. Jadi tentu, tergantung pada sihir teleportasiku berguna atau tidak. Namun aneh rasanya, kalau satu arah kenapa portalnya terus saja terbuka?

"Tidak bisa kembali dengan jalur yang sama ya? Mau bagaimana lagi, harapan kita cuma bergantung pada sihirmu Sin."

"Aku tahu, semoga saja kita tidak terjebak di tempat dibalik portal ini."

Selesai meneguhkan mental kami dan meminta semua orang untuk membunuh monster yang dikurung setelah kami masuk, aku dan Shin melangkahkan kaki dilanjut tubuh kami ke tempat asing. Jujur, kami sudah tidak tahu lagi bagaimana nasib kami setelah ini, semuanya begitu rancu dan tidak dapat diprediksi.

Menginjakkan kaki di dunia dibalik portal ini, aku dan Shin mengamati sekitar dengan hati-hati dan sangat jeli sebelum kami menggerakan kaki untuk melihat ke sekitar. Rupanya tempat ini mempunyai langit ungu kemerahan yang memberikan sensasi haus darah dan kegelapan kelam. Aku juga melihat ada ornamen langit semacam bulan, tetapi sungguh aneh, tidak bisa dideskripsikan oleh kata-kata lagi.

"Kurasa semuanya sekarang tergantung pada kita ya Shin."

"Tidak, semuanya bergantung padamu Sin. Aku tidak bisa sihir, jadi aku hanya bisa bertarung tanpa jalan pulang kalau tidak ada dirimu."

"Haish, aku tidak bisa menyangkal hal itu."

Sekilas melihat, tidak ada monster di sekitar, dan wilayah tempat kami mendarat itu semacam hutan yang begitu rimbun. Apakah semua monster yang ganas itu datang dari tempat seperti ini? Kalau begitu, kenapa portal ini ada, muncul, dan beredar di mana pun sekitar dunia Heresia?

Karena terlalu banyak pertanyaan yang ada di otakku, mungkin satu chapter isi pertanyaan juga pasti bisa. Apakah aku harus memberi tahunya sekarang? Ah sebaiknya lain kali saja, kujamin tidak ada yang mau tahu apa saja pertanyaan-pertanyaanku.

"Shin, menurutmu apa yang terjadi dibalik semuanya ini? Maksudku teori yang kau miliki atas kejadian ini."

"Menurutku? Ah kalau begitu aku bisa menjawabnya sejak dulu sudah selalu begini. Kemungkinan besar bahkan sebelum manusia menduduki Heresia sudah ada."

"Hmm, tidak salah juga sih teori itu, karena pada dasarnya kita para manusia yang mengambil alih dunia ini."

"Nah setelah itu para monster kabur dari dunia Heresia menuju dunia ini. Dan akhirnya sedikit demi sedikit ada yang tidak terima dan balas dendam ke para manusia."

Tunggu, bukankah secara tidak langsung Shin mengatakan bahwa para monster juga punya pikiran? Ini hal baru buatku, kalau memang benar begitu, artinya ada ruang untuk negosiasi? Bagaimana pun, setiap kesempatan harus dimanfaatkan dengan benar. Kalau sampai saja lalai akan satu hal, aku tidak akan tahu kapan kesempatan yang sama datang lagi untuk kedua kalinya.


Load failed, please RETRY

Tình trạng nguồn điện hàng tuần

Rank -- Xếp hạng Quyền lực
Stone -- Đá Quyền lực

Đặt mua hàng loạt

Mục lục

Cài đặt hiển thị

Nền

Phông

Kích thước

Việc quản lý bình luận chương

Viết đánh giá Trạng thái đọc: C229
Không đăng được. Vui lòng thử lại
  • Chất lượng bài viết
  • Tính ổn định của các bản cập nhật
  • Phát triển câu chuyện
  • Thiết kế nhân vật
  • Bối cảnh thế giới

Tổng điểm 0.0

Đánh giá được đăng thành công! Đọc thêm đánh giá
Bình chọn với Đá sức mạnh
Rank NO.-- Bảng xếp hạng PS
Stone -- Power Stone
Báo cáo nội dung không phù hợp
lỗi Mẹo

Báo cáo hành động bất lương

Chú thích đoạn văn

Đăng nhập