Tải xuống ứng dụng
37.93% Caffe Latte With Jae / Chapter 11: Back to Jakarta

Chương 11: Back to Jakarta

Tok tok tokkk

Itu pasti Brian. Aku langsung menarik tangan Brian masuk ke kamarku.

"Bri ayo pulang sekarang" kataku sambil menenteng koper ku.

"heyy caa, ada apa?? Kenapa kenapa?" tanya Brian dan kemudian aku mulai menangis lagi

Brian melihatku dan dia pasti tau aku sedang tidak baik-baik saja

"caa are u okay?" tanya Brian memegang kedua bahuku, dia melihat ku dengan muka penasaran kenapa aku bisa menagis seperti ini

"no! im not okay Bri, makanya ayo pulang sekarang" kataku

"ca duduk dulu, minum baru cerita" Brian memberikakan botol minum yang dari tadi dia pegang. Mungkin itu punyanya, aku gaktau. Aku langsung meminum habis air nya

"Bri aku gabisa certain ini sekarang, kita musti balik dulu Bri" kataku

"ohh okay okay"

"gue uda mesan tiket" kataku sambil mengangkat koperku.

Kemudian Brian mengambil koperku dan kami keluar dari kamarku. Saat aku keluar aku masih liat Jae duduk bersandar disamping pintu kamarnya. Beruntunglah Brian tidak melihatnya, aku takut dia akan beratanya Jae kenapa.

Brian sudah menenteng dua koper ditangan nya, satu punya ku dan satu punyanya. Seperti nya Brian sadar akan kehadiran mu disana

"ehh Je, gue pamit duluan ya sama Ica. Dia lagi pundung kayanya" kata Brian, please Bri gak usah ngomong ke dia saat ini please. Aku tidak berani melihat muka Jae. Lalu aku jalan duluan ke lift

"caa tunggu" kata Brian

Aku dan Brian sudah sampai di bandara, Brian membawa dua sandwich untuk ku dan untuknya, aku lupa kalau aku belum sarapan tadi di hotel.

"makan dulu" katanya sambil memberikan sandwich dan kopi, dia duduk di samping ku

"makasih" kataku lemah

***

Selama di jalan tadi aku hanya diam, dan Brian mengerti bahwa aku tidak ingin di ganggu. Jadi dia tidak berkata apa-apa. Aku tau dia pasti penasaran tentang apa yang terjadi padaku. Tapi aku belum siap untuk cerita ke Brian, aku tau dia pasti akan syok. Cuma mau gimana lagi ini sudah terjadi. Semoga setelah ini tidak terjadi apa-apa dengan ku, kalian paham kan maksud ku apa.

***

Dandi menyapaku saat kulihat dia diujung sana, aku sampai di Halim jam 3 sore, aku sudah menelfon Dandi tadi untuk langsung menjemputku. Aku masih belum mengatakan apa-apa ke Brian.

"bang Bri mau bareng aja ga?" tanya Dandi

"gausah deh Ndi, gue naik taksi aja. Bawa Ica pulang aja tuh dia lagi ga mood kayanya"

"yauda bang duluan ya" Dandi membawakan koper ku, aku sudah jalan duluan

"iya hati-hati, caa nanti telfon gue kalo moodnya uda balik" kata Brian dan aku hanya mengangguk.

Mobil kali ini sangat sunyi, aku tau Dandi tidak berani menanyakan apapun sekarang karena aku benar-benar terlihat sangat tidak mood. Aku usap kasar wajahku mengingat kejadian pagi. Bagaimana mungkin ini bisa terjadi. Apa yang harus aku lakukan nanti kalo bertemu dengannya? Masalah project belum kelar, tambah lagi masalah ini. Tuhan benar-benar sangat menguji ku saat ini

"kak ca sakit?" tanta Dandi pelan, dan aku hanya menggeleng sebagai jawaban

"uda makan? Beli makan dulu yuk" aku tau Dandi sedang berusaha membalik kan mood ku, namun harus kuakui usahanya tidak akan mempan, karena aku benar-benar sedang stress banget. Aku ga mood ngapa-ngapain, makan aja aku sudah tidak nafsu.

"kenyang Ndi, langsung ke rumah aja, pengen tidur" kataku sambil melihat jalanan dari jendela kaca mobil.

"oke siap bos" kata Dandi.

Mungkin yang dia tahu aku hanya ngantuk saja, jadi dia melajukan mobil nya dengan cepat.

Sesampai di apart aku langsung naik ke atas, kebetulan mamah dan papah lagi tidak mampir ke partku. Aku membatingkan tubuhku ke kasur. Huaahh aku benar-benar stress saat ini. Aku tidak berani membuka ponsel ku, aku takut Jae akan menghubungi ku. Aku belum mau membahas apa-apa dengannya.

***

Aku baru saja mandi dengan air hangat untuk merilekskan sedikit badanku lalu aku menggunakan piyama ku sekarang karena aku ingin cepat-cepat tidur. Aku gamau mikirin apapun dulu. Apalagi besok aku harus bertemu client, aku tidak mau besok kondisi ku kacau karena harus memikirkan ini semua.

Ku langkahkan kaki ku keluar lift, aku berharap aku tidak bertemu dengan Jae hari ini, besok dan seterusnya. Semoga hari ini aku bisa melalui semua ini tanpa beban. Ini jam 8 pagi jadi aku bisa melihat beberapa staf baru sampai kemeja mereka masing-masing. Aku masuk ke ruangan ku, dan sekilas tadi kulihat ruangan Jae masih gelap yang artinya dia belum ada di kantor saat ini.

Semoga aku terlihat baik-baik aja hari ini supaya Brian tidak menanyakan apapun. Aku masih belum bisa menceritakan ini semua.

"pagi cantikk" suara Brian kali ini terlihat lebih ceria, mungkin dia fikir mood ku masih sama seperti kemarin.

" pagi Jelek" kataku, aku ingin hari ini terlihat seperti biasa aja

"ehh uda baikan?" tanya nya sambil meletakan segelas caffe latte di atas mejaku

"menurut lo?" tatapan ku mengintimidasi Brian kali ini

"eh uda galak, berati uda normal" Brian tertawa akupun ikutan tertawa, beruntunglah Brian bisa mencairkan moodku hari ini

"Bri nanti ikut ketemu client kan?" tanyaku

Harusnya aku dan Wira yang kesana, tetapi kan Wira sedang sakit jadi terpaksa aku menagajak Brian. Beberapa tugas Wira aku lempar ke Brian dan aku. Kerjaan Wira kami bagi dua karena tidak ingin membebani staff lain, dan sepertinya Brian menikmati nya meskipun kami berdua sering lembur toh gaji nya di naikin hahahaha

"iyaa, jam 10 kan?"

"iya di Senayan City" kataku sambil menata kembali mejaku

"yauda berangkat sekarang aja, kerjaan gue lagi senggang kok" ajak Brian

"ohh boleh, gue juga mau sarapan dulu, tadi ga mood soalnya" kataku

***

Aku dan Brian sudah selesai bertemu dengan client dan semua berjalan lancar, aku tadi sudah sarapan mekdi sihh jadi sekarang masih kenyang. Aku sedang perjalanan kembali ke kantor bersama Brian, alunan lagu mebuat aku dan Brian bernyanyi Ria. Suasana saat ini membuat ku tidak memikir kan apapun, aku merasa lega saja hari ini ternyata hari ku kembali seperti biasa.

Setelah bertemu client aku dan Brian kembali ke kantor. Aku dan Brian berjalan menuju ruanganku, oh iya aku dan Brian seruangan, karena aku males harus keluar ruangan jika meminta bantuan kepadanya jadi aku meminta dia memindahkan meja kerjanya di ruangan ku saja, dan ada satu meja lagi yaitu meja Wira.

"eh si Je benaran ke spore ya?" katamu saat kita melewati ruang Jae

"huhh?"

"iya dia ada perjalanan bisnis. Semingguan deh kayanya, harusnya itu tugas Alice tapi kan dia uda undur diri" Jelas Brian

"ohh" aku duduk di kursi ku

"iya tadinya mau nyuruh elu deh kayanya, tapi kayanya gajadi"

"kenapa gue?" tanyaku

"iyakan lo PR Ca, jadi ya elu lah"

"huumm beruntung bukan gue deh, gue lagi banyak banget kerjaan soalnya" kataku sambil merapikan tumpukin berkas yang ada di mejaku.

Salahkan Wira, ini harusnya pekerjaan dia. Huhh. Lihat kan hari ini aku benar-benar biasa saja, berarti aku bisa melewati hari-hari ku nanti kedepannya.


Load failed, please RETRY

Tình trạng nguồn điện hàng tuần

Rank -- Xếp hạng Quyền lực
Stone -- Đá Quyền lực

Đặt mua hàng loạt

Mục lục

Cài đặt hiển thị

Nền

Phông

Kích thước

Việc quản lý bình luận chương

Viết đánh giá Trạng thái đọc: C11
Không đăng được. Vui lòng thử lại
  • Chất lượng bài viết
  • Tính ổn định của các bản cập nhật
  • Phát triển câu chuyện
  • Thiết kế nhân vật
  • Bối cảnh thế giới

Tổng điểm 0.0

Đánh giá được đăng thành công! Đọc thêm đánh giá
Bình chọn với Đá sức mạnh
Rank NO.-- Bảng xếp hạng PS
Stone -- Power Stone
Báo cáo nội dung không phù hợp
lỗi Mẹo

Báo cáo hành động bất lương

Chú thích đoạn văn

Đăng nhập