Nayla memandang Edwin dengan curiga, dan mulut kecil kemerahannya terbuka, tetapi pada akhirnya dia tidak berkata apa-apa.
"Baiklah, aku akan mengganti pakaianku dulu." Edwin menatap mata Nayla dan tersenyum dengan canggung sebelum mengalihkan pembicaraan dengan cepat.
"Oke." Nayla mengangguk, dan berkata setelah menjawab, "Setelah mandi, Kak Edwin bisa datang kemari untuk sarapan."
Benar saja, Nayla adalah adik perempuan yang terbaik!
Hati Edwin tiba-tiba terasa hangat, dan dia tersenyum pada Nayla. Setelah itu dia berjalan tertatih-tatih ke atas.
Namun, beberapa saat kemudian, teriakan Edwin tiba-tiba terdengar ke atas, "Andre, Andre!! Seseorang menelponmu!!!"
Detik berikutnya, Edwin berlari menuruni tangga seperti embusan angin. Dia meletakkan ponsel di tangannya ke tangan Andre, dan berkata dengan senyum lebar, "Andre, ada telepon dari Jakarta yang mencarimu. Ini! "
--