"Aku ingin membunuh!" Dina Narendra menggertakkan giginya. Dan, faktor haus darah mengalir di pembuluh darahnya. Awalnya mengira bahwa datang ke Kota Ambarawa hanyalah pembunuhan yang main-main, dan menemani Nino Wasik untuk menggelar sebuah adegan, tetapi dia tidak berharap itu benar-benar akan membuatnya mati. jantung.
Begitu Dina Narendra memiliki hati yang suka membunuh, Tuhan tidak bisa menghentikannya.
"Bibi, kamu masih tinggal lebih lama, kamu hampir terbunuh malam ini." Nino Wasik dengan tenang mengingat kan Dina Narendra dari samping, dia memikirkan pertempuran yang hampir bijaksana dan hancur, dan dia tertekan.
"Ngomong-ngomong, ini Dodi Mulyadi. Periksa orang ini dari sisi Louis." Mata Dina Narendra meledak marah, "Bibimu ini hampir jatuh ke tangannya."
"Dodi Mulyadi. Mengerti." Nino Wasik memasuki database anggota Mafia dan mencari Dodi Mulyadi, tetapi menemukan bahwa tidak ada catatan.