Luxury apartments Itaewon Yongsan Seoul****
Pintu apartemen besar dari besi kokoh itu Barus aja terbuka dari luar, langsung ditutup
dengan kaki oleh seorang lelaki yang tengah masuk sembari membopong sang istri, dia juga menyalakan saklar lampu setelah membaringkan Nara di sofa putih ruangan tamu luas rumah mereka.
"Maaf sayang ya, aku terpaksa membawamu pulang kesini, jika kita pulang ke rumah orang tua ku dan ribut lagi di sana mereka pasti dengar soal masalah kita dan bisa cemas, aku takut malah tambah rumit nanti nya, apalagi jika eomma tahu pasti akan marahin aku habis-habisan" Eunhyuk duduk di sisi kiri sofa di mana Nara masih berbaring, dia memijit dahinya yang pusing, perutnya juga sungguh lapar karena sejak kemarin malam dia belum makan apapun, dan pagi ini Eunhyuk juga belum sarapan.
"Aish~ada makanan apa ya di kulkas? Aku lapar sekali"
Eunhyuk berdiri, beranjak menuju dapur di koridor tak jauh dari ruangan tamu, dia meninggalkan Nara yang masih diam sendirian duduk disofa tengah melamun, dia meneteskan air matanya.
"Tuhan....apa aku sudah keterlaluan pada suamiku Aku hanya tak mau kehilangan dia, apa aku salah tuhan? Meskipun aku marah karena kelakuannya yang teledor tapi aku tak boleh egois, bayiku pasti membutuhkan ayah nya, Jisung juga masih membutuhkan ayahnya"
Dewi batin Nara bergejolak,dia gamang juga tak sampai hati memaksa LeeHyukjae melepaskan pekerjaan impiannya, namun bolehkah dia ingin egois sekali saja dan tak di duakan lagi dengan pekerjaan suami nya.
Nara mengusap air mata nya lalu berdiri dari sofa, dia menuju dapur melihat suaminya berdiri di depan kulkas besar untuk
mencari makanan, pria itu bertolak pinggang mengusap tengkuknya setelah mengacak-acak isi kulkas dengan frustasi karena di dalam nya lumayan melompong hanya berisi bahan makanan, dan tak ada makanan yang siap makan.
"Oppa sedang cari apa?"
Nara sudah berdiri di belakangnya, tadi saat dalam perjalanan di mobil Eunhyuk
suaminya ini telah bercerita semua soal masalah nya dengan Cathy Smith itu, soal night club paradise, juga soal obat bius itu tak ketinggalan soal Kim Ryeowook yang masih menghilang, bahkan soal ancaman tentang foto-foto vulgar jebakan wanita licik itu.
Nara jadi kasihan dengan suami nya, pasti dia cukup tertekan selama ini karena banyak nya masalah di kantor nya, apalagi wanita seperti Cathy termasuk tipe yang nekat saat menyukai pria.
"Aku lapar sekali Nay, sejak tadi malam belum makan, aduh perutku sakit"
Nara tersenyum geli, dia iba dan mengusap tangan Eunhyuk lalu memeluk pinggang kekar pria itu dari belakang, Nara menyandarkan wajahnya dipunggung Eunhyuk.
"Hei kamu kenapa lagi eoh? nanti saja kalau mau ngomelin aku lagi, aku sudah bilang berhenti menangis, tolong jangan menyiksa
ku lagi, please~" Nara menggeleng, bahunya naik turun karena terisak dia merasa egois dengan meminta pria itu berhenti menjadi jaksa.
Eunhyuk berbalik, kedua tangannya membingkai wajah wanita terkasihnya yang sembab, dia menghapus lelehan air mata dipipi Nara dengan ibu jari nya.
"Sayang please jangan nangis lagi, kamu harus ingat di rahim mu ada anak kita, dia pasti akan ikut sedih kalau mama nya menangis"
"Oppa apa aku terlihat egois? tapi aku sungguh tak mau kehilangan kamu, aku takut karena pekerjaan ini kamu sering dalam bahaya dan pasti akan ada perempuan lagi seperti Cathy itu nantinya"
Eunhyuk tersenyum menggeleng sambil mengusapi rambut wanita terkasihnya.
"Tidak kok, aku juga berpikir akan mundur seperti keinginan mu itu, seperti nya bekerja di perusahaan keluarga ku lebih baik, apalagi appa pernah meminta ku membantu Sungmin Hyung mengurus LG CORP nanti nya"
"Oppa maafkan aku....."
"Hei cukup bilang maaf seperti itu, aku lebih mementingkan kamu dan Jisung, juga si kecil Lee kita dari pada apapun,
soal pekerjaan itu kita tetap sepakati seperti tadi saja ya"
"Oppa.....aku tahu kamu sangat menyukai pekerjaan mu sebagai jaksa, tapi aku ketakutan setiap saat, aku tak mau Oppa dalam bahaya dan celaka seperti mendiang jaksa Kwon" Nara menangis dengan wajah mendusel pada dada bidang suaminya.
Eunhyuk mengangguk paham, dia mencium hidung bangiri istrinya lalu pipi Nara, dan
berakhir dibibir nya.
"Huft~ aku tahu sayang tapi sekarang tolong buatkan aku makanan apapun, perut ku lapar sekali" Nara terkekeh lalu mengangguk dia berjalan menuju pantry dan mengambil sesuatu di lemari.
Dia juga membuka kulkas karena seingat nya dia masih menyimpan stok daging ayam dan juga sosis dalam freezer.
"Aku akan buatkan sup krim ayam dan sosis goreng untuk oppa, jadi duduk saja dan tunggu masakan ku matang"
"Terima kasih, aku mencintaimu istriku sayang"
"Aku juga~....duduk sana oppa sayang"
Eunhyuk memeluk pinggang Nara yang sedikit berisi dan perut wanita itu yang mulai menonjol karena kehamilan nya sudah berumur sepuluh Minggu.
Nara mulai merebus air memasukkan daging ayam cincang ke air rebusan itu lalu mengusap tangan Eunhyuk yang masih membelai perutnya.
"Jangan menggangguku masak, duduklah di kursi sana oppa!"
"Enggak mau, aku takut jika hanya duduk aku bisa makin rindu dengan mu"
"Eum, kamu nakal sekali, Oppa mirip sekali sama Jisung kalau sedang merajuk"
"Tentu saja kami mirip, Jisung itu anakku kok"
Nara geleng-geleng, kalimat itu selalu dikatakan Eunhyuk jika ada yang menggoda dan menyindir soal anaknya.
"Sayang sore nanti saat Jisung pulang sekolah, kita ajak dia menginap di apartemen ini saja ya Jangan pulang ke rumah orang tua ku, aku kangen menginap disini bertiga bersama kalian"
"Boleh~tapi sekarang biarkan aku memasak sup mu dengan tenang jaksa Lee"
"Ugh baiklah nyonya Lee sayang, jangan lama-lama sup nya, aku tunggu ya"
"Baik Oppa sayang ku, duduk situ tunggu sana"
Eunhyuk tersenyum, dia bersyukur bisa memiliki Nara yang menjadi istri nya, wanita berumur 25 tahun yang begitu pengertian, penurut, dan juga bisa memahaminya lebih dari apapun.
*
*
Flashback on**
"Oppa mengundurkan diri saja dari kejaksaan, aku selalu takut membiarkan oppa bekerja di tempat itu dan setiap hari ada saja masalah, apalagi sering stres dengan kasus yang sulit"
"Semua Pekerjaan pasti ada kesulitan dan resikonya Nay, kamu bahkan tahu jika menjadi seorang jaksa adalah impian ku sejak aku masih SMU kan?"
"Tapi aku takut~ aku selalu tak tenang, kamu sedang kerja tapi juga bertaruh nyawa, pokoknya aku mau oppa berhenti jadi jaksa itu saja!"
"Nara.....~"
"Jika Oppa tak mau berhenti dari sana, kita bercerai saja"
"Apa katamu!?? Yak~ sayang jangan mengatakan soal bercerai lagi!, please~"
"Aku hanya memberi oppa dua pilihan, berhenti bekerja di kejaksaan atau kita bercerai secepatnya!"
Bibir Eunhyuk menganga dengan ancaman istrinya, dia meremas setir mobil Porsche nya frustasi, untung saja dia meminggirkan dulu mobilnya saat menceritakan semua masalah pekerjaannya ini, jika tidak, mungkin dia bisa menabrak karena kaget.
"Apa tak ada pilihan lainnya sayang?"
"tidak ada! jika resiko pekerjaan oppa tidak sebenar ini aku takkan meminta mu berhenti, pilih saja satu, aku atau profesi jaksa?" Eunhyuk mengacak-acak rambut pendek nya bingung, sungguh dia paling tak bisa di suruh memilih, Nara adalah kelemahan nya wanita terpenting dalam hidup nya, namun pekerjaan sebagai jaksa adalah impian nya, kenapa istri nya sama sekali tak mau memaklumi itu, bahkan mengancam nya tadi.
Nara sebenarnya tak pernah keberatan soal profesi Eunhyuk selama ini, bahkan sejak Nara masih SMU Eunhyuk sering memakai profesinya untuk melindungi istrinya, dulu posisi Nara yang masih menjadi adiknya. Jika masih ingat Eunhyuk pernah memenjarakan guru olah raga Nara yang mencoba melecehkan wanita itu.
"Setelah kasus yang diurus oleh tim ku ini beres aku akan mundur, aku Janji akan mundur dari tim high criminal dan jabatanku sebagai wakil kejaksaan"
Eunhyuk bersuara pelan, dia berat mengatakan nya tapi itu harus menjadi pilihan yang dia ambil, dia tak mau juga kehilangan wanita terkasih nya dan anak-anaknya, apalagi saat ini Nara juga tengah hamil.
"Oppa~"
"Aku sungguh-sungguh sayang, pegang janji ku Nay....jadi tolong tetaplah bersamaku selamanya apapun yang terjadi,
sampai aku mati. aku sangat mencintaimu"
"Oppa, terima kasih....."
Nara menghambur memeluk pinggang kekar pria itu, Nara pernah menjadi adik dari Eunhyuk, dia juga tahu betul jika menjadi jaksa adalah impian terbesar suaminya, bahkan larangan dari Lee Sanghun ayahnya dulu yang melarang nya kuliah di jurusan hukum dan meminta nya bekerja di perusahaan, selalu Eunhyuk tentang, dia sering berdebat dengan ayahnya saat lebih memilih kuliah di jurusan hukum.
Lalu saat Eunhyuk baru saja di terima bekerja di kejaksaan Yongsan, dia juga sempat hampir diusir oleh ayahnya dari rumah, karena tak mau mengindahkan larangan orang tuanya, pekerjaan jadi jaksa adalah impian Eunhyuk.
Karena permintaan istrinya saat ini Eunhyuk rela mundur, Nara masih menangis memeluk erat pinggang pria itu, dia seharusnya tahu seberapa penting dirinya untuk suaminya, profesi yang sangat di cintai Eunhyuk harus dia lepas karena syarat dari istrinya.
"Aku mencintaimu oppa, maafkan aku hiks~"
"Sstt....~ sudah jangan nangis lagi sayang, tak ada yang salah disini, aku yang harus kamu ampuni karena sudah bodoh dan
sembrono"
"Lalu bagaimana soal masalah ai Cathy itu?" Tanya Nara cemas.
"Itu urusan yang akan ku selesaikan secepatnya, dia itu licik dan kejam, sejak awal dia sudah berencana menjebak ku jadi
tenang saja aku takkan gegabah lagi Nay"
Suaminya ini cerdas jangan lupakan itu, dan jangan lupakan juga jika di kantor kejaksaan
Yongsan ini fans wanita dari Lee Hyukjae ini juga menumpuk, jadi anggap saja si Cathy itu hanya salah satu dari mereka.
Nara takkan semudah itu melepaskan pria nya, minta cerai lalu membuat si wanita
pengganggu rumah tangga nya jadi punya peluang memiliki Lee Hyukjae, oh tidak Nara takkan sudi, langkahi dulu mayatnya jika berani menginginkan suami nya.
— Chương tiếp theo sắp ra mắt — Viết đánh giá