Eunhyuk menunggu tepat di depan ruang berkunjung untuk tahanan kepolisian, dia melihat jam tangan nya lagi, dan ini hampir pukul delapan malam, sudah satu jam lebih Lee Nara bersama pengacara bernama Lee Donghae itu di dalam, dan belum keluar juga hingga saat ini.
Cklek....
Pintu dari ruang kunjungan di buka oleh petugas, dan dua orang dari sana keluar membuat aura wajah Eunhyuk menjadi makin dingin, karena senyum pengacara muda itu yang terlihat mengejek ke arah nya.
"Aku tunggu di mobil Nara-a jangan lama lama ya"
"Nde oppa, terima kasih"
Cih dia berani memanggil Nara dengan panggilan seakrab itu, lalu panggilan -oppa. Apa apan ini, Sejak kapan panggilan untuk pengacara sialan itu berubah jadi oppa.
"Tunggu! untuk apa kamu menunggu adikku? Dia jelas akan pulang bersama ku, jadi silahkan kau pergi duluan tuan pengacara Lee!"
Eunhyuk memotong, dia kesal setengah mati, karena Donghae malah terkekeh.
"Maaf, malam ini nona Park Nara akan ikut bersama saya, karena tuan Park ayah kandung nya telah memberi saya kuasa selama dia di tahan, untuk menjaga sekaligus menjadi wali putrinya karena umurnya belum dua puluh tahun, mulai malam ini saya akan mengantarnya pulang lalu menjemputnya besok pagi untuk membantunya pindah ke rumah orang tua kandung nya, apa jelas jaksa Lee?"
"Mwo apa kata mu?"
Wajah Eunhyuk memerah, dia menoleh ke arah Nara, dan gadis itu mengangguk pelan.
"Nay tapi ini tak bisa begini?! Kau itu sudah sejak dulu sah di adopsi oleh kedua orang tuaku, ah tidak kalian tak bisa begitu saja mengambil hak wali adikku, enak saja!"
"Kenapa kami tak bisa?"
Eunhyuk meremas tangan nya, dia melihat sebuah sebuah surat tersegel yang di bawah Lee Donghae, dan di tunjukkan ke depan wajah Eunhyuk hingga sangat jelas apa yang tertulis di sana.
Itu adalah perjanjian intern pihak panti asuhan dengan kedua orang tua nya, yang di tanda tangani dan di cap oleh Lee Sanghun sendiri, sebagai tanda dia setuju.
"Hak adopsi dari keluarga Lee akan batal jika anak yatim piatu dari panti asuhan Angel Heart, yang bernama Park Nara masih memiliki orang tua biologis yang sah, ini adalah sample rambut mereka yang akan membuktikan besok, apa tuan Park dan nona Nara benar benar memiliki hubungan darah sebagai ayah dan anak, atau tidak"
"Kau benar benar Lee Donghae?"
Eunhyuk mengusap frustasi wajah nya, kedua matanya berair tak menyangka kedua orang tuanya memiliki perjanjian itu dengan pihak panti asuhan Heart angel.
"Jadi sebelum tes DNA ini membuktikan kebenaran nya, nona Park akan berada dalam pengawasan saya sebagai kuasa hukun tuan Park, bukankah kau paham sebagai orang hukum? jika usia nona Park belum dua puluh tahun atau belum menikah, hak penuh nya ada pada ayah kandung nya"
"Aish jinjja! Baik baiklah saya mengalah! Tapi Awas saja jika ada apa apa dengan adikku"
"Dia bukan adikmu lagi jaksa Lee, setidak nya mulai saat ini"
Donghae tersenyum sinis, menarik lengan mulus Nara yang masih menoleh ke arah nya, dan mengikuti langkah pengacara tampan itu.
Bukkk...
"Brengsek!! Dia dendam padaku gara gara kasus banding nya di tolak, sialan kau Lee Donghae!!"
Eunhyuk mengumpat pelan, menghela nafasnya setelah memukulkan kepalan tangan nya di tembok hingga tangan nya ngilu.
*
*
Dorr....
Dorr....
Dorr....
Dorr....
Si penembak yang seperti orang kesetanan, dan terus meletuskan revolver nya ke papan besar yang jauhnya sepuluh meter dari nya, yang seakan sebagai sasaran pelampiasan kekesalan hati nya juga.
"Hosh hosh hosh brengsek, shit kenapa hatiku masih sakit saja?"
Setelah dua puluh kali tembakan, dan tak satupun ada yang meleset Eunhyuk melepas kacamata juga alat peredam suara di kedua telinga nya, dia mengendurkan ikatan dasinya setelah melepas rompi anti peluru yang tadi dia kenakan karena tubuhnya tiba tiba gerah.
"Wow ini hebat! Dua puluh kali tembakan dan semua tepat sasaran, jaksa Lee sepertinya gelar mu sebagai 'pembidik jenius' di kejaksaan bukan gosip belaka ya"
Prok.....
Prok.....
Eunhyuk menoleh ke arah samping, terlihat Jung Jina baru saja masuk ke arena latihan menembak, dan meletakkan perlengkapan latihan menembak yang di bawa nya ke meja.
"Ku dengar kau sedang cuti kan? Kenapa ada di sini?"
"Dan kau juga semalam ini masih ada di arena latihan menembak, apa akan melakukan penggerbekan lagi besok?"
"Nggak, aku hanya jenuh saja"
"Jenuh karena pekerjaan?"
"Iya, sedikit"
"Kenapa tak mencari hiburan saja jika jenuh?"
Eunhyuk mengisi revelvornya lagi, acuh saja dengan ujaran dan tawa geli wanita itu yang terdengar berlebihan tadi.
"Kenapa tidak kamu sendiri saja yang liburan Letnan Jung"
Panggilan yang membuat Jung Jina tertawa senang, sangat bagus kan jika mereka berpasangan, Jaksa Lee Dan Letnan Jung, sama sama memiliki nama populer di kalangan penegak hukum dan banyak yang berharap mereka kelak berkencan.
"Tadinya saya bermaksud pergi liburan, tapi karena jaksa Cho di rawat di rumah sakit dan harus cuti, jadi inspektur Kim menghubungi saya, meminta membantu anda menggantikan Jaksa Cho, untuk mengurus kasus pembunuhan Han Minjun"
"Oh jadi begitu?"
Eunhyuk memakai lagi rompi anti peluru hitam khusus, dan kacamata khusus menembak nya, rambut hitam nya yang agak basah, dan wajah tampan nya yang sedikit berkeringat terlihat seksi dan membuat intel polisi wanita itu mengigit bibirnya kagum.
"Mau berlomba menembak tidak jaksa Lee?"
Eunhyuk menoleh lagi, dia sedikit kaget saat wanita cantik berambut hitam panjang, dan di ikat kuda, dengan mata lentiknya itu, dia mendekatkan wajah mereka dan berbisik seduktif.
"Sepuluh tembakan saja, jika kamu kalah, kamu harus jadi teman kencan ku malam ini, bagaimana?"
Eunhyuk terkekeh, dia cukup tahu jika intel wanita ini cukup mahir menembak, nama Jung Jina cukup populer di kalangan kepolisian sebagai penembak handal.
"Aku takkan kalah letnan Jung, jika aku menang kau harus mentraktirku makan siang selama satu bulan, apa adil?"
"Ah tak buruk juga hehe mentraktir rekan ku yang tampan ini sepertinya menguntungkan, baiklah kita deal"
Eunhyuk tersenyum smirk bersiap memakai peredam telinga nya, lalu tiba tiba wanita itu berjinjit, dan menjangkau bibirnya.
Ciuman singkat namun cukup memancing gairah jaksa muda ini
"Bayaran sebelum memulai pertandingan kita, ingat eum tentang deal kita tadi"
Wajah pria tampan itu memerah, oh sial bibirnya sepertinya berkedut saat bibir wanita itu menjangkau nya lagi, dan mengusap dada bidang nya.
"Saat itu aku berharap kau yang menjadi parthner ku di misi -pesta seks, sayang sekali malah harapanku tak terkabul"
Kepala Eunhyuk pening saat kedua lengan wanita itu mengalung di lehernya, dan melepas kaca mata khususnya tadi.
"Kencan di ranjang, baru aku anggap kita deal"
"Oh shit kau begitu yakin jika menang? Baiklah tapi tanpa ikatan apapun"
"Eum, oke tak buruk juga 'one night stand' sepertinya bisa meredakan stres, hehehe persiapkan dirimu jaksa Lee sayang, kau akan kalah malam ini" Eunhyuk memejam, saat bibir wanita itu menjangkau nya lagi, dia cukup tahu Jika Jung Jina menaruh rasa padanya, dan selalu jaksa Lee abaikan selama ini.
Namun saat ini, jangan lupakan jika Eunhyuk juga pria normal, dan dia harus menahan godaan besar dari wanita cantik itu, astaga di saat emosinya tak stabil gara gara ulah pengacara sialan Lee Donghae, wanita cantik ini datang menawarkan oase segar di saat yang tepat.
Dor...
Dor...
Dor...
Hanya sepuluh kali tembakan dan sepertinya Jung Jina tengah di lingkupi dewi fortuna hari ini, dia datang ke lokasi latihan menembak, menemukan pria pujaan nya di sana tengah sendirian, dan tiba tiba membuat perjanjian aneh seperti ini.
"Wow pelurumu meleset satu? Hebat kau bahkan tak lelah sama sekali jaksa Lee"
Eunhyuk melepas peredam telinga nya, kesal, mengumpat pelan saat di akhir dia kehilangan konsentrasi nya, dan ini karena adiknya Lee Nara, dia masih saja tak tenang memikirkan gadis itu bersama Lee Donghae, pengacara sialan musuh besarnya.
"Sepertinya kau tahu jika aku bakal kalah, aku tunggu di mobil, jangan lebih dari sepuluh menit menyusulku atau ku tinggal dan perjanjian kita batal"
"Oke, aku akan bersiap"
Jung Jina tersenyum sumringah, melepas ikatan kuda rambutnya hingga rambut panjang hitam nya tergerai indah, dan melepas rompi khususnya, melirik dengan genit pada Eunhyuk yang mendengus sebal.
"Di apartemenku saja malam ini"
"Nde baiklah, jangan lupa dengan sebotol wine juga"
Dia tersenyum saat Eunhyuk berbalik dan hanya melambaikan tangan lewat punggung, seakan ini hari keberutungan, intel polisi muda itu mengambil gambar selfie nya, dan mengunggah nya bersama foto Eunhyuk tadi yang tengah menembak, dan dia ambil diam diam.
------
"Malam ini bersama Jaksa Lee♡♡ menyenangkan dan jangan iri"
Wanita cantik itu terkekeh saat baru saja memposting status nya di grup room chat kepolisian Yongsan, langsung di tanggapi oleh anggota kepolisian, dan kejaksaan yang heboh melihat postingan nya.
"Oh sial!! Letnan Jung kau curang!"
"Ige mwoya?? Argh jaksa tampan ku! Apa ini ada foto yang lain?"
"Hya...apa kalian tengah berkencan!?"
"Dia keren, ugh kenapa bukan aku yang ada di sana?"
"Jangan pelit berbagi jaksa kesayangan dengan ku, awas saja kau eonni!!"
"Eonni, kau merebut jaksa pujaan ku!!"
"Kenapa dia masih ada di arena latihan menembak semalam ini, hyaa Eunhyuk hyung!! Awas saja jika kau kencan diam diam!"
Yang teakhir adalah komentar Kim Ryeowook yang masih ribut di grup chat, dan ternyata begitu banyak fans wanita jaksa muda itu yang mendadak patah hati malam ini.
*
*
Benhil Apartemen, Yongsan- Seoul.
Eunhyuk membuka pintu apartemen mewah nya setelah memasukkan paswordnya, ruang tamu besar dengan tangga besar disana, dan ruang makan dengan dominan warna putih, coklat, dan abu abu menyapa mereka.
Eunhyuk melangkah masuk, di ikuti seorang perempuan yang melepas coat tebal hitam nya, dan mengambil gelas juga di rak dapur, saat pria itu membukai lemari es mencari susu kotak strawberry nya.
"Tidak menawariku segelas air?"
Jung Jina bersandar di pantry, dress hijau lumut dengan rok pensil hitam itu memamerkan lekuk tubuh sempurna nya.
Eunhyuk mendengus menuangkan jus jeruk ke gelas Jung Jina, yang dia temukan dari kulkas nya, dan dia meneguk susu dingin tadi langsung dari kotak kemasan nya.
"Tampak nya tak ada yang berubah di sini?"
Pria itu melepas dasinya, setelah melucuti jas abu abu nya, dan tersenyum miring.
"Kau seperti tuan rumah nya saja nona Jung?"
"Hehehe benarkah? Ehm terakhir kali aku ke sini saat itu beramai ramai dengan anggota tim high criminal, dan sebelum jaksa Kwon menikah kan"
"Iya itu setahun lalu"
Eunhyuk berbalik, sepertinya dia ingin mandi dulu, agar penat dan kesal nya menguap.
"Mau kemana?"
"Tentu saja mandi, sejak pagi kemeja ku juga belum ganti"
"Tapi aku suka bau keringatmu"
Mata Eunhyuk melotot, saat wanita itu menempelkan belahan dadanya yang cukup besar di dada bidang Eunhyuk, dan berjinjit.
"Kau bisa mandi setelah kita bermain, aku suka melihat wajah mu yang berkeringat dan belum terkena air shower jaksa Lee"
"Ckck wajahku bahkan lusuh, ini bukan di kantor, panggilan seperti itu menjijikkan, tolong lepaskan tangan mu"
"Eum annio, kamu tampan...- sayangku"
Eunhyuk menggeram lagi saat wanita itu makin berani, memainkan kancing kemeja nya melepas satu satu, dan mencium bibir Eunhyuk dengan bergairah.
"Shit berhenti Jung Jina---"
"Eum, aku bawa pengaman tenang saja"
"Hanya one night stand dan tanpa ikatan apapun?"
"Oke deal, tak masalah, malam ini kamu milikku Lee"
Eunhyuk membalas ciuman wanita itu, tak kalah panas karena efek kesal di hatinya, juga godaan yang sejak tadi dia tahan sekuat tenaga.
Dua orang itu larut dalam ciuman panas, dengan tangan mereka yang menggapai, menyentuh bagian sensitif tubuh masing masing lawan jenisnya, tengah saling memuaskan, dan merabai milik masing masing dengan bergairah.
"Di mana kamarnya?"
Eunhyuk memejam, wanita itu benar benar ahli membuat gairahnya meletup, dan meremas kejantanan nya yang bangun dengan gagah sejak tadi.
"Di kamar bawah saja"
Eunhyuk mendorong pinggang Jung Jina, kedua bibir mereka masih saling melumat panas saat berjalan ke koridor kamar, dan sesekali dia menggeram karena wanita itu menarik resleting celana kain nya menurunkan nya hingga lepas, dan mengusap dengan gemas ereksi nya yang masih terbungkus boxer.
"Shit kau hebat argh lakukan lagi ouhh...."
Dengan rakus Eunhyuk melumat habis gundukan besar itu, mencecap puting itu dengan gigitan kecil bahkan keras, hingga si pemilik payudara kepayahan dan mendesah seksi.
Dia melempar dres hijau wanita itu ke sembarang arah, juga melucuti rok wanita itu, dan terakhir menarik lepas Bra hitam nya.
Jung Jina yang kini polos telanjang, dalam kuasa Lee Hyukjae yang kesetanan karena ulah pengacara sialan Lee Donghae.
"Ugh Lee Hyuk jae kamu curang, shit argh aku mau dia masuk ke sini"
"Tidak!! Puaskan aku dulu argh cepat-----"
Jina meremas milik Eunhyuk lagi, pria itu masih memakai kemeja putihnya, dan Jung Jina sudah polos tanpa apapun.
"Shit, cepetan lepas brengsek!"
Jung Jina tersenyum senang, dengan buru buru dia melepas kain bawah di tubuh Eunhyuk hingga kejantanan besar, panjang, gagah itu tegak menjulang dengan indahnya, meminta untuk segera masuk ke mulut mungil wanita itu, dan dia kulum dengan bergairah.
"Nay.....argh shit lebih cepatt....err.....palli ~ Nay argh....."
Eunhyuk meracau, Siapa yang dia panggil. Nara, Tak ada yang sadar karena mereka tengah di selimuti nafsu.
Mulut wanita itu yang penuh dengan penis milik Eunhyuk, dan mengulum nya penuh gairah, lalu membuat pria itu mendesah panjang, saat semburan sperma nya muncrat dengan deras.
Jung Jina dengan senang hati dan rakus menelan nya hingga habis, lalu mereka yang kembali saling melumat bibir dengan ganas di ranjang, hanya di selimuti rasa saling ingin memuaskan nafsu masing masing.
"Dimana pengamanmu hah? shit berikan mana?"
Eunhyuk masih berada di ambang sadarnya, dia buru buru memakai kondom ke penisnya, yang di sodorkan wanita itu, dan langsung memasukkan kejantanan nya ke lubang intim yang memerah terangsang telah menunggu nya.
Dengan pekikan mereka yang tertahan saat vital mereka saling menyatu.
Yeay....one night stand....apa mungkin dia bisa sedikit mengurangi kekesalan nya dengan cara ini.