"APA!!" Abra langsung bangkit dari kursi kerjanya, dia meninggalkan jas dan langsung berlari dengan wajah panik, dia berlari keluar ruangan menuju lift, dengan tak sabaran dia menekan tombol di dinding lift, beberapa kali, sehingga rasanya tiap detik begitu lama bagi Abraham.
"Tuan, tuan!" Pegawainya memanggil dari arah belakang tapi dia tak peduli, hanya satu di kepalanya saat ini, yaitu anaknya, Dave.
Wajahnya tampak tegang dan ketakutan, dia tak sabar menuju ke lobby, dimana ia memarkir mobilnya.
Setelah tiba di lobby dia langsung memanggil salah satu petugas valet.
"Antara kan aku ke rumah sakit A!" Ujar Abra dengan suara dalam dan gelap, terlihat jelas frustasi dan panik di wajahnya
Petugas valet yang sedang berjaga itu langsung mengambil kunci mobil Abra, dan mempersilahkan bosnya yang tampak panik.
Selama perjalanan Abra memasang wajah tegang dan berkali kali menggosok wajahnya dengan telapak tangan.