Steve terdiam mendengar suara Lyra menangis dan juga sedikit merasa bersalah akan sikap yang ia lakukan. Lyra terus menangis dengan keras, ia tidak akan peduli jika Steve harus memarahinya ataupun menghina dan melakukan hal lain sebagainya, ia tidak akan peduli.
"Tolong berhentilah menangis!!" teriak Steve.
"Hiks ... hiks ... kenapa semuanya terjadi!! Aku tidak pernah menginginkan semua ini terjadi!" teriak Lyra.
Steve dengan kesal berjalan menuju kamar mandi, dan meninju pintu kamar mandi sampai bolong. "Kamu bisa diam tidak!" bentak Steve.
Melihat Steve sudah marah seperti itu, Lyra berusaha untuk tutup mulut dan diam. Tetesan darah segar mulai mengalir dari tangan Steve. "Kamu tidak apa – apa?" tanya Lyra khawatir.
"Lepaskan! Jangan sentuh aku! Aku tidak butuh perhatian darimu!" tolak Steve.