"CUKUP!"kini Wira mengambil alih keadaan yang tidak kondusif di keluarganya.
"Maksud kamu apa Rafiz? Kita duduk dulu, ceritakan secara perlahan sama Oma. Jangan dahulukan emosi Nak" kata Oma, menghampiri Rafiz dan mengelus surai cucu kesayangannya.
Rafiz menurut, dia mengikuti langkah Oma.
Duduk di ruang keluarga Wijaya.
"Papa hanya bisa menerka, tapi Papa tidak ingin langsung menghakimi Mama kamu. Tolong kamu jelaskan secara detail" pinta Wira sang kepala keluarga.
"Pa...."panggil Nara,
"Mama diam!" gertak Wira, memberikan ruang bagi putranya untuk berbicara dan menjelaskan semuanya.