BRAK !!!
Bianca menggebrak meja kerja Arvin di kantornya. Melampiaskan kekesalannya. Membuat Arvin terkesiap di tempat duduknya.
"Kenapa sampai sekarang kamu diam aja? Kenapa kamu gak bantu aku buat dapetin Rafiz!" teriak Bianca kepada adiknya. Membuat Arvin mengangkat sebelah alisnya.
"Obsesi Kakak sama Kak Rafiz sudah cukup sampai di sini. Bukannya Kakak sudah tau, Kak Rafiz udah nikah. Tolong berhenti. Kakak membuat diri Kakak seperti orang bodoh jika Kakak berprilaku seperti ini" pinta Arvin, dengan nada serendah mungkin.
"Kamu gak mikirin kebahagiaan aku? Kamu tega aku sengsara karena aku tidak bisa bersama jodohku!" hardik Bianca, membuat Arvin mengelus dadanya.
"Kak, dia sudah bertemu jodohnya. Yang ada Kakak jadi pelakor, sudah cukup Kakak jagain jodoh orang. Biarkan Kak Rafiz bahagia dengan istrinya" kata Arvin memberi nasehat. Namun bukan itu yang Bianca butuhkan melainkan retaknya hubungan Rafiz dan Cherlly.