Elang yang mendengar Via menanyakan alasan kenapa tidak boleh pakaian dalam bagian atas langsung mencium kembali pipi Via.
"Kenapa aku punya istri begitu polos banget kaya kamu. Setiap wanita yang menghampiri diri ku sampai rela tak menggunakan bahan walau hanya sehelai saja dan tanpa diminta atau di perintah olehku. Tapi aku senang punya istri seperti kamu yang polos dan aku beruntung mendapatkanmu. Walau sebenarnya kamu tak seberuntung diriku yang mendapatkanmu. Aku akan berusaha membuatmu bahagia, Via" ucap Elang dalam hatinya.
"Kak, kak, kak Elang" panggil Via dan mengibaskan tangannya di depan muka Elang tapi tak ada respon sama sekali.
"Aku cium saja kak Elang, biar sadar dari lamunannya. Bagaimana aku mau ambil baju dan memakainya jika tanganya masik memelukku dengan erat begini dan tangannya juga udah mulai pindah posisi kebagian dadaku lagi, untung aku udah sholat isya kalau tidak alamat aku mandi basah lagi karena ulah kak Elang" ucap Via kesal dan langsung mencium bibir Elang singkat.
Elang yang mendapat ciuman tiba-tiba dari Via langsung kaget dan mulai kembali ke posisi dan sikapnya yang dingin.
"Kamu mulai berani ya, Via" ucap Elang dingin, padahal untuk menutupi rasa gugupnya.
Via yang sudah bebas dari pelukan Elang pun mulai mau melangkah ke kamar mandi namun tak jadi karena mendengar suara.
"Kau, mau kemana Via?" tanya Elang sinis
"Via ingin ke kamar mandi kak untuk berganti baju disana karena disini ada kak Elang" ucap Via takut dan menundukkan wajahnya.
"Jika aku bertanya atau siapapun kau harus melihatnya, jangan menunduk seperti itu. Kamu mengerti tidak Via?"ucap Elang penuh tekanan disetiap kata.
"Jika ingin berganti pakain, pakai saja disini. Lagi pula aku sudah pernah melihat dirimu tanpa menggunakan sehelai benang dan aku ini suamimu bukan orang lain. Satu lagi jangan lupa apa yang aku minta tadi sama kamu" ucap Elang dengan entengnya dan melangkah menuju sofa yang ada di ruangan ganti baju itu.
"Permintaan kakak yang mana?" tanya Via
"Kau lupa atau pura-pura lupa, Via. Baik, aku ulangi permintaan aku yang ingin kamu pakai piyama lengan panjang tapi jangan pakai pakaian dalam bagian atas. Sudah ingat Via?" ucap Elang dengan santainya dan menatap lurus ke arah tubuh Via yang masih terbalut mukena.
"Kenapa Via tak boleh menggunakan pakaian dalam bagian atas? Memangnya ada apa?" tanya Via dengan begitu polosnya.
"Pertama alasannya adalah tak baik untuk kesehatan jika tidur menggunakan itu. Alasan paling utamanya adalah bayi besarmu ini ingin setiap malam saat tidur menghisap dan tak ingin lepas dari puting payudara milikmu serta tanganku ingin bermain di payudaramu yang tak aku hisap. Karena itu tempat favoritku dan candu ku. Sekarang kamu mengerti" ucap Elang yang masih menatap Via lurus dan melihat Via mulai memakai celana panjang piyamanya dan mulai beralih ke bajunya.
Elang yang melihat Via akan menggunakan atasan piyama langsung berjalan ke arah Via tanpa mengalihkan pandangannya. Elang langsung melepas pengait pakain dalam Via dan langsung meminta Via melepaskannya. Via melakukan apa yang Elang minta tanpa menolak. Elang yang sekarang fokus dengan kedua bukit kembar milik Via langsung mendekatinya dan menghisapnya dengan kuat kembali seakan-akan belum kenyang tadi ibunya memberi makan dan tangannya yang bebas langsung memilin puting payudara dan meremasnya sesekali.
Via yang mendapatkan serangan tiba-tiba dari Elang kembali tak bisa memberontak karena posisinya sudah terbentur sama lemari pakaian. Via membiarkan apa yang Elang sekarang lakukan tapi itu tak bisa bertahan lama apa yang Elang lakukan.
Tok tok tok
"Tuan, apa anda ada di dalam. Makanannya sudah selesai disajikan di meja"
"Ya, aku ada di dalam. Jika sudah selesai keluar saja" ucap Elang ketus dan dingin.
Pak San dan beberapa pelayan yang membantu membawa makanan merasa aneh dengan suara tuannya bukan seperti biasanya.
"Saya pamit keluar kalau begitu, tuan" ucap pak San mewakili pelayan yang bersamanya.
Elang tak menjawab ucapan pak San, karena dia sedang kesal dan marah kesenangannya diganggu. Via yang melihat Elang dengan wajah yang memerah dan tatapan matanya yang menyeramkan memberanikan diri untuk menyentuh dan bicara sama Elang.
"Kak, kak tidak apa-apa jika nanti selasai makan dilanjutkannya atau mau….. Mau nanti pas makan Via duduk dipangkuan kakak terus menyuapi kakak makan dan kedua tangan kakak bisa bebas bermain di….kedua payudara milik Via atau di tempat lain" ucap Via sedikit terputus saat akan mengucapkan maksudnya untuk memendam amarah Elang.
"Baik, kalau kamu tidak masalah kakak saat kita makan tangan kakak bebas bermain di payudaramu atau di tempat lain. Kamu jangan menyesal dan tiba-tiba menolak nanti, karena kakak tak suka penolakan atau larangan pada kesukaan kakak. Kamu yakinkan itu" tanya ulang Elang meyakini apa yang dia dengar.
"Iya, Via yakin koq kak" ucap Via.
"Baiklah kalau begitu, Ayo kita makan dengan cara spesial" ucap Elang menarik ke luar ruangan baju ganti menuju meja yang sudah tersaji makanan begitu banyak.
Elang sebelum duduk di sofa yang ada meja yang penuh makanan melangkah ke pintu kamarnya dan lift untuk dia kunci otomatis agar tak ada yang bisa masuk. Elang tak ingin kedua payudara Via yang terekspos nanti yanag sedang Elang mainkan dilihat oleh orang lain selain dirinya. Elang membiarkan baju yang dipakai Via tak terkancing 2 buah dari atas, untuk mempermudah tangan Elang masuk dan mengeluarkan dua-duanya dari balik baju.
Saat Via sudah duduk dipangkuan, Elang mulai melingkarkan tangannya di pinggang Via dan tangan satunya langsung masuk ke dalam piyama. Via membiarkannya karena itu sesuai yang dia ucapkan tadi.
Via mulai menyuapi Elang terlebih dahulu setelah itu dia terus seperti bergantian. Kedua tangan Elang pun selama disuapi Via sudah tak bisa diam. Sesekali Elang menghisap puting payudaranya, memilin puting payudara, meremasnya atau bahkan menggigit dan menariknya yang membuat Via harus menahan rasa sakitnya. Jangan ditanyakan tangan yang satunya yang bermula sedang melingkar di pinggang Via mulai menelusup masuk ke celana dalam dan bermain di bagian bawah. Via yang mendapatkan Elang melakukan itu pun hanya pasrah. Elang yang melihat makanan sudah habis dan memberi Via waktu cukup lama dari selsai makannya.
"Via lanjut di tempat tidur ya, aku sudah ingin menghujamkan juniorku lagi ke milikmu" ucap Elang memelas.
"Iya, tapi tunggu Via rapikan meja makan ini dulu kak" ucap Via ragu-ragu.
"Tak usah kau rapikan, itu nanti saja. Sekarang aku ingin mendapatkan makanan pencuci mulut" kata Elang berbisik ditelinga Via.
"Bukannya kakak sudah makan pencuci mulutnya, apa masih kurang kak" tanya Via polos.
"Pencuci mulut yang aku maksud adalah kamu. Sekarang ayo kita ke tempat tidur" ucap Elang langsung mengangkat tubuh Via dan langsung menghisap salah satu payudara milik Via.
"I…iya kak" balas Via.
Setelah makan malam selesai dan ditutup dengan cuci mulut versi Elang punya. Elang mulai mencium bibir Via pertama-tama pelan semakin lama Elang menuntun lebih dan meminta Via membuka mulutnya lebih lebar. Elang mulai turun ke leher dan lupa meninggalkan tanda kepemilikan yang banyak disana terus turun ke dada dan mulai melakukan menghisap, menggigit serta sesekali menarik puting payudara Via. Payudara Via yang satunya pun tak luput dari tangan Elang yang memilin dan menarik puting payudara serta meremasnya. Elang mulai turun ke bawah dan bermain ke area vagina milik Via. Elang mulai menghisapnya dan sesekali menjulurkan lidahnya dan menggigitnya itu membuat Via tak bisa diam dan mengangkat tubuhnya dan memperlihatkan kedua puting payudara Via mengeras. Elang yang melihat itu pun tak bisa tinggal diam, tangannya mulai kembali meremas dan memilinnya Elang menghujamkan juniornya ke milik Via dan mulai memompanya dan mulutnya yang langsung melahap payudara Via kembali dan meremasnya. Elang melakukan itu beberapa kali dengan berbagai macam gaya bercinta. Setelah puas Elang menutupi tubuh polos Via dengan selimut dan Elang memberi kecupan dibibir dan kening. Elang memakai piyama kembali dan meminta pak San merapikan meja dan piring-piring kotor.
Setelah Elang memastikan tak ada yang kotor sedikitpun di kamarnya, Elang melangkah ke pintu yang langsung masuk ke ruang kerjanya.
Disana sudah ada Roy yang sedang memeriksa dokumen dan memastikan acara konferensi pers berjalan lancar tanpa halangan atau gangguan dari pihak mana pun.
"Bagaimana segala persiapan untuk acara konferensi pers nanti, Roy? Apa ada masalah dengan perusahaan saat aku tak kembali lagi tadi" tanya Elang menatap Roy.