Ryouichi pun sampai didepan pintu ruang perawatan. Ryouichi berniat untuk masuk, namun dia membatalkan niatnya setelah mendengar suara aneh dari dalam ruangan itu.
"Enzo, kau membuatku kesakitan. Bisakah kau lebih lembut kepadaku?" ucap Akari.
"Ma-maaf, aku akan lebih lembut kepadamu. Bagaimana? Apakah sudah tidak sakit?" ucap Enzo.
"Iya, sudah tidak sakit. Ah…" ucap Akari.
"Bi-bisakah kau berhenti mengeluarkan suara aneh itu? Tenang saja, aku akan membuatmu nyaman" ucap Enzo.
Terlihat Ryouichi yang tengah mendekatkan telinganya ke pintu dan menguping pembicaraan antara Enzo dan Akari.
"A-apa yang mereka lakukan? Aku tahu mereka berpacaran, namun bukankah itu terlalu cepat? Lagipula kita sedang berada di markas provinsi lain, bagaimana kalau mereka ketahuan oleh prajurit lain?" gumam Ryouichi dengan wajah memerah.
"Ketua, apa yang anda lakukan?" ucap Natsumi yang berada di belakang Ryouichi.
"Bi-bisakah kau tidak mengejutkanku seperti itu?" ucap Ryouichi terkejut.
"Tuan Ryouichi, mengapa wajah anda memerah seperti itu? Apakah anda sakit?" ucap Tiara.
"~kyuu?" terlihat Reina yang bingung dengan tingkah Ryouichi saat itu.
"Ah, tidak apa-apa. Aku hanya sedang kepanasan" ucap Ryouichi.
"Kepanasan? Bukankah suhu di provinsi ini lebih dingin dibanding provinsi kita?" tanya Natsumi.
"Ah, aku tadi berolahraga dengan Kolonel Ray. Jadi aku masih merasakan panas karena olahraga tadi." ucap Ryouichi.
"Hmm… Baiklah kalau begitu. Saya akan masuk untuk mengecek kondisi Akari" ucap Natsumi
"Jangan!" teriak Ryouichi yang berusaha menghalangi pintu agar Natsumi tidak masuk ke dalam ruangan itu.
"Ada apa denganmu, ketua? Anda sangat aneh hari ini" ucap Natsumi.
"Ka-kalian bisa melihat hal yang aneh jika masuk kedalam sana" ucap Ryouichi.
Natsumi terlihat memaksa untuk masuk kedalam ruangan itu namun Ryouichi tetap menghalangi Natsumi. Tiba-tiba pintu ruangan itu terbuka dan Enzo melihat Ryouichi serta Natsumi yang tengah mendebatkan sesuatu.
"Ketua,apa yang anda lakukan diluar?" ucap Enzo.
"Ah, Enzo. Apakah kami menganggumu dan Akari? " ucap Ryouichi.
"Apa maksud anda Ketua?" tanya Enzo penasaran.
"Bukankah kau dan Akari sedang menikmati waktu bersama kalian? Yah kau tahu, mencoba untuk membuat manusia baru di bumi ini " ucap Ryouichi.
"Manusia baru?" tanya Enzo sembari memiringkan kepalanya.
Tidak beberapa lama, Enzo menyadari tentang hal yang diucapkan oleh Ryouichi. Terlihat wajah Enzo memerah, lalu Enzo pun menjelaskan apa yang dia lakukan bersama Akari kepada Ryouichi.
"Aku minta maaf ! " teriak Ryouichi sembari menundukkan kepalanya.
"Ternyata benar, ketua adalah orang yang mesum" ucap Natsumi sembari memasang ekspresi jijik dan agak menjauh dari Ryouichi.
"Ti-tidak, kalian salah paham! " ucap Ryouichi.
"Tu-tuan Ryouichi, saya tidak keberatan jika tuan ingin melakukan hal itu dengan saya" ucap Tiara malu-malu.
"Bisakah kau tidak mengatakan hal yang malah membuatku seperti majikan yang memaksa pelayannya untuk berbuat hal yang aneh?" ucap Ryouichi sembari salah tingkah.
Akari melihat pemandangan Ryouichi yang salah tingkah dan mulai tersenyum hingga akhirnya tertawa.
"Mengapa kau tertawa seperti itu, Akari?" tanya Natsumi.
"Ah tidak, hanya saja aku merasa kita sangat dekat layaknya keluarga. Aku sungguh bodoh jika mengira ketua akan marah dan mengabaikanku." ucap Akari.
"Akari…" ucap Natsumi.
Akari pun berdiri dari duduknya dan menundukkan kepalanya kepada Ryouichi.
"Ketua, saya mohon maaf atas kesalahan saya. Saya membuat ketua dan yang lainnya kesulitan karena kecerobohan saya. Saya harap ketua tidak mengeluarkan saya dari pasukan ini meskipun saya adalah beban dari pasukan ini." ucap Akari dengan nada menyesal.
Ryouichi pun berdiri dan mengelus kepala Akari.
"Akari, siapa yang berkata kalau kau adalah beban? Siapapun yang berani berkata seperti itu akan kupukul dengan tanganku sendiri" ucap Ryouichi.
Akari pun mengangkat kepalanya dan memandang Ryouichi.
"Ketua…" ucap Akari lirih.
"Kau dan yang lainnya sudah menjadi bagian dari keluargaku, aku tidak akan marah hanya karena kesalahan seperti itu. Dan aku juga tidak akan pernah membuang salah satu dari kalian, jadi kau tenang saja" ucap Akari.
"Aku selalu diberitahu oleh prajurit lain ketika masih berada di akademi dulu bahwa diriku adalah orang yang bodoh dan terlalu polos. Mereka juga berkata aku adalah beban bagi mereka, namun ketua dengan mudahnya memaafkanku meski aku sudah membuat masalah bagi ketua." ucap Akari sembari menangis.
"Aku tidak pernah menganggapmu sebagai beban, malah pasukan ini menjadi lebih ceria dengan adanya dirimu. Bukan hanya diriku, baik Enzo, Natsumi dan juga Tiara selalu menganggapmu sebagai teman sekaligus keluarga. Jadi jangan pernah berkata bahwa kau adalah beban." ucap Ryouichi sembari tersenyum.
"Ketua, aku akan selalu mengikutimu sampai akhir hidupku" ucap Akari.
"Baguslah kalau begitu, sekarang hapuslah air matamu. Kita akan membicarakan tentang hal yang akan kita lakukan selanjutnya." ucap Ryouichi.
Akari pun menghapus air matanya dan mereka mulai membicarakan hal yang akan mereka lakukan selanjutnya.
"Setelah mempertimbangkan beberapa hal, aku memutuskan untuk menetap di markas provinsi ini untuk beberapa hari" ucap Ryouichi.
"Mengapa anda memutuskan menenetap disini untuk beberapa hari? Bukankah lebih baik kita menuju markas provinsi lain agar misi kita cepat selesai?" tanya Enzo.
"Sebenarnya, Kolonel Ray memberitahuku bahwa dia memiliki calon anggota baru untuk pasukan ini. Dan kebetulan kita memang membutuhkan anggota baru" ucap Ryouichi.
"Anggota baru yah? Aku jadi tidak sabar menantikan hal itu" ucap Akari.
Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu dari luar.
"Silahkan masuk" ucap Ryouichi.
Pintu itupun terbuka.
"Maaf mengganggu, Kolonel Ray menyuruh saya untuk menunjukkan jalan menuju kamar kalian" ucap Mayor Fumita.
"Baiklah kalau begitu, mari kita ikut dengan Mayor Fumita" ucap Ryouichi.
Ryouichi dan yang lainnya pun mengikuti Mayor Fumita menuju kamar masing-masing dan akhirnya beristirahat hingga hari berganti menjadi pagi.
"Ah, sudah pagi yah. Selamat pagi Reina" ucap Ryouichi.
"~kyuu"
Ryouichi pun bangun dari tidurnya dan membuka jendela. Dirinya pun berganti pakaian, dan memegang syal merah pemberian dari Rose yang berada di atas meja yang akhirnya dia kenakan.
"Rose, aku tidak sabar untuk bertemu denganmu. Apa yang sedang kau lakukan sekarang?" ucap Ryouichi sembari menyentuh syal merah itu.
"~kyuu?" terlihat Reina melompat ke kepala Ryouichi.
"Aku tidak apa-apa Reina, aku hanya merasa kesepian karena jauh dari Rose. Jadi beginikah rasanya merindukan seseorang ? rasanya sungguh tidak nyaman." gumam Ryouichi.
Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu.
"Ketua, ini saya Akari. Mayor Fumita bilang kalau Kolonel Ray ingin bertemu kita " ucap Akari dari balik pintu.
"Ah, baiklah. Aku akan segera keluar" ucap Ryouichi.
Ryouichi pun keluar dari kamarnya dan berjalan bersama Akari untuk bertemu dengan Kolonel Ray.
"Ada apa Akari? Daritadi kulihat kau selalu memandangiku. Apakah ada yang salah denganku hari ini?" tanya Ryouichi.
"Bu-bukan seperti itu ketua, hanya saja saya penasaran dengan syal merah yang selalu ketua kenakan. Apakah syal itu berharga?" tanya Akari.
Ryouichi pun tersenyum setelah mendengar pertanyaan dari Akari.
"Syal merah ini adalah pemberian dari seseorang yang sangat kucintai dan sangat kusayangi. Saat ini aku sangat ingin bertemu dengannya, namun nampaknya aku harus bersabar menunggu momen itu tiba" ucap Ryouichi sembari tersenyum dan memegang syal merah miliknya.
"Hmm… Bolehkah saya bertanya siapa nama orang itu" tanya Akari penasaran.
"Orang itu bernama Rose" ucap Ryouichi.
"Rose? Mengapa nama itu terdengar tidak asing? Dimana aku pernah mendengar nama itu?" gumam Akari.
"Ada apa Akari?" tanya Ryouichi.
"Ah, tidak apa-apa ketua. Mari kita lanjutkan perjalanan kita" ucap Akari bersemangat.
Ryouichi hanya bisa tersenyum kecil ketika melihat tingkah Akari.
Akhirnya Ryouichi pun bertemu dengan anggota lainnya di ujung lorong yang sedang menunggu dirinya.
"Selamat pagi ketua" ucap Enzo.
"Baiklah, karena semua sudah berada disini mari kita langsung bertemu dengan Kolonel Ray" ucap Mayor Fumita.
Ryouichi dan anggota lainnya pun mengikuti Mayor Fumita menuju kebun bunga milik Kolonel Ray.
"Wah, indah sekali bunga-bunga ini" ucap Akari.
"Benar, warnanya sangat indah sekali" ucap Tiara sembari mencoba menyentuh bunga-bunga itu.
"Terima kasih atas pujiannya, namun aku berharap kalian tidak memetiknya." ucap Kolonel Ray yang ternyata duduk di atas dahan pohon.
"Kolonel Ray, bisakah anda menghentikan kebiasaan anda duduk diatas pohon dan mengejutkan orang seperti itu?" ucap Mayor Fumita.
"Haha, maaf tentang hal itu " ucap Kolonel Ray sembari melompat turun dari pohon itu.
"Jadi apa alasan anda menyuruh kami kesini?" ucap Ryouichi.
"Bukankah kemarin aku sudah memberitahumu kalau aku mempunyai calon anggota baru untuk pasukan milikmu" ucap Kolonel Ray.
"Jadi, dimana dia?" tanya Ryouichi.
Kolonel Ray tersenyum setelah mendengar pertanyaan Ryouichi.
"Dia ada dibelakang kalian" ucap Kolonel Ray.
Tiba-tiba Ryouichi serta anggota lainnya tersentak dan memasang posisi bertahan setelah merasakan hawa membunuh yang besar dibelakang mereka.
"Se-selamat pagi" ucap salah satu sosok yang tidak asing dimata mereka.
"Kau? Bukankah kau adalah prajurit yang diganggu oleh prajurit lainnya di kantin kemarin?" ucap Akari.
Prajurit itu memiliki postur tubuh sedang serta berambut pirang dan juga memiliki paras wajah imut dan manis.
"Te-terima kasih telah menolongku kemarin" ucap prajurit itu sembari menundukkan kepala.
"Ketua, apa tadi anda merasakan hawa membunuh itu?" ucap Enzo sembari masih memasang posisi bertahan.
"Ya, tidak salah lagi. Aku sangat kenal dengan hawa membunuh itu" ucap Ryouichi.
"Apa maksud anda ketua?" tanya Natsumi.
"Kolonel Ray, bisakah anda jelaskan kepadaku. Mengapa bisa ada half-demon di markas provinsi Selatan?" ucap Ryouichi sembari memasang wajah serius dan menatap Kolonel Ray dengan tajam.
"Half demon?! Prajurit itu adalah half-demon?" tanya Akari terkejut.
Kolonel Ray pun terlihat membakar rokok miliknya dan tersenyum kepada Ryouichi.
"Aku akan menjawab pertanyaanmu setelah kau dan pasukanmu berhasil mengalahkan half-demon itu" ucap Kolonel Ray.
"Ja-jangan bilang kalau kau adalah dalang dibalik semua ini? Kau adalah salah satu [Guardian] yang berkhianat dan bekerja sama dengan organisasi [Black Rope]?" tanya Ryouichi dengan wajah yang seakan tidak percaya dengan apa yang dia alami.
Terlihat Kolonel Ray yang hanya diam memandang Ryouichi.
"Kolonel Ray!" teriak Ryouichi dengan wajah kecewa.
"Mayor Fumita, apa anda tahu tentang hal ini?" tanya Ryouichi.
Mayor Fumita hanya bisa terdiam dan membuang pandangannya kearah lain.
"Jadi begitu… [Saint Wolf], bersiaplah untuk bertarung!" teriak Ryouichi sembari menggertakan giginya.
"Natsumi, Akari dan Tiara tolong bantu kami dengan sihir kalian. Enzo, kau bisa aktifkan [Insignia] milikmu" ucap Ryouichi.
"Baik, ketua!" ucap anggota lainnya serentak.
"Khronos, datanglah dan bantu aku menebas musuh yang menghalangi jalanku" ucap Ryouichi.
Khronos pun muncul ditangan Ryouichi, Ryouichi pun memasang posisi untuk menyerang half-demon itu.
"Ryouichi, jangan bilang kau ingin mengaktifkan mode itu lagi?" tanya Ro-chan.
"Maaf, tapi kali ini aku tidak punya pilihan lain" ucap Ryouichi.
"Baiklah kalau itu keinginanmu, tapi ingatlah untuk tidak berlebihan memakai mode barumu ini" ucap Ro-chan.
"Tenang saja. Aku tidak akan berlebihan kali ini" ucap Ryouichi.
Tiba-tiba tubuh Ryouichi diselimuti aura hitam dan membuat gelombang serta angin besar.
"Demon Slayer Dark Mode Aktif!" teriak Ryouichi.
Setelah berteriak, tubuh Ryouichi terlihat memakai armor hitam dengan disertai garis emas di sekelilingnya.
"Setelah aku menghabisi half-demon itu, selanjutnya adalah giliranmu Kolonel Ray" ucap Ryouichi sembari mengacungkan pedang nya kearah Kolonel Ray.
Kolonel Ray hanya diam dan menghisap rokok miliknya.
"Enzo, kau serang dari arah kiri. Aku akan langsung menyerangnya dari depan dan jangan gegabah, half-demon itu lebih kuat di bandingkan half-demon yang pernah kita lawan sebelumnya." ucap Ryouichi.
"Baik!" teriak Enzo.
"Sekarang saatnya!" teriak Ryouichi.
Natsumi pun merapal sihir pendukung kepada Ryouichi dan juga Enzo.
"[Speed Enhance]"
"[Attack Up]"
"[Health Regeneration]"
Akari pun juga terlihat membantu dengan merapal sihir yang membuat tombak tanah dan menghujani half-demon itu seketika.
" Terima ini!" teriak Enzo.
Enzo terlihat mengeluarkan serangan yang dapat menebas musuhnya sebanyak puluhan ribu tebasan. Karena terlalu cepat, serangan Enzo tidak dapat di lihat oleh mata normal.
Terlihat half-demon itu dapat dengan mudah menghindari seluruh serangan beruntun dari Enzo.
"Kau pikir dapat menghindar dengan mudah seperti itu? Terima ini!" teriak Ryouichi yang berlari dengan cepat kearah half-demon itu.
Ryouichi terlihat melapisi pedang Khronos dengan aura hitam miliknya dan melepaskan kekuatan penuh untuk menusuk half-demon itu.
"[Ultimate Skill : Dark Flame Sword ]!"
Serangan itu pun menyebabkan gelombang kejut yang besar dan membuat debu-debu berterbangan.
"Ketua!" teriak Enzo.
Setelah debu-debu itu menghilang perlahan terlihat serangan dari Ryouichi yang dapat ditahan oleh half-demon itu. Terlihat aura yang melindungi half-demon itu dari serangan milik Ryouichi.
"Ma-maaf, tapi sepertinya seranganmu tidak cukup kuat untuk menghancurkan pertahananku" ucap half-demon itu dengan agak kaku.
Ryouichi pun tersenyum menyeringai.
"Siapa yang memutuskan tentang hal itu?" ucap Ryouichi.
"Apa?!" ucap half-demon itu terkejut.
Perlahan aura yang melindungi half-demon itu pun retak dan akhirnya aura pelindung itu hancur dengan satu dorongan terakhir dari Ryouichi. Setelah aura pelindung half-demon itu hancur, Ryouichi langsung menendang half-demon itu hingga terlempar jauh dan menghantam tanah.
"Jangan remehkan kekuatan yang diberikan oleh Makkun kepadaku. Kekuatan ini memang khusus digunakan untuk menghabisi makhluk sepertimu" ucap Ryouichi
Perlahan Ryouichi berjalan mendekati half-demon itu. Tiba-tiba Kolonel Ray muncul dengan cepat melindungi half-demon itu.
"Dan akhirnya kau datang dan melindungi half-demon itu, Kolonel Ray" ucap Ryouichi yang berhenti mendekati half-demon itu.
Kolonel Ray dan Ryouichi pun akhirnya berhadapan satu sama lain.
"Apa ada hal yang ingin kau katakan kepadaku untuk terakhir kalinya, Kolonel Ray?" tanya Ryouichi.
Kolonel Ray pun berdiri dengan tegap dan tiba-tiba menundukkan kepalanya kepada Ryouichi.
"Maaf Ryouichi, aku hanya bercanda" ucap Kolonel Ray.
Ryouichi dan anggota lainnya pun terkejut setelah mendengar perkataan dari Kolonel Ray.
"Haaaa… ? Apa maksudmu dengan bercanda?" ucap Ryouichi sembari memasang ekspresi penasaran.
"Sebenarnya…" ucap Kolonel Ray.
Beberapa menit sebelum pertarungan Ryouichi dan half-demon itu, Kolonel Ray sadar bahwa ada sedikit kesalahan perhitungan dalam rencananya untuk bercanda dengan Ryouichi.
"Sial, mode apa itu?! Ryota, kau sialan. Kau tidak pernah memberitahuku kalau Ryouichi mempunyai kekuatan seperti itu" gumam Kolonel Ray.
Kolonel Ray pun mencoba untuk perlahan berjalan pergi berniat kabur, namun kerah baju bagian belakangnya di tarik oleh Mayor Fumita.
"Bukankah sudah saya bilang untuk tidak membuat masalah baru? Niat awal anda adalah untuk mengajarkan kepada Ryouichi untuk tidak terlalu percaya kepada [Guardian] lain bukan? Mengapa anda malah ingin kabur?" ucap Fumita sembari menghela nafas.
"Ta-tapi lihatlah kekuatan Ryouichi ketika memakai mode itu, aku rasa Ryouichi sangat marah kepadaku sekarang. Aku bisa mati jika langsung masuk ke pertarungan itu" ucap Kolonel Ray.
"Itu adalah kesalahan anda, sekarang pergi kesana dan cepat beritahu Letnan Dua Ryouichi bahwa ini semua adalah rencana anda untuk mengerjainya" ucap Mayor Fumita.
"Baiklah, selamat tinggal hidupku yang kusukai. Kuharap kalau aku mati hari ini, setidaknya aku bisa bertemu dengan Ayumi" ucap Kolonel Ray sembari berlari ke pertarungan Ryouichi dengan wajah pasrah.
Setelah menjelaskan segalanya kepada Ryouichi, akhirnya Ryouichi menjadi tenang kembali.
"Bukankah rencanamu untuk mengerjaiku sudah keterlaluan?" ucap Ryouichi.
"Itu benar Kolonel Ray, walaupun anda hanya ingin bercanda namun itu sudah keterlaluan."ucap Mayor Fumita.
Terlihat Kolonel Ray yang sedang duduk ditanah dan di nasehati oleh Ryouichi serta Mayor Fumita.
"Tapi sebenarnya niatku baik, hanya ingin mengajarkan Ryouichi tentang hal yang akan terjadi jika dia sembarangan percaya kepada [Guardian] lain" ucap Kolonel Ray memasang ekspresi wajah menyesal.
"Tetap saja bercandamu terlalu berlebihan, jadi siapa half-demon itu?" tanya Ryouichi.
Terlihat anggota pasukan Ryouichi yang lain hanya bisa melihat Ryouichi yang sedang memarahi Kolonel Ray. Terlihat pula Akari yang sedang membantu merawat luka half-demon itu.
"Half-demon itu adalah satu-satunya half-demon yang berhasil aku selamatkan ketika dia dijadikan kelinci percobaan oleh organisasi [Black Rope] dan karena itu jugalah half-demon itu sering mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari prajurit lainnya" ucap Kolonel Ray.
"Jadi dia juga adalah korban dari organisasi [Black Rope]?" ucap Ryouichi sembari melihat kearah half-demon itu yang sedang dirawat oleh Akari.
Ryouichi pun berjalan menuju half-demon itu dan mengacungkan pedang kepada half-demon itu.
"Ke-ketua? Apa yang anda lakukan? Bukankah itu semua hanya bercanda saja?" tanya Akari.
Enzo pun langsung menarik Akari menjauh dari Ryouichi dan half-demon itu.
"Apa yang kau lakukan Enzo? Lepaskan aku, bagaimana jika ketua menyerang half-demon itu?"
"Tenanglah dan lihat saja, ketua bukanlah orang seperti itu" ucap Enzo.
Akari pun diam dan hanya melihat Ryouichi yang tengah berbincang dengan half-demon itu.
"Siapa namamu?" tanya Ryouichi kepada half-demon itu.
"A-aku tidak mempunyai nama" ucap half-demon itu dengan nada takut.
"Apakah kau ingin bergabung dengan pasukan milikku?" ucap Ryouichi.
"Eh? ta-tapi aku adalah half-demon, aku tidak pantas diperlakukan seperti manusia" ucap half-demon itu.
"Apakah kau ada niatan untuk membunuh manusia?" tanya Ryouichi.
"Ti-tidak ada sama sekali. Aku selalu ingin berteman baik dengan prajurit manusia lain, namun mereka langsung melempariku dengan batu ketika melihatku dan menyuruhku untuk pergi dari hadapan mereka. Namun aku tidak pernah memiliki dendam kepada mereka, Kolonel Ray juga menyuruhku untuk tetap bersabar" ucap half-demon itu sembari menundukkan kepalanya.
"Kalau begitu apa bedanya kau dengan manusia biasa seperti ku?" ucap Ryouichi.
Half-demon itu pun langsung mengangkat kepalanya dan melihat Ryouichi yang sedang tersenyum kepadanya.
"Aku tidak menjamin bisa membuatmu nyaman jika bergabung dengan kami, namun aku berani menjamin bahwa tidak akan ada orang yang berani melemparimu lagi dengan batu jika kau bergabung dengan kami" ucap Ryouichi.
"Apakah aku berhak hidup seperti manusia? Bahkan jika diriku adalah half-demon?" tanya half-demon itu.
"Tentu saja kau berhak menentukan hidupmu sendiri, karena hidupmu adalah milikmu sendiri. Sekarang bergabunglah dengan pasukanku" ucap Ryouichi sembari tersenyum dan mengulurkan tangannya kepada half-demon itu.
Half-demon itu pada awalnya ragu untuk meraih tangan Ryouichi, namun akhirnya dia yakin untuk bergabung dengan pasukan Ryouichi dan meraih uluran tangan Ryouichi.
"Bi-bisakah aku meminta satu hal kepadamu?" ucap half-demon itu.
"Silahkan katakan saja permintaanmu" ucap Ryouichi.
"Bisakah kau memberiku nama?" ucap half-demon itu ragu-ragu.
"Baiklah, bagaimana dengan Chloe? Nama itu terdengar bagus untukmu" ucap Ryouichi.
"Namaku Chloe… " gumam half-demon itu dengan ekspresi bahagia.
"Tapi ketua, bukankah itu adalah nama seorang perempuan? Sedangkan half-demon tersebut adalah seorang laki-laki" ucap Akari.
"Heh, laki-laki?! Jadi dia bukan perempuan? Maaf kukira kau adalah perempuan" ucap Ryouichi terkejut.
"Tidak apa-apa, aku suka dengan nama itu. Karena nama itu adalah pemberian darimu, master" ucap half-demon itu sembari tersenyum kepada Ryouichi.
"Bertambah satu lagi anggota yang memanggil ketua dengan panggilan yang aneh" gumam Natsumi sembari melihat Tiara.
"Mengapa kau melihatku seperti itu Natsumi? Apa ada yang aneh dariku?" tanya Tiara.
"Tidak apa-apa, lupakanlah" ucap Natsumi.
Terlihat Tiara yang bingung dengan jawaban dari Natsumi.
Kolonel Ray pun tersenyum setelah melihat hal itu.
"Jadi pada akhirnya rencana anda berhasil, Kolonel Ray" ucap Mayor Fumita kepada Kolonel Ray.
"Tentu saja dan aku bersyukur bahwa masih ada orang seperti Ryouichi yang mau menerima dan bahkan mengulurkan tangan kepada half-demon itu" ucap Kolonel Ray sembari membakar rokoknya.
"Nampaknya anda juga berhutang penjelasan kepada Kolonel Ryota mengenai hal ini. Bukankah Kolonel Ryota tidak tahu bahwa anda mencalonkan seorang half-demon untuk pasukan milik Letnan Dua Ryouichi?" ucap Mayor Fumita sembari meninggalkan Kolonel Ray.
Ekspresi Kolonel Ray berubah menjadi cemas dan ketakutan setelah mendengar perkataan Mayor Fumita.
"Sial, aku lupa tentang hal itu. Ryota bisa membunuhku jika dia tahu tentang hal ini. Tunggu Fumita! Apa kau bisa merahasiakan ini dari Ryota? Fumita, tunggu aku!" ucap Kolonel Ray sembari mengejar Mayor Fumita.
Hari itu anggota pasukan Ryouichi bertambah dan esok harinya Ryouichi memutuskan untuk pergi menuju markas provinsi selanjutnya.