Yura menikmati cerita dari Lina tanpa sadar. Dia kini tahu bahwa selama ini Lina berada di dalam siksaan sebagai konsekuensi atas ketidaktahuannya di masa lalu.
Yura membantu menghapus air mata di wajah Lina. Dia bisa melihat bahwa semakin Lina bercerita, semakin tenang dirinya, Itu juga membuat Yura semakin tahu bagaimana cara untuk menyembuhkan trauma di dalam diri manajernya ini. "Tidak, kamu tidak salah, kamu tidak tahu tentang hal itu."
"Tapi itu memang salahku. Aku masih ingat istrinya menatapku. Dia seolah menunggu waktu yang tepat untuk membunuhku." Saat tampilan istri dari gurunya terputar di benaknya, Lina merasa hidupnya tidak bisa tenang.
Lina tiba-tiba berhenti berbicara. Mulutnya bergetar. Dia ingin menangis tapi air matanya tampak tidak bisa keluar lagi. Ekspresinya saat ini seperti orang yang sangat ketakutan.