Keesokan paginya, Farah menerima panggilan aneh. Layar ponselnya dihiasi dengan nomor yang tidak dikenali. Farah ragu-ragu sejenak, lalu mengangkat telepon. Ada suara serak di telepon, seolah-olah itu sengaja dibuat seperti itu. "Apakah Anda Nona Farah?"
Farah merasa ngeri, "Siapa kamu? Kenapa kamu punya nomor ponselku?"
Terdengar tawa keras dari ujung telepon, "Jangan khawatir tentang bagaimana saya bisa tahu. Saya memiliki apa yang Anda inginkan di tangan saya. Jika Anda mau, saya akan menunggu Anda di restoran di lantai bawah perusahaan Pak Tara sore ini."
"Apa? Apa maksudmu?" Farah ingin mengatakan sesuatu, tetapi orang itu sudah menutup telepon. Farah duduk dan menelepon kembali, tetapi tidak ada yang menjawab di sana. Farah duduk di tempat tidur. Dia menggigit bibir bawahnya dan menatap nomor tersebut. Siapa orang itu? Mungkinkah dia memiliki hubungan dengan Tara?