Lian hendak berjalan meninggalkan kantor untuk menemui Cheva
"Tunggu!"
Langkah kaki Lian terhenti setelah mendengar suara ayahnya. Lian berbalik dan menoleh manatap ayahnya. Dia menatap dengan tatapan dingin dan sikap tenang
"Ada apa lagi? Apa masih ada sesuatu yang perlu ayah bicarakan denganku?". Tanya Lian dengan sikap acuh tak acuh
"Ayah, ayah setuju dengan apa yang kamu katakan. Ayah bersedia bekerja disini untuk melunasi biaya rumah sakit Aluna"
Lian mengerutkan dahi hingga kedua alisnya hampir menyatu, ada rasa kesal dan cemburu yang ia rasakan
"Ayah rela melakukan apa saja untuk Aluna, anak tiri ayah. Tapi ayah tidak pernah bersikap baik padaku sama sekali, bahkan jika itu hanya untuk menepuk pundakku saat aku mengalami mimpi buruk mengenai ibu". Pikir Lian dengan sorot mata tajam penuh kebencian
Hallo pembaca sekalian. Terima kasih sudah membaca novel ini.
Cara memberikan ulasan & batu kuasa itu gampang banget!
Di aplikasi, kalian pergi ke informasi novelnya, lalu scroll ke bawah & tekan tombol mengundi.
Untuk ulasan kalian tekan ulasan dibawah tombol mengundi lalu setelah itu tekan tombol bergambar pensil, lalu tulis deh ulasan kalian.
Gampang banget bukan? ;)
Kalian bebas mau kasi bintang berapa, mau kritik dan saran juga boleh