Tải xuống ứng dụng
100% Cerita Gadis Kembar / Chapter 27: Chapter 26

Chương 27: Chapter 26

Pagi yang cerah , matahari bersinar. Lexy menggendong tas hitam miliknya. Ia berjalan menuruni anak tangga. Segera menuju meja makan untuk sarapan. Terdengar bunyi klakson mobil dari luar rumah , Lexypun segera menghabiskan sarapannya . Lalu bergegas kedepan untuk melihat siapa yang datang dan sekalian berangkat pergi kesekolah.

Sesampainya didepan , Lexy mengerutkan keningnya. "Kok gak bilang kalo mau jemput gue ?" tanya Lexy seraya membuka pintu mobil lalu masuk dan duduk disebelah kemudi. Namun sayangnya , orang itu tak memberi sepatah atau dua patah kata. Ia langsung menancap gas dan meninggalkan pekarangan rumah Lexy.

Seperti biasa , senin nyebelin karena harus berangkat pagi agar tak kena hukuman Pak Dodo alias guru kesiswaan gara gara telat upacara. Sejauh ini , Lexy tak pernah telat upacara. Ini menjadi tanda tanya besar untuk Dirgan , sebab telah terjadi perubahan yang begitu sangat drastis dalam diri Alexa. Seperti yang Dirgan tahu , bahwa Alexa itu adalah orang yang pemalas. Dia selalu tiba disekolah hanya beberapa detik sebelum bel masuk.

Berbeda dengan Lexy yang memiliki jiwa semangat tinggi. Dia slalu on time . Mungkin sebelum bangun pagi dia sudah berada disekolah. Hahaa.... si author ada ada aja , mana ada yang seperti itu thor. Ngaco ah ! Oke , kita lanjut lagi kesekolahan Lexy. Beberapa menit setelah Lexy tiba disekolah , upacarapun segera dilaksanakan.

Dalam upacara itu , Kepala Sekolah memberikan pengumuman tentang turnamen basket putra antar sekolah. Yang akan dilaksanakan sesegera mungkin. Setelah itu , upacara selesai. Semua murid bubar lapangan.

Waktupun berjalan begitu cepat. Selang beberapa jam setelah upacara , bel istirahatpun berbunyi.

"Ngantin yok !" ajak Bella menghampiri kedua sahabatnya.

"Okeh." Sahut Jessica seraya membereskan buku buku yang ada diatas meja kedalam tasnya. "Lex , ngantin gak ?" tanya Jessica.

"Lets go !" jawab Lexy bersemangat. "Tumben lo gak bareng si Ikhsan ?" tanya Lexy kepo.

"Katanya , mu kumpulan dulu sama ketos." jawab Bella.

"Ngapain ?" tanyanya lagi seraya berjalan berdampingan keluar kelas.

"Mungkin mau bahas soal turnamen." timpah Jessica.

"Kenapa sama ketos ?" tanya Lexy lagi.

"Dia kan ketua tim basket juga , mungkin sekalian mau bahas soal ketua baru untuk tim basket sekolah kita." jelas Bella. "Lagian , turnamen nanti kelas 3 dilarang ikutan."

"Oh ." jawab singkat Lexy.

Merekapun tiba dikantin , dan segera memesan makanan. Setelah makanan datang , dengan segera mereka menyantapnya.

"Bang !" panggil Lexy kepada seorang pelayan dikantin.

"Iya nenk ?" sahut sipelayan seraya menghampiri meja yang ditempati Lexy and the genk.

"Bang , pesan air mineralnya 2 botol."

"Siap nenk." pelayan itupun pergi mengambilkan pesanan Lexy.

"Elo dehidrasi , haus apa gimana ? Minuman elo aja masih penuh , ngapain lo pesan air mineral ? 2 botol lagi ." gerutu Jessica.

"Tahu tuh , kaya berudu aja." timpah Bella.

"Ah , kepo kalian." ketus Lexy seraya meyuruput minuman miliknya.

Setelah pelayan tadi memberikan pesanan Lexy , iapun segera beranjak dari tempat duduknya dan meninggalkan kedua sahabatnya tanpa basa basi.

"Nah , nah , nah ! Mau keman lo ? Maen pergi aja." ujar Jessica setengah teriak. Namun Lexy tak menggubrisnya. Ia terus berjalan menjauhi kantin. Dengan cepat Jessica dan Bellapun segera menyusulnya.

"Adek sama kakak , jahilnya sama. Sama sama nyebelin juga." umpat Jessica setelah mensejajarkan langkahnya dengan Lexy.

"Jeessss ! Sssttt iihh !" ucap Bella mencubit pinggang Jessica sambil mengkode dengan mengerdip matanya. Namun yang ada Jessica sama Lexy malah tertawa bersamaan , membuat Bella mati kebingungan dan terhenti langkahnya.

"Kalian ini kenapa sih ?" tanya Bella seraya menggaruk garuk kepalanya yang gak gatal. Mereka masih saja tertawa dan mengacuhkan Bella.

"Gue suka berteman sama elo , Bell." ucap Lexy seraya menepuk pundak Bella. Bellapun membelalakan matanya , dan terdiam menganga tak mengerti apa yang dikatakan oleh Lexy. Lalu mereka melanjutkan kembali langkahnya dan berhenti dipinggir lapangan basket. Yang dimana banyak para cogan cogan berkumpul ditengah lapangan . Termasuk Dirgan dan Ikhsan.

"Yah , kalo tahu mau kesini mah . Gue tadi beliin juga minuman buat pacar gue." ketus kesal Bella dengan membuat garis dibibir melengkung keatas alias cemberut.

"Udah sana , balik lagi aja ke kantin." ujar Jessica membalikkan badan Bella.

"Ogah ! Cape gue." sargah Bella.

Tak lama kemudian , para cogan bubar lapangan. Bellapun dengan semangat segera menghampiri Ikhsan ketengah lapangan.

"Dasar alay." celetuk Jessica.

Dirgan yang sadar akan kehadiran Lexy , iapun menghampirinya kepinggir lapangan.

"Nih , buat lo ." ucap Lexy seraya menyodorkan satu botol air mineral. Dirganpun meraupnya , lalu meneguknya hingga habis seperempat botol berukuran 600 ml.

Seketika ia melihat satu botol air mineral yang dipegang Lexy dan memperhatikan gerak gerik Lexy seperti sedang mencari seseorang. Dirganpun menengok ke arah tengah lapang lalu kembali memperhatikan Lexy.

"Cari siapa ?" tanya Dirgan.

"Jason." jawab Lexy singkat. Mendengar jawaban Lexy , sesaat Dirgan paham . Botol air yang dipegang Lexy ternyata untuk Jason. Dirganpun mendelik lalu beranjak pergi kembali ke tengah lapang , dan melempar botol minuman yang dikasih Lexy kepada Ikhsan.

"Elo kenapa nyari Jason ?" tanya Jessica.

"Gue kira dia ikutan kumpul basket ." jawab Lexy. "Bukannya dia juga jago basket ?" lanjutnya.

"Si Jason memang jago basket , sama seperti Dirgan . Mereka juga sering dikatakan pasangan emas , sampai disebut DirSon oleh para penggemar waktu SMP dulu sebelum mereka punya masalah." jelas Jessica yang dibalas anggukkan kecil oleh Lexy. "Tapi , gue gak yakin kalo sekarang si Jason ikutan basket juga. Lihat aja barusan , sikap si Dirgan masih kesal saat lo sebut nama si Jason." jelasnya lagi.

"Mmm... Gue harus lakuin sesutu. Supaya mereka baikan." pikir Lexy.

"Elo mau ngelakuin apa ?" tanya Jessica penasaran. Lexypun membisikkan sesuatu ketelinga Jessica.

"Ide bagus tuh." ujar Jessica seraya tersenyum.

Tak terasa belpun berdenting menandakan istirahat telah usai. Semua murid kembali belajar sampai bel pulang berdenting.

"Gan !" panggil Lexy seraya menggendong tasnya dan menghampiri meja Dirgan. "Gue pulang bareng Jessica , elo pulang duluan aja. Gak papakan ?" tanya Lexy.

"Okeh." jawab Dirgan datar dan langsung pergi keluar kelas.

"Gue duluan , Jason." pamit Lexy kepada Jason.

"Bye , Jason !" ujar Jessica centil melambaikan tangan seraya menggandeng lengan Lexy. Jasonpun membalas lambaian tangan Jessica.

Merekapun bergegas menuju parkiran mobil , lalu menancap gas meninggalkan pekarangan sekolah.

Tanpa disadari , mobil Jessica telah diikuti oleh sebuah mobil Yaris merah dari waktu mereka keluar gerbang sekolah. Setelah setengah perjalanan menuju rumah Lexy. Jessica baru menyadari ketika ia melihat spion mobil , bahwa dirinya dan Lexy telah diikuti oleh satu mobil.

"Lex ! Coba lo lihat mobil belakang deh ." titah Jessica.

"Kenapa Jess ?" tanya Lexy.

"Gue rasa , ada yang ngikutin kita deh." pikir Jessica.

"Siapa sih ?" tanyanya lagi seraya menengok kebelakang. "Itu mah aki aki ( kakek kakek) atuh Jess." ujar Lexy.

"Bukan yang itu !" ujar Jessica. "Yang belakangnya lagi." jelasnya.

"Mana sih ?" Lexypun bertanya tanya seraya menatap lekat lekat mobil belakang dari dalam mobil.

"Itu yang merah." jawab Jessica yang sesekali melirik spion.

"Ah , itu mah perasaan elo aja kali." sangkal Lexy. " Mungkin satu arah kali."

"Gak mungkin Lex ." bantah Jessica. "Gue tadi sempat lihat mobil merah pas baru keluar gerbang sekolah. Kayaknya itu mobil yang sama deh." jelasnya lagi.

"Okeh , okeh. Gue coba telpon Bi Inah dulu." ujar Lexy.

"Lho , kok nelpon Bi Inah sih ?" pekik Jessica.

"Udah deh , dyem aja dulu." Lexypun mengeluarkan ponselnya dari dalam tas. Lalu mencari nomor Bi Inah di dial kontaknya. Klik ! Lexypun menelpon nya.

Tuuutttt... Tuuutttt...

📞 "Halo non !" sapa Bi Inah.

📞 "Halo bi !" sahut Lexy. "Bi , bibi bisa tolongin Lexa gak ?"

📞 "Tolongin apa ya non ?"

📞 "Bibi , pura pura jadi pemilik rumah saya. Kalo bisa bibi dandan dan pake baju yang mewah." titah Lexy.

📞 "Memangnya ada apa non ?"

📞 "Pokoknya , bibi turutin aja . Nanti bibi juga bakalan tahu ."

📞 "Siap non !"

📞 " Kalo udah beres , langsung kedepan ya bi. Bentar lagi saya nyampe kok."

📞 "Beres non !"

Bi Inahpun segera mengganti pakaiannya , untung saja Lexa pernah membelikannya pakaian mewah.

Lexypun telah memasuki gerbang rumahnya , dan berbisik sesuatu kepada satpam rumahnya. Tak lama dari itu , sebuah mobil berhenti tepat depan gerbang rumah Lexy. Dan keluarlah 3 orang gadis berseragam putih abu dari dalam mobil tersebut. Satu gadis berambut panjang ikal keluar dari pintu supir. Satu gadis berambut pendek sebahu dengan bando diatas kepalanya keluar dari pintu depan . Dan satu gadis lagi berambut panjang dikucir kuda keluar dari pintu penumpang.

"Woaw !" ujar takjub gadis berambut pendek ketika melihat rumah mewah yang besar didepan mereka.

"Ini rumah siapa sih , Can ?" tanya gadis yang dikucir kuda.

"Elo , gak salah ngikutin orang kan ?" tanya gadis berambut pendek kepada sigadis berambut panjang ikal.

"Gue yakin kok ." jawabnya.

"Yaudahlah , kita tanya satpamnya aja dulu." ujar gadis kucir kuda.

Merekapun menghampiri pos satpam rumah Lexy.

"Siang Pak ! " sapa ketiga gadis itu. "Maaf , saya mau tanya . Ini rumahnya Alexa bukan ?" tanya langsung salah satu gadis itu.

"Maaf , kalian siapa ?" tanya Muklis.

"Kita temannya Alexa Pak ." jawab gadis berambut ikal.

"Alexa ? Siapa Alexa ?"

"Mobil yang barusan masuk rumah ini , itu teman Kami Pak ."

"Itu mobil majikan saya. Kalian ini siapa ? Ada perlu apa sama majikan saya ?" tegas Muklis.

Tiba tiba mobil Jessica berjalan menuju gerbang.

"Nah , itu mobil teman kita Pak." ujar gadis berambut pendek.

"Jangan ngarang kalian !" Sudah , kalian pergi saja dari sini."

TIIDD.... TID TIIIDDD !!!!

Suara klakson mobil Jessica berbunyi . Lalu keluarlah seorang Ibu ibu paruh baya dari dalam mobil Jessica. Ketiga gadis itupun kaget .

"Ada apa ini ?" tanya Ibu ibu tersebut.

"Ini Bu , ada yang nyari Ibu. Mereka mengaku katanya teman Ibu." ujar Muklis.

"Kalian siapa ? Ada perlu apa kalian cari saya ?" tanya galak ibu ibu tersebut.

"Aduh ! Maaf bu , kita salah alamat." ujar salah seorang.

"Iya bu , kami minta maaf." timpahnya lagi. "Permisi Bu." Merekapun pamit dan segera berlari masuk kedalam mobil lalu menancap gas dan melaju sangat cepat.

Setelah mobil Yaris itu tak terlihat lagi , semua tertawa terbahak bahak. Termasuk Lexy dan Jessica yang ternyata ngumpet dibelakang mobil.

"Akting yang luar biasa." ujar Jessica. "Wah , Bi Inah sama Pak Muklis cocok tuh jadi pemain sinetron." puji Jessica.

"Makasih ya Bi , Pak." ucap Lexy berterima kasih.

"Memangnya mereka itu siapa non ?" tanya satpam.

"Mereka itu fans kita Pak." jawab Jessica iseng sambil tertawa.

"Ah si neng , kalo fans mah gak mungkin atuh dikerjain kayak gitu ." tukas Muklis. "Aya aya wae neng Desi mah."

"Jessie Pak ." jelas Jessica.

"Eh , iya neng Jessica. " ucapnya lagi.

"Tapi non , mereka pakai seragam sama seperti non Lexa . Mereka satu sekolah sama non ?" tanya Bi Inah.

"Iya bi , mereka satu sekolah. Mereka juga kakak kelas saya." jelas Lexy.

"Mereka itu geng Red Devils bi." timpah Jessica.

"Waduh ! Devils ?" ujar satpam dengan pasang jari telunjuk didagu seraya berpikir. "Itu artinya Setan , berarti setan merah dong." tebak Muklis , sok pintar. "Wah si nenk mah , mana ada setan cantik kaya mereka ."

"Cantik sih Pak , tapi kelakuannya kayak setan." tukas Jessica.

"Ya , sudah. Kalo begitu , Bibi pamit ke belakang ya non." pamit Bi Inah seraya berjalan menuju rumah.

"Makasih ya Bi ." ujar Jessica.

"Pak Temon , tolong bawa lagi mobilnya ke depan rumah ya Pak." titah Lexy kepada supir yang membawa mobil Jessica.

"Baik non." sahutnya seraya memarkirkan mobilnya.

Lexy dan Jessicapun beranjak dari depan dan berjalan menuju rumah. Merekapun masuk dan segera naik kelantai dua .

"Tuh kan , apa gue bilang." ujar Jessica seraya membuka pintu kamar Lexy.

"Iya , iya . Gue percaya sama lo." kata Lexy sambil meletakkan tasnya dimeja belajar.

"Eh tapi , ide lo keren banget. " puji Jessica . "Otak lo sama sama cerdas sama si Lexa. Bay the way , ngomong ngomong dia , gue jadi rindu . Apakabar ya dia ?"

"Sama , gue juga rindu." timpah Lexy seraya memeluk boneka pemberian Dirgan. Sadar akan boneka gede yang dipeluk Lexy. Jessica langsung kaget.

"ASTAGA NAGA !!!!" teriak Jessica mengagetkan. Sontak Lexy mendongakkan kepalanya sampai sadar dari lamunannya. Lalu menatap Jessica seraya mengerutkan keningnya. "Boneka dari siapa itu ? Aduh ! Bisa gawat kalo sampe Dirgan tahu." tanya Jessica panik. "Mana bonekanya gede , lucu lagi kek gue." Lexy hanya tertawa kecil melihat kepanikan Jessica terhadapnya. "Elo lagi , malah senyum senyum gak jelas." lanjut Jessica ketika melihat ekspresi wajah Lexy yang berubah dari kaget menjadi senyum senyum gak jelas.

"Kakak gue kok bisa ya punya teman model kayak lo." ujarnya seraya tersenyum senyum. "Gak bisa apa yak ? punya teman pintaran dikit gitu ." ejek Lexy .

"Wah , ngeledek lo." tukas Jessica seraya melempar bantal ke wajah Lexy. "Gini gini juga gue slalu masuk 10 besar tahu." ujarnya membela diri. "Eh , serius gue nanya. Boneka dari siapa ?" tanyanya penasaran. "Jangan bilang kalo boneka itu ?" Jessica sejenak berpikir. " Dirgan yang ngasih." lanjutnya menebak nebak. Lexypun menganggukkan kepala mengiyakan jawaban Jessica.

"Wah gila ! Gila , gila , gila ! Seriusan !?" tanyanya lagi memastikan.

"Heem." sahut Lexy.

"Aduh Lex ! Danger ini mah danger." ujar Jessica panik lagi . "Elo kapan jalan bareng Dirgan ?" tanya Jessica lagi.

"Sebenarnya udah lama , gue dibeliin boneka ini." ketus Lexy. "Elo masih ingat kan , pertama gue masuk sekolah ?"

"Eumpp ? Iya gue ingat." jawab Jessica mengingat ingat. "Waktu itu kan , pulang sekolah kita langsung ke Blok M Square." ujarnya lagi.

"Nah , itu elo ingat ." tukas Lexy.

"Berarti , pas gue bareng anak anak kesini. Tuh boneka udah ada dong ?" tanyanya meyakinkan.

"Heem." jawab Lexy. " Hanya saja waktu itu , Lexa udah mindahin bonekanya."

"Hah ? Lexa !?"

"Iya , sebenarnya pas kejadian gue jatuh dari tangga sampai pingsan itu , ingatan gue udah kembali." jelas Lexy.

Merekapun akhirnya berbincang bincang. Mengobrol dan membahas tentang Lexy. Sampai tak terasa , waktu sudah mulai sore yang mengharuskan Jessica segera pulang kerumahnya.

Hari mulai gelap , malampun tiba. Langit Jakarta sedang bersahabat. Sepulangnya Jessica dari rumahnya , Lexy terduduk dikursi diatas balkon menatap langit yang hitam pekat namun indah terhiasi kerlap kerlip bintang bersama sinar rembulan . Namun sayang , itu tak berlangsung lama. Karena cuaca semakin malam semakin dingin , dan mengharuskan Lexy masuk kedalam kamar dan segera pergi ke alam mimpi alias tidur. Dengan doa yang sama , Lexypun segera menjatuhkan badannya diatas kasur dan mulai memejamkan matanya.


Load failed, please RETRY

Chương tiếp theo sắp ra mắt Viết đánh giá

Tình trạng nguồn điện hàng tuần

Rank -- Xếp hạng Quyền lực
Stone -- Đá Quyền lực

Đặt mua hàng loạt

Mục lục

Cài đặt hiển thị

Nền

Phông

Kích thước

Việc quản lý bình luận chương

Viết đánh giá Trạng thái đọc: C27
Không đăng được. Vui lòng thử lại
  • Chất lượng bài viết
  • Tính ổn định của các bản cập nhật
  • Phát triển câu chuyện
  • Thiết kế nhân vật
  • Bối cảnh thế giới

Tổng điểm 0.0

Đánh giá được đăng thành công! Đọc thêm đánh giá
Bình chọn với Đá sức mạnh
Rank NO.-- Bảng xếp hạng PS
Stone -- Power Stone
Báo cáo nội dung không phù hợp
lỗi Mẹo

Báo cáo hành động bất lương

Chú thích đoạn văn

Đăng nhập