Hari ini Zero berbeda. Ia bahkan sangat perhatian pada Kinan. Seperti biasa, pria itu mengutus stafnya untuk memanggil Kinan yang sudah berada di lobi gedung, menunggu taksi yang sudah dipesan.
"Mbak Tri. Di tunggu sama Pak Zero di mobil."
Begitulah, setiap kali staf pribadi Zero datang memanggil.
Kinan tak perlu berpikir panjang, ia segera saja mengikuti ke basemant gedung. Perasaannya tak menentu, sudah tidak lagi bisa menguasai diri sendiri, seolah terhipnotis saja dengan pesona Zero, segala kebaikan, pun perhatian yang super sekali itu.
"Hai, kenapa nggak nelpon aja."
Kinan sudah masuk ke dalam mobil, dan mendapati Zero tengah tersenyum padanya.
"Kalau telepon, nanti staf saya jadi tidak ada kerjaan."
Zero terkekeh. Ia lalu mengode sang sopir untuk melaju.
"Tadi siang kamu kemana?" tanya Zero tiba-tiba.
Kinan tersentak, "Tadi siang?" ia kemudian berpikir, "Oh, cari makan. Junkfood di seberang kantor."
"Kamu masih sangat suka dengan ayam-ayaman ya."