"Si anjing malah ngerokok. Ndi, tolongin guee!!!"
Dengan sengaja, Andi mengepulkan asap rokoknya ke udara. Mengejek Daffa yang masih tersiksa diatas kasur.
"Sa, Lih. Udah napa, gue takut liat kalian kayak gini"
"Kenapa, hm? Kenapa takut? Bukannya lo menikmati sentuhan kita?" ucap Aksa melirik Galih sebari mengedipkan sebelah matanya.
"Amit-amit. Kenapa kalian jadi kayak gini, sih?" tanya Daffa dengan wajah yang sudah panik.
"Gapapa, Daf. Lo nikmatin aja. Urusan goyang, biar gue sama Aksa yang kerja sama"
"Gila lo, setan! Sadar, woi! Sadar"
Daffa berteriak frustasi. Kedua temannya ini memang tidak memiliki akhlak.
"Sa, sadar. Lo bentar lagi mau nikah" teriak Daffa mencoba menyadarkan Aksa.
"Emang kenapa? Toh yang nikah gue, bukan lo"
"Lo nggak takut, kalo Irona tau kelakuan bejat lo?"
Aksa tersenyum miring. Wajah Daffa menghindar, ketika ia mencium mulut Aksa yang sedikit bau alkohol.
"Lo mabok, Sa?" tanya Daffa sebari menutup hidung.