Entah apa yang ia pikirkan, ia mengangkat tubuh Qia hati-hati kemudian membawa Qia masuk ke dalam mobilnya. Ia menidurkan Qia di jok belakang. Dia bingung harus membawa Qia kemana, membawa pulang ia malas mendengar pertanyaan Kakeknya. Di bawa ke hotel, dia takut ada apa-apa. Ia melirik wajah Qia yang tertidur dari kaca spion kemudian ia menatap ke jalanan.
Setelah berpikir cukup lama ia pun memutuskan untuk membawa Qia ke appartement Raka. Sebelum ia sampai di appartement Raka, ia memilih untuk berhenti di minimarket dan membeli pembalut juga minuman pereda nyeri ketika datang bulan. Ia memang tidak pernah memiliki teman dekat tapi ia dulu pernah memiliki kekasih wanita semasa SMA. Walau ia tidak begitu peduli dan mereka berpacaran hanya satu tahun tapi, ia memperhatikan apa saja yang wanita butuhkan ketika nyeri datang bulan.