HAI HULA HULA…
MAAF YA GUYS… AKU LAKUIN INI LAGI.
MAAF JUGA TYPO MASIH BETEBARAN.
HAPPY READING….
Kenan kini sudah ke arah meja dapur, tanpa menatap Qia ia berkata. "Jangan kamu lepas itu perban. Atau aku akan menambah perbannya lebih banyak.
"Kak ini jari telunjuk aja loh, yang sakit. Masa ia setelapak tangan di bungkus kayak lemper begini?" tanya Qia kesal.
"Kamu itu jail dna enggak bisa diem. Kalau kamu banyak aktifitas tangan, luka kamu enggak sembuh-sembuh," ucap Kenan yang sudah selesai mencuci tatakan kayu dan juga pisau. Tatakan kayu dan pisau itu terdapat cukup banyak darah dari jari telunjuk Qia yang teriris.
"Terus, gimana sama aku? Aku enggak bisa ngapa-ngapain kalau tangannya kayak buntelan begini," ucap Qia yang begitu kesal.
"Ada aku, aku bisa ngelakuin apa yang kamu lakuin," ucap Kenan yang mulai memotong bumbu untuk memasak.
"Ini kangkungnya mau di tumis kan?" tanya Kenan seraya menatap Qia.