Sekitar pukul tiga dini hari Kenan terbangun ketika ia merasakan pergerakan tangan Qia yang ia pegang. Kenan pun langsung berdiri dari duduknya dan memegangi pipi Qia dengan satu tanganya. "Ta," panggil Kenan dengan suara lembutnya.
"Kak Ken!" pekik Qia ketika matanya terbuka sempurna.
Qia pun langsung memeluk tubuh Kenan di hadapannya. Qia mulai menangis tersedu-sedu dan Kenan pun hanya mampu terdiam seraya menepuk-nepuk punggung Qia pelan. Ia hanya diam membiarkan Qia yang menangis seraya memeluknya.
Entah berapa lama Qia menangis hingga ia akhirnya melepaskan pelukannya di tubuh Kenan yang sangat kaku karena ia membungkuk untuk memudahkan Qia memeluknya. Kenan mengusap air mata yang membasahi wajah Qia dengan penuh kelembutan.
"Udah ya, jangan nangis. Ini bukan salah kamu, tetapi ini udah kehendak-Nya," ucap Kenan seraya mengusap pipi Qia.