Raka sudah tertidur pulas, perlahan Kenan memindahkan kepala Raka ke atas bantal sofa. Ia membenarkan posisi tubuh Raka agar besok pagi ketika bangun Raka tidak akan mengalami sakit punggung atau pundak. Ia mengambil selimut dari laci meja sofa kemudian menyelimuti tubuh Raka hingga sebatas pundak.
"Maaf, aku harus melakukan ini. Namun, aku memiliki tanggung jawab atas Qia. Aku tidak mau jika traumanya kembali kambuh," ucap Kenan menatap lembut sang kekasih.
Ia kemudian berdiri dari berjongkoknya. Ia menatap lama Raka, lelaki yang sudah sekitar enam tahun menemaninya. Berawal dari hanya menolong Raka kemudian mereka saling berbagi ranjang hingga saat ini. Kehidupannnya selama kuliah dengan lingkup perteman yang seorang gay atau pun bisex membuatnya merasa apa yang ia lakukan bersama Raka adalah hal biasa.