Baru saja pasangan Lika dan Sadewa sampai di satu caffe dimana Sana, Sadewa dan Lika bertemu di jam dimana Lika selesai kuliahnya.
"Jadi, apa Aldi benar-benar merasa sangat bersalah?" tanya Sana langsung saja, bahkan diantara keduanya belum ada satupun yang menarik satu kursinya dengan tenang.
Lika memutar bola matanya malas, dia benar-benar lelah membicarakan hal semacam ini berkali-kali. Dan dengan perasaan dongkolnya juga.
"Belum, dari matanya gue masih belum melihat dia merasa sangat bersalah," jawab Sadewa menarik kursi untuk tunangannya dulu baru untuk dirinya. "Duduklah," minta Sadewa pelan.
"Apa kak Sana benar-benar merasa ini yang terbaik? Ah maksudku, bukankah mencurigai hal semacam ini berkali-kali membuat kakak merasa ini percuma?" Lika angkat bicara setelah sekian lama.