Siska dan Fran sudah kembali ke rumahnya. Ghirel sudah tertidur setelah hampir empat jam menangis sambil bercerita pada Siska. Afka memperhatikan punggung rapuh sang istri. Dia merasa tidak tega setelah Siska bercerita kepadanya tentang masalah yang dialami oleh Ghirel.
Afka benar-benar tidak menyangka bahwa komentar negatif bisa berdampak seburuk ini pada seseorang. Selama ini Afka tidak pernah peduli dengan ucapan orang lain tentangnya. Tetapi, ternyata di dunia ini ada orang yang selalu memikirkan kata-kata orang lain seperti istrinya. Afka merasa bersalah. Dia kira setelah hubungan pernikahan mereka terungkap ke publik, mereka bisa berjalan-jalan dan menunjukkan kemesraan di depan umum.
Nyatanya tidak ada. Ghirel takut keluar. Bahkan kuliah saja Ghirel harus ditemani oleh Siska agar bisa percaya diri. Istrinya sangat terguncang dengan hal baru ini.
"Maafin aku ya sayang," Afka mengecup kening Ghirel kemudian mendekapnya dengan hangat hingga ke alam mimpi.