Tak terasa, hari berlalu cukup cepat. Besok, Ghirel sudah menjadi istri orang. Sekarang gadis itu tengah menatap langit-langit kamarnya sambik tersenyum. Dia sedang bermonolog, membayangkan tengah mengobrol dengan Ayahnya.
"Ghirel bahagia Yah, meskipun Ghirel tau kalau ini adalah awal dari segalanya. Gak ada kata akhir penderitaan saat kita masih hidup. Bahkan, matipun kita masih menderita." Ghirel menarik nafasnya dengan berat kemudian lanjut berbicara.
"Semoga Ayah tidak salah dengan menitipkan Ghirel kepadanya."
Tok
Tok
Tok
Suara ketukan pintu membuat gadis itu tersentak. Ghirel segera bangkit dan berjalan menuju pintu kamar kemudian membukanya perlahan. Saat pintu terbuka, gadis itu tersenyum melihat bunda dengan bibir mengerucut. Sepertinya bunda juga tidak bisa tidur karena memikirkan hari esok.
"Mau tidur sama Bunda gak?" Tanya bunda.