Dddrrtttt dddrrtttt
Ponsel Noah bergetar tanda panggilan masuk
Beca is calling....
Tanpa tunggu lama Noah segera mengangkat.
"Noah !!!" Suara triakan dari sebrang. Pasti Beca marah padanya karna selama seminggu ini Noah tidak mengabari.
"Hey Beca, what happen?" Noah pura-pura tidak tau.
"Seriously Noah !! Jangan pura-pura!! Kemana saja kau seminggu ini ?! "
"Aku sibuk mengurus perusahaan Cca, kau tau itu"
"Oh ya, Apa sesibuk itu, sampai kau mengabaikan semua pesanku. Kau sangat menyebalkan!"
"Itu salah satu sifatku"
"Noah aku serius!"
Noah terkekeh mendengar suara Rebeca. " Jadi ada apa?"
"Apa kau bertemu dengan Zayn?"
"Ya, Apa dia belum menghubungimu?"
"Belum, Katakan padanya suruh menghubungiku segera."
"Nanti jika aku bertemu dengannya lagi"
"Terimakasih kau memang sahabat terbaik"
Noah bungkam mendengar ucapan Beca barusan. Ya dirinya memang hanya sahabat.
"Noah kau masih disitu"
"Ya Cca"
"Aku merindukanmu Noah"
"Cepatlah pulang jika kau merindukanku."
" Tunggu saja kejutan dariku, Sudah dulu ya aku harus pergi, bye Noah miss you"
Tut tut
Noah tidak paham dengan maksud ucapan Beca sebelum telfonnya di tutup.
"Kejutan apa?" fikir Noah.
Biarsajalah Rebeca memang selalu penuh kejutan.
Tok tok tok
Tak lama Teresa masuk.
"Bapak sudah di tunggu di ruang meeting"
"Hmm" Noah berjalan ke ruangan meeting diikuti Teresa di belakang nya.
Sesampainya di sana Noah memandang seluruh ruangan, pandangannya terpusat pada kursi yang kosong.
"Kursi siapa ?" Nada suara Noah begitu datar, orang-orang yang berada di dalam sana bisa merasakan aura negatif sekarang.
"I-- itu kursi ibu Dona, beliau izin karna sakit" Jawab Teresa berusaha mengatasi rasa gugup nya.
"Kalian semua sudah tau bukan alasan kalian berada disini itu apa?"
"Membahas hasil perusahaan yang turun bulan lalu Pak" Jawab salah satu anggota.
"Lantas kenapa bisa satu divisi tidak datang, Teresa kau tidak memberi tau? "
Teresa mendongkak "Maaf pak saya sudah kasih info kepada Bu Dona tapi beliau memang sakit dan tidak bisa datang."
"Saya tidak menyalahkan alasan sakit. Seharusnya apa perwakilan dari divisi Pemasaran . Apa semua orang yang berada di situ berpenyakitan semua sehingga tidak ada yang bisa hadir satu pun?!" Noah menaikan volume suaranya.
Teresa membeku mendengar penuturan atasnya, Memang benar harusnya dia menyuruh perwakilan untuk memggantikan Bu Dona yang sedang sakit.
" Apa kau akan tetap dian disitu. "
" A-- A--- aku akan memanggil salah satu orang dari divisi pemasaran pak" Teresa melangkahkan kaki keluar ruangan. Segera ia turun menggunakan lift.
TING
Pintu lift terbuka, Teresa menemukan Anna yang sedang menunggu di depan lift. Tanpa aba-aba dia menarik lengan Anna memasuku lift dan memencet tombol 15.
Anna justru memencet tombol angka 10.
"Apa yang kau lakukan Anna"
"Loh saya memang akan ke lantai 10 mbak. Justru aku yang harusnya nanya, mba Tere tadi narik aku kenapa."
"Aku tidak bisa menjelaskan, yang penting sekarang kau ikut aku ke ruangan meeting."
"Bukan tugas aku mba, aku hanya bawahan Bu Dona"
"Karna itu aku manggil kamu, Bu Dona sedang sakit"
Anna berfikir sejenak, kalau dia menggantikan ibu Dona otomatis dia akan bertemu CEO baru itu. Aishhh tidak aku tidak mau.
Ting.
Bunyi pintu lift terbuka di lantai 10
"Maaf ya mba cari yang lain aja aku ada urusan" Anna hendak berjalan keluar, Tapi tangannya di cekal dan di tarik paksa agar masuk kembali.
"Aaaaaaaa" teriak Anna kaget karna tiba-tiba tubuhnya terhuyung ke belakang.
"Maaf Anna, aku tidak ada pilihan lain. Pak Noah sudah menunggu sedari tadi. Tolong aku ya" Teresa berkata sembari menunjukan wajah memelasnya.
"Hufff Baiklah, Tapi aku tidak tau banyak tentang pemasaran ya mba, Aku hanya Admin yang mengurursi stok pemasukan dan pengeluaran saja."
"Itu sudah lebih dari cukup, Kau tenang saja." Teresa meyakinkan Anna.
Tuk tuk tuk
Noah mengetuk ngetukan bolpoint di meja, menunggu Teresa.
Pintu ruangan di buka, Teresa masuk dengan Anna di belakang.
Noah tersenyum penuh arti melihat kedatangan orang di belakang sekretaris nya. Sedangkan Anna tidak berani memandang ke arah Noah.
"Karna semua sudah kumpul, Saya akan membahas mengenai masalah itu."
Noah berbicara menjelaskan beberapa sebab, Semua orang di buat takjub dengan pemikiran CEO mereka. Bahkan hal sekecil apapun dia mengetahui secara rinci. Anna menyimak sesekali menulis di buku catatan yang sudah tersedia.
" Bisa jelaskan kenapa stok persediaan di gudang hanya berkurang 30%, biasanya lebih dari 60%?"
Tidak ada yang menjawab.
"Anna. Bisa kau jelaskan?"
"Hah?" Anna kaget namanya di sebut, begitu juga semua orang yang berada disitu karna mereka tau jika Anna hanya perwakilan dari atasan yang sedang sakit.
"Kau dari divisi Pemasaran, betul ?" imbuh Noah kembali
Anna mengambil nafas sebanyak mungkin sebelum menjawab pertanyaan. Tanda di duga Anna menjelaskan dengan lancar alasan alasannya. Dirinya memang hanya admin, tapi ibu Dona selalu menjelaskan kenapa persediaan hanya berkurang sedikit atau misal ada kendala lain. Dan Anna belajar dari situ.
Anna berhenti berbicara. Orang-orang tersenyum mendengar alasan Anna, sedangkan Teresa mengangkat jempol tangan nya.
"Ehem" Noah berdehem.
"Aku akan meringkas materi tentang solusi yang harus kita buat, Nanti akan ku kirim kepada kalian"
"Baik pak"
"Sekian pertemuan hari ini, dan kau ikut ke ruanganku " Noah menunjuk Anna
"Astaga apalagi kini" pikir Anna.