=Ami POV=
Kami tiba di rumah tuan Hadiyaksa, rumahnya nampak sepi kami bahkan mengira kalau rumah itu kosong. Aku mendengar samar suara orang yang mengobrol di dalam, aku yakin itu adalah suara mereka yang sedang bercengkerama.
Baru juga kami hendak mengetuk, namun pintu rumah itu sudah terbuka dan menampakkan sosok kecil bocah yang membukanya. Itu Athan, aku sangat mengenali manik mata keemasannya.
Dia menatap kami yang masih bergeming, kamipun menunggu reaksi dari bocah itu.
"Ketua ada di rumah?" tanya Laya dengan suara yang lembut.
Athan mengangguk, "Ada keperluan apa?" tanyanya. Wajah bocahnya sangat tidak bersahabat.
"Ada yang hendak kami sampaikan," sahutku yang berhasil mengalihkan pandangannya padaku. "Katakan saja pada beliau, kami ingin bertemu jika beliau berkenan."
"Apakah kamu akan membawa keanehan juga ke rumah kami?"
Sial. Bocah ini sangat menyebalkan.
"Aku tidak membawa kesialan. Justru akulah yang mendapat kesialan sejak berada di tempat ini!"