Tải xuống ứng dụng
14.96% Pangeran Sekolah Adalah Peliharaan Kesayanganku / Chapter 69: Biarkan Aku Merawatmu

Chương 69: Biarkan Aku Merawatmu

Dengan perlahan Michael mendorong tubuh Gabby menjauh, laki-laki itu melihat pipi Gabby dipenuhi oleh air mata. Michael tidak bisa menahan dirinya untuk tidak tertawa, perempuan itu terlihat seperti bayi.

"Aku nggak marah kok sama kamu." Michael menaruh rambut Gabby di belakang kupingnya.

"S-sungguhan?" Gabby mengusap kedua matanya.

Michael tersenyum lalu menghapus air mata di pipi Gabby, "Iya, sungguhan."

"Jangan nangis lagi," Michael melihat hidung Gabby yang merah, "Kamu kalau nangis mirip seperti bekantan."

Gabby mengerutkan keningnya lalu tertawa dengan keras, perempuan itu memukul dada Michael. Mata Gabby yang masih berlinang air mata membuat perempuan itu terlihat menggemaskan. Belum lagi pipinya yang memerah dan bibirnya yang masih sedikit bergetar.

Michael menaruh ibu jarinya di bibir bawah Gabby lalu menariknya ke bawah. Hal itu membuat bibir Gabby sedikit terbuka, menunjukkan gigi bawahnya. Meskipun Michael merasakan pipinya memerah dia tetap mengerucutkan bibirnya.

"Tuan muda sudah bangun!" Adam membuka pintunya dengan semangat, "Saya membawakan makan malam untuk tuan muda."

Mendengar suara Adam membuat Gabby cepat-cepat berdiri. Perempuan itu membenarkan bajunya lalu memberi Michael senyuman kecil. Gabby memutar badannya dan berjalan menghampiri Adam.

"Waah," Gabby menelan ludahnya saat melihat tas plastik di tangan Adam, "Baunya enak sekali. Makanan apa yang kamu bawa hari ini Adam?"

"Sup krim jamur dan roti bakar." Adam tersenyum lalu mengeluarkan kotak makanan dari plastik itu dan menaruhnya di atas meja.

Gabby mengambil sup krim jamur itu dan membawanya ke Michael, "Ini dimakan, hari ini kamu belum makan."

"Makasih ya." Michael mengangkat tangannya dan mau mengambil kotak makan itu. Belum sampai dia memegangnya tiba-tiba Gabby menariknya kembali.

Gabby membuka tutup kotak makan itu, "Aduh lupa! Kamu kan lagi sakit, aku akan membantumu!"

Gabby tidak menunggu jawaban dari Michael, memutar badannya dan mengambil sendok. Perempuan itu berjalan mendekat sambil meniup sup yang ada di sendoknya.

"Sudah biarkan aku makan sendiri." Michael melihat Gabby, dia merasa tidak biasa diperlakukan seperti ini.

"Jangan banyak bicara!" Gabby memasukkan sendok itu ke dalam mulut Michael, "Aku yang membuatmu menjadi seperti ini, jadi sekarang biarkan aku merawatmu."

Saat Adam mendengar itu dia tersedak dengan air liurnya sendiri. Dia membalik badannya dan batuk di kepalan tangannya.

Gabby memutar badannya dan bertanya, "Aduh, lagi sakit ya?"

Adam menggelengkan kepalanya lalu membalik badannya. Pria itu melambaikan tangannya dan berjalan menuju pintu, "Saya baik-baik saja. Selamat makan tuan muda, saya ke toilet sebentar."

Setelah Adam keluar Gabby bertanya ke Michael, "Bukannya di sini ada toilet?"

"Biarkan saja." Michael mengangkat kedua bahunya, membuka mulutnya saat Gabby mengarahkan sendok ke mulutnya.

Tidak lama kemudian Agnes mengetuk pintu lalu membukanya dengan pelan. Wanita itu tersenyum saat melihat anaknya sedang membantu Michael makan. Tapi saat dia melihat isi dari kotak makan itu, Agnes mengerutkan keningnya.

"Lho jangan makan itu!" Agnes membuka kantong plastik yang tadi dibawanya, "Untung saja sebelum kesini ibu mampir beli bubur."

Gabby menoleh lalu menaruh kotak makan itu diatas meja, "Wah aku juga mau."

"Maafkan saya karena sudah merepotkan anda, nyonya." Adam yang barusan kembali dari toilet jalan menghampiri Agnes.

Meskipun orangtua Adam adalah orang Indonesia, ibu Adam melahirkan dia di Amerika. Sejak Adam masih kecil dia sudah dilatih untuk masak makanan western, bukan makanan Indonesia.

Agnes melambaikan tangannya, "Sudah, tidak apa-apa. Michael kan sudah saya anggap sebagai keluarga."

"Terima kasih nyonya." Adam menundukkan kepalanya.

Perpaduan dari bubur yang masih hangat dengan potongan daging ayam membuat Gabby merasa lapar. Dia menggigit bibir bawahnya sambil mengelus perutnya.

"Bu aku mau makan itu." Gabby menelan ludahnya.

Agnes memelototi anaknya, "Jangan dimakan! Bubur ini punya Michael, ibu sudah membelikanmu makanan yang lain."

"Hmm, ok." Gabby mengerucutkan bibir bawahnya.

Agnes kembali tersenyum saat melihat Gabby menyuapi Michael bubur dengan hati-hati. Tiba-tiba Agnes teringat sesuatu, dia berjalan mendekat dan melipat tangannya.

"Oh ya," Agnes menarik kursi dan duduk di sebelah tempat tidur Michael, "Tadi saat ibu mau masuk ibu melihat ada sekelompok laki-laki sedang berdiri di luar. Sepertinya ibu pernah lihat, cuman ibu tidak tahu namanya."

"Coba kamu lihat keluar." Agnes melihat Gabby.

Gabby menganggukan kepalanya dan menaruh kotak makan itu di atas meja. Saat dia mau membalik badannya, Gabby merasakan ada yang memegang pergelangan tangannya.

"Jangan pergi." Lirih Michael.

"Sepertinya yang diluar itu Billy," Gabby melihat wajah Michael, "Kamu nggak mau dengerin permintaan maaf dari dia?"

Michael menggelengkan kepalanya, "Aku nggak mau melihat mukanya lagi."

"Baiklah." Gabby melepas pegangan tangan Michael lalu kembali mengambil kotak makan. Gabby kembali menyodorkan sendoknya ke mulut Michael.

--

Di koridor rumah sakit ada sekelompok laki-laki yang berdiri di dekat pintu kamar Michael. Seringkali beberapa perawat melirik ke arah mereka dan bertanya seperti ingin mengunjungi siapa.

Sampai-sampai temannya Billy menundukkan kepalanya dan berbisik, "Hey, kamu mau masuk ke dalam nggak sih?"

"Kita seperti lagi dihukum keluar kelas tahu gak?" Temannya yang lain berbisik.

"Sorry ya, aku nggak pernah di hukum seperti ini di sekolah." Timpal laki-laki yang berdiri di sebelahnya.

Billy tidak memperhatikan mereka, matanya dari tadi melirik ke arah pintu kamar Michael yang tertutup. Laki-laki itu mengalihkan pandangannya dan melihat sekelompok temannya.

"Kalian kalau mau pergi, pergi aja." Billy kembali melihat pintu kamar Michael, "Aku mau tunggu di sini sampai Michael keluar kamar."

Sekelompok temannya saling melihat satu sama lain. Laki-laki yang ada di sebelahnya menyenggol lengan Billy.

"Kita pulang dulu ya, bro" Dia memegang bahu Billy, "Kalau ada apa-apa hubungi aku secepatnya."

Billy menganggukan kepalanya, "Iya sudah, cepat pulang sana."

Setelah itu hanya ada Billy yang sedang berdiri di koridor. Laki-laki itu ditemani oleh nyanyian jangkrik yang berada di luar rumah sakit. Jam tangannya menunjukkan kalau sudah jam sepuluh malam.

Billy menghela nafasnya lalu membalik badannya dan berjalan ke parkiran motor.

--

Setelah kondisi Michael membaik, dia di diperbolehkan untuk pulang. Besoknya laki-laki itu pergi ke kolam renang umum bersama Gabby. Awalnya Gabby menolaknya tapi saat dia mendengar rengekan Michael perempuan itu tidak bisa menolaknya.

"Michael, kalau kamu masih takut jangan paksakan dirimu untuk berenang," Gabby mengawasi tubuh Michael dari belakang, "Kalau misalnya kamu pingsan gimana?"

"Nggak mungkin lah kalau aku sampai pingsan." Michael menoleh sebentar lalu melemparkan dirinya ke dalam kolam renang.

"Hey!" Gabby berlari lalu melompat ke dalam kolam renang.

Michael terbatuk lalu mengusap matanya yang terkena air kolam. Laki-laki itu dapat merasakan tangan Gabby yang berada di punggunya. Perempuan itu berdiri mendekat lalu membenarkan rambut Michael.

"Kamu baik-baik saja?" Tanya Gabby.

Michael menganggukan kepalanya, "Ajari aku berenang."

Selama sisa tiga hari mereka berlibur disini, Gabby mengajari Michael berenang setiap hari. Meskipun tubuh laki-laki itu terlihat kaku dia tetap tidak menyerah. Untung saja Gabby adalah pelatih yang sabar, meskipun dia selalu mengejek Michael.

Saat hari terakhir Gabby mengajari Michael berenang, laki-laki itu sudah bisa berenang gaya dada. Karena perempuan itu bangga, dia merekam aksi Michael di handphonenya dan mengirim video itu ke ibunya.

--

Malam hari sebelum ke sekolah, Gabby sengaja tidak tidur malam. Dia tidak mau membuang hari berliburnya dengan tidur. Hal itu membuat Gabby dari jam sembilan malam sampai tiga pagi sibuk bertukar pesan dengan Michael.

Anehnya Michael selalu menjawab pesan dari Gabby, meskipun telat setengah jam. Saat Michael tidak segera menjawab pesannya, Gabby akan menelepon Michael.

"Jangan tidur." Rengek Gabby yang membuat hati Michael luluh.

Tepat jam empat pagi dia tertidur saat bermain tebak lirik lagu dengan Michael.

--

"Gabby ayo bangun!" Ibunya mengetuk pintu kamar anaknya dengan keras, "Ini sudah jam setengah tujuh!"

Mendengar itu membuat Gabby membuka matanya dan bergegas turun dari tempat tidur. Dia mandi secepat kilat dan segera mengenakan seragam sekolahnya. Perempuan itu mengambil tas sekolah yang ada di meja belajarnya dan turun ke bawah dengan tergesa-gesa.

"Sampai jumpa nanti!" Gabby mengambil roti yang ada di atas meja makan dan bergegas keluar rumah.

Gabby menekan bel rumah Michael dan berteriak, "Michael! Ayo kita hampir terlambat!"

Hal yang membuat Gabby terkejut adalah Michael tidak terlihat ngantuk sama sekali. Laki-laki itu keluar dari rumahnya mengenakan seragam dengan rapi dan rambutnya terlihat masih sedikit basah.

Berbeda dari awal mereka libur kenaikan kelas, Michael sekarang terlihat semakin berisi. Hampir setiap hari Sabtu dan Minggu dia pergi ke gym bersama Gabby. Atau kadang saat dia merasa malas, laki-laki itu pergi berenang dengan Gabby.

"Sudah siap?" Michael tersenyum lalu menggenggam tangan Gabby.

Gabby menganggukan kepalanya, "Selalu."

Note :

Please support my other novels in the webnovel application, Thankyou! ^^

Istri Supermodel https://www.webnovel.com/book/istri-supermodel-(for-sale!)_17294214406387705

Pernikahan Tersembunyi : My Imperfect CEO https://www.webnovel.com/book/pernikahan-tersembunyi-my-imperfect-ceo_17580757105605205

Suami Pernikahan Percobaan : Si Cantik Pemuas Hasrat CEO Liar https://www.webnovel.com/book/suami-pernikahan-percobaan-si-cantik-pemuas-hasrat-ceo-liar_17805308206129805


Load failed, please RETRY

Quà tặng

Quà tặng -- Nhận quà

    Tình trạng nguồn điện hàng tuần

    Rank -- Xếp hạng Quyền lực
    Stone -- Đá Quyền lực

    Đặt mua hàng loạt

    Mục lục

    Cài đặt hiển thị

    Nền

    Phông

    Kích thước

    Việc quản lý bình luận chương

    Viết đánh giá Trạng thái đọc: C69
    Không đăng được. Vui lòng thử lại
    • Chất lượng bài viết
    • Tính ổn định của các bản cập nhật
    • Phát triển câu chuyện
    • Thiết kế nhân vật
    • Bối cảnh thế giới

    Tổng điểm 0.0

    Đánh giá được đăng thành công! Đọc thêm đánh giá
    Bình chọn với Đá sức mạnh
    Rank NO.-- Bảng xếp hạng PS
    Stone -- Power Stone
    Báo cáo nội dung không phù hợp
    lỗi Mẹo

    Báo cáo hành động bất lương

    Chú thích đoạn văn

    Đăng nhập