Arsha dan Shandra segera masuk ke mobil dan mengemudikannya menuju rumah sakit.
Selama di perjalanan, Shandra terus uring-uringan memikirkan nasib Luna dan bayinya.
"Ini pasti karena dia kepikiran perkataan gadis sinting itu. Awas saja jika adik san calon keponakanku kenapa-kenapa. Aku tidak akan membiarkannya hidup dengan tenang."
"Doakan saja yang terbaik untuk Luna. Jangan malah merencanakan hal buruk begitu," ucap Arsha. Dia melirik Shandra yang sedang kalut campur emosi itu.
"Itu bukan rencana buruk. Tapi itu sumpahku!" balas Shandra.
Arsha menghela napas dan hanya menggeleng menanggapi Shandra yang sangat judes jika sedang marah. Namun itulah yang membuatnya sangat menyayanginya. Sikap judes itu selalu ada sebab, apalagi itu untuk membela sang adik yang sedang dirundung kesalahpahaman.
____