Tải xuống ứng dụng
5.49% PORTAL: terhubungnya dua dunia yang berbeda / Chapter 10: Chapter 9 - Sekolah sihir Ibukota

Chương 10: Chapter 9 - Sekolah sihir Ibukota

Sesampainya mereka di Ibukota, Teo dan Cattalina langsung pergi ke depan gerbang sekolah yang berada di bagian timur Ibukota. Teo masih tetap kagum dengan arsitektur bangunan yang berada di dunia lain ini, ia tidak berhenti menatap kesekelilingnya, pakaian yang berbeda, penjaga yang mengenakan zirah besi, benar-benar pemandangan yang berbeda. Ia sesekali menarik nafas dan menghembuskannya "Sudah beberapa hari aku di dunia ini, dan aku masih tidak percaya jika aku berada di dunia lain." ucapnya Pelan

"Aku juga masih tudak percaya kalau kamu berasal dari dunia lain, Teo." ucap Cattalina yang mendengar perkataan Teo yang pelan sambil tersenyum kepadanya.

"Telinga mu tajam juga ya. Jadi, dimana sekolah itu?"

"Ah, Kamu melihat bangunan besar itu? Itu adalah sekolah." ucap Cattalina sambil menunjuk ke arah bangunan paling besar di depan.

Bangunan itu sangat besar dan memiliki beberapa menara di setiap sudut tembok penghalangnya, dan Teo lagi-lagi tidak percaya dengan apa yang ia lihat "Bangunan itu hampir sama tingginya dengan gedung pencakar langit yang aku lihat di Dubai, luar biasa. Apa semua bangsawan muda bersekolah disana?"

Cattalina terdiam sesaat sambil memegangi dagunya, ia menoleh kebelakang lalu berkata kepada Teo "Tidak juga. Tidak semua bangsawan bersekolah di sekolah sihir itu, ada mereka yang mempelajari tentang cara kepemimpinan dan lainnya."

Tiba-tiba, Cattalina pun menarik Teo ke sebuah toko. Toko itu berisi banyak sekali tas dan memiliki bahan-bahan yang berbeda "Apa kamu ingin membeli tas?" tanya Teo.

Cattalina menggeleng, dan berkata kalau ia akan membelikan Teo sebuah tas kecil, ia berkata lagi "Tas itu untuk menyimpan mag-. apalah itu. Tidak mungkin kau menyimpannya di balik mantel mu terus kan?"

Mendengar alasannya itu membuat Teo merasa berhutang lagi kepada Cattalina, dan Teo juga tidak bisa menolak karena Cattalina memaksa untuk membelikannya. Cattalina pun membelikan Teo sebuah tas pinggang yang ukurannya pas untuk menaruh semua magasin yang sebelumnya di buat oleh Theresa. Lalu setelah membeli itu mereka pun kembali berjalan "Maaf merepotkanmu."

"Tidak apa-apa, lagipula kamu membutuhkan itu kan untuk melindungi ku kan? Karena itu kamu harus membayarnya dengan kekuatanmu, ya." ucap Catyalina sambil tersenyum kepada Teo.

"A-Ah bayaran yang cukup tinggi ya." ucap Teo sambil memaksakan tersenyum.

Akhirnya mereka pun kembali sampai di depan gerbang sekolah, wajah Celica sudah terlihat sangat kesal sambil menatapi Teo "Firasat ku tidak enak." ucap Teo, Cattalina hanya tertawa mendengar.

"Kakak, lama sekali. Apa yang Kakak lakukan disana? Apa pengawal itu memperlambatmu!?" ucap Celica sambil menatap tajam ke arah Teo

"Ahahaha, maaf. Guru sulit sekali untuk bangun, jadi perlu waktu lama untuk membangunkannya, maaf ya kalau sedikit lama."

"Oh, aku kira pengawalmu yang memperlambatmu." ucapnya yang masih menatap tajam Teo.

"Aku tidak akan memperlambatnya." balas Teo sambil memalingkan wajahnya.

Lalu Cattalina pun menanyakan tentang pendaftaran ulang sekolah mereka berdua, Celica berkata kalau ia sudah mendaftar ulang dirinya dan juga Kakaknya, kamar untuk mereka yang berada di asrama juga sudah di siapkan dan besok mereka diminta untuk bangun pagi untuk upacara pembukan sekolah sihir.

"Eh? Lalu tempat kami dimana?" tanya Teo

"Tanya saja pada Zack! Hmph! Ayo Kakak." ucap Celica, lalu menarik Kakaknya masuk kedalam sekolah.

"Dia itu kenapa sih?"

"Sudah-sudah, ayo biar aku tunjukan tempat kita beristirahat." ucap Zack.

Teo pun mengikuti Zack masuk kedalam sekolah itu, lalu mereka pun pergi kebelakang sekolah. Disana, Teo melihat sebuah bangunan, cukup besar, terlihat beberapa ruangan dari balik jendela pada bangunan itu "Jadi ini?"

"Ya, sebenarnya bangunan ini untuk para pelayan di sekolah ini. Tapi, 3 tahun yang lalu Ratu memerintahkan untuk para bangsawan membawa pengawalnya untuk menjaga tuan mereka."

"Kenapa?"

"Ada organisasi gelap yang ingin membahayakan para bangsawan, karena itu perintah itu turun."

Teo mengerutkan keningnya "Tuan Wales pernah berkata padaku tentang itu, apakah orang-orang yang aku hadapi pertama kali itu adalah organisasi gelap? Karena Tuan Wales mencurigai mereka."

Zack mengambil nafas panjang "Begitulah, bandit biasa tidak mungkin bisa membunuh saudaraku sih. Jadi mereka bukanlah bandit-bandit biasa. Sudah bicaranya, ayo masuk, aku juga sudah menyiapkan kamarmu." ucapnya terdengar santai.

Mereka pun masuk kedalam bangunan itu. Di dalam bangunan itu, ada beberapa orang yang sedang mengobrol, dan saat mereka masuk, mereka menjadi pusat perhatian. Tidak, bukan mereka, tapi hanya Teo yang menjadi perhatian mereka. Para pengawal itu terus melirik "Hei, Aku dengar pengawal Bangsawan Blouse ada yang tewas karena serangan organisasi gelap, apa benar?" bisik salah satu dari mereka.

"Begitulah."

"Eeeh? Tidak disangka ya, apa organisasi gelap itu memang terlalu kuat ya?"

"Tidak mungkin, kami saja bisa mengalahkannya, mungkin mereka saja yang lemah." ucap pengawal dengan tubuh yang kekar dan tidak memiliki rambut sambil terus melirik mereka.

"Haha, kalau seperti itu, mungkin akan ada yang tewas lagi. Lihat saja, pengawal barunya saja tidak meyakinkan begitu."

Teo menghentikan jalannya sesaat lalu melirik mereka namun Zack berkata dengan pelan untuk kembali berjalan dan menghiraukan apa yang mereka katakan. Saat sudah cukup jauh dari mereka, Julio bertanya kepada Zack "Apa tidak apa-apa? Dirimu dan Kakakmu di ejek mereka."

Zack menggeleng kan kepalanya ia berkata tidak apa-apa, lalu ia terdiam sampai di depan sebuah kamar dan Zack memberitahu kalau itu adalah kamar untuk Teo beristirahat, sementara Zack berada di sebelahnya. Teo masih melihat ke arah Zack karena ia merasa tidak yakin kalau Zack tidak apa-apa setelah di kata-katai seperti itu, Teo bisa tau dari raut wajah Zack yang terlihat kesal, tapi juga tidak bisa menyangkal itu "Apa sungguh kau baik-baik saja?"

Mendengar perkataanya itu membuat Zack tersenyum "Kau ini orang baik ya. Tenang saja, memang sih sedikit menyebalkan mendengar mereka berkata seperti itu, akan tetapi, semua perkataan mereka itu menjadikan dorongan untuk ku, untuk berlatih lebih keras lagi." ucapnya dengan wajah yang sangat serius.

Mendengar tekad yang kuat dari kata-katanya itu membuat Teo tersenyum, lalu ia menepuk pundak Zack "Suatu saat nanti kau akan menjadi kesatria yang hebat, Zack." ucapnya sambil berjalan ke dalam kamarnya

"Kau ini benar-benar orang yang baik ya. Baiklah, sekarang istirahat saja, besok juga kita harus bangun pagi untuk upacara sekolah."

"Eh? Kita juga ikut?"

"Hey, tentu saja kita ikut. Kita harus mengawal kedua tuan kita nanti."

"A-Ah, baiklah."

"Panggil saja aku jika kau memerlukan sesuatu."

"Ya."

Lalu, Teo pun menutup pintunya dan duduk di ranjang yang ada di sana "Keras." ucapnya sambil menekan-nekan ranjangnya "Masa bodo lah." ucapnya lagi lalu tidur di ranjang itu. Teo menutup matanya dengan tangan, lalu tiba-tiba ia mengingat kembali hari-hari saat ia berada di dunianya, saat mengingat lingkungannya di dunia sana, ia juga teringat kembali saat ia tiba di ibukota, hanya ada satu kalimat yang ada di pikirannya "Benar-benar berbeda ya." ucapnya lalu perlahan tertidur.

Teo pun berada di tengah hutan, ia merasa tidak asing dengan hutan itu, semakin jauh ia berjalan, semakin cepat langkah kakinya bergerak, ia berlari, terus berlari sampai ke tempat yang paling gelap sampai Teo tidak bisa melihat apapun lagi, ia berlari dan akhirnya ia melihat sebuah cahaya, ia melewati cahaya itu dan melihat sebuah pohon yang begitu besar, meski begitu, cahaya matahari masih bisa menembus dedaunan dari pohon itu. Ketika ia mendekat, ia mendengar suara, namun ia tidak bisa melihat siapa yang berbicara "Siapa!?" teriak Teo yang kebingungan.

Suara itu terus berbicara "Takdir telah tiba, ramalan terjadi."

"A-Apa yang kau maksud!? Ramalan apa!?"

Suara itu terus berulang-ulang.

"Hei! Tunjukan dirimu!"

Suara itu tepat di belakang Teo. Teo langsung terbangun dengan nafas yang tengah-engah. Ia melihat kesekelilingnya dan mengatur nafasnya "Aaah… Sialan, kenapa akhir-akhir ini aku bermimpi tentang hutan terus? Menyebalkan sekali." ucapnya sambil mengacak-acam rambutnya, ia pun berdiri lalu berjalan menuju jendela "Ah sudah malam ya? Kira-kira jam berapa sekarang… Hmm?" Teo melihat seseorang menggunakan penutup kepala, ia berjalan cepat kedalam sekolah, melihatnya menggunakan penutup kepala membuatnya teringat kepada orang yang membuka portal yang membuatnya terjebak di dunia ini. Mengingat itu membuat Teo berdecih kesal, ia pun berbaring kembali di ranjangnya dan memejamkan matanya "Tapi, orang itu siapa ya? Ah sudahlah, kalau aku selidiki aku akan di buat hangus oleh tuan ku. Aaaaah, kenapa nasib ku begini ya? Aku ingin pulang dan bermain game RPG yang belum aku tamatkan, menyebalkan."

***

Pagi hari, upacara pembukaan kembali sekolah sihir Ibukota Loriene akan segera di mulai, Teo dan Zack berdiri pun berdiri di belakang para bangsawan muda duduk.

Saat sedang melihat ke sekeliling, ia melihat ada beberapa orang yang menggunakan seragam yang mirip dengan para bangsawan muda, namun hanya saja warna seragam mereka berbeda dari para bangsawan. Mereka memakai seragam berwarna putih, sedangkan para bangsawan yang berada di depannya menggunakan seragam dengan warna biru dengan paduan putih.

"Hei, apa itu juga murid sekolah ini?" tanya Teo kepada Zack sambil melihat ke arah mereka yang menggunakan seragam berwarna putih.

"Hmm? Ah, yah mereka juga murid sekolah disini."

"Eeeh… Kenapa seragam mereka berbeda? Apa itu menunjukan tingkatan mereka? Seperti senior atau junior?"

Zack tertawa dengan terpaksa, lalu ia pun berkata "Bukan seperti itu. Mereka adalah murid yang tidak memiliki darah bangsawan, karena itu mereka dibedakan dengan seragam mereka. Tapi mereka masih satu kelas dengan bangsawan sih. Hanya saja–."

"Tunggu, orang biasa bisa menggunakan sihir?"

"Tentu saja bisa, tapi jarang sekali orang biasa yang memiliki sihir."

"Heee… Tapi yang aku lihat, sepertinya ada diskriminasi yang dilakukan bangsawan, ya." ucap Teo sambil melihat para bangsawan yang sedang menatap sinis kepada mereka yang tidak memiliki darah bangsawan itu.

"Yah, itu yang ingin aku katakan barusan. Para bangsawan muda ini tidak bisa menerima kehadiran mereka, akhirnya perselisihan pun terjadi, tapi sepertinya para 'White' tidak terlalu menanggapi mereka."

"White?"

"Yah itu panggilan mereka. Di sekolah ini, mereka yang tidak memiliki darah bangsawan di panggil 'White'."

"Kenapa?"

"Karena seragan mereka, sudah cukup bicaranya, sebentar lagi upacaranya akan dimulai."

Semua murid pun sudah duduk di tempat mereka masing-masing, lalu para guru juga sudah duduk di atas panggung yang di sediakan. Saat sedang melihat para guru yang ada disana, Teo melihat sebuah kursi kosong di sana, saat sedang menatapinya, tiba-tiba seorang guru tiba-tiba muncul di depan kursi itu dan langsung duduk disana. Teo terkejut bukan main saat melihat guru itu "Tungg–. Itu, Theresa!?"

"Eh kau mengenalinya? Ah iya, kau kan kemarin habis dari sana ya."

"Dia guru disini?"

"Begitulah."

"Aku kira dia hanya guru pribadi mereka."

"Y-Yah itu tidak salah sih, guru Theresa sudah mengajarkan Nona Cattalina dan Nona Celica sihir sejak kecil, aku rasa guru Theresa berhutang sesuatu kepada Kakek mereka. Soalnya sewaktu kecil, guru Theresa sering menyinggung Kakek mereka. Yah aku hanya menduga sih, bukan berarti kalau itu benar." jelas Zack sambil terus menatapi Theresa. Saat sedang menatapinya, tiba-tiba Theresa juga menoleh ke arah mereka berdua lalu tersenyum, itu pun membuat Teo menelan ludahnha "Oy dia menoleh kemari." ucap Zack.

"Y-Yah dia menoleh kemari."

Saat sedang menatapinya, tiba-tiba Theresa menjliat bibirnya sendiri seakan tidak sabar ingin menyantap sesuatu. Melihatnya seperti itu membuat Teo merinding seketika, ia pun langsung memalingkan wajahnya dari Theresa "Huh?" Melihat Theresa seperti itu, ia pun menoleh ke arah Teo yang terlihat ketakutan "Hooo… Sepertinya terjadi sesuatu di sana ya?" tanya Zack sambil tersenyum jahil kepada Teo.

"T-Tidak terjadi apapun, jangan bertanya." ucap Teo yang masih ketakutan melihat Theresa.

"Begitu ya, tenang saja. Kakak ku juga bernasib sama, jadi jangan di pikirkan." ucapnya sambil memegang pundaknya dan mengacungkan jempolnya.

"Berisik."

Theresa yang melihat itu dari kejauhan pun tertawa melihat reaksi Teo seperti itu, sampai-sampai salah satu guru bertanya kepadanya "Apakah anda baik-baik saja?"

"Ah, ya aku baik-baik saja, aku hanya teringat sesuatu yang lucu."

Celica melihat gurunya tertawa seperti itu pun membuatnya penasaran "Kenapa dia tertawa seperti itu?"

Cattalina yang memilih tidak tahu apa-apa pun hanya memaksakan tertawa dan tersenyum sebagai tanggapannya. Lalu, akhirnya upacara pembukaan sekolah pun dimulai. Seorang lelaki yang terlihat sedikit tua berdiri di atas podium "Selamat datang kembali murid-muridku semua, setelah hari libur kemarin, saya harap kalian tidak pernah lupa apa yang sudah kami ajarkan kepada kalian, ya. Hahaha"

"Sambutannya buruk sekali." ucap Teo dengan sangat pelan.

"Yah, beliau memang tidak bisa serius sih."

"Kau mengenalnya?"

"Yah, dia adalah pengajar lama. Pak Lutin namanya, meski tidak bisa mengajar dengan serius, tapi para murid bisa memahaminya apa yang ia ajarkan, Nona Cattalina yang memberitahu ku."

"Hari ini, sekolah sihir Ibukota Loriene, kembali di buka. Untuk sambutan selanjutnya, akan di lanjutkan oleh murid terbaik tahun kemarin, Cattalina de Blouse!" mereka semua bertepuk tangan, Teo terkejut bukan main saat mendengar nama Cattalina di panggil. Teo langsung menoleh ke arah Zack, seakan sudah tahu apa yang ingin Teo katakan, Zack lebih dulu berkata "Jangan bertanya, karena memang itu kenyataanya."

Teo menoleh lagi ke arah Cattalina yang sedabg berjalan dengan anggunnya menuju podium, para murid sangat menyanjungnya, terutama laki-laki dan tidak sedikit juga yang terdengar iri dengan Cattalina. Murid laki-laki yang ada di depan Teo juga ikut mengejek Cattalina, ia berkata "Lihat, lagi-lagi dia yang menjadi murid terbaik, aku yakin dia curang."

"Begitulah, ada rumor katanya dia menyuap guru untuk menjadikannya peringkat pertama."

"Heee... Buruk sekali."

Teo pun mengokang pistolnya dan mencoba mengarahkan pistolnya ke arah murid itu, melihat itu Zack langsung menahannya dan menggeleng kan kepalanya. Mengerti maksud Zack, Teo pun menurunkan kembali pistolnya dan memasukannya ke dalan kantung mantelnya "Maaf, aku terpancing."

"Tenanglah, kalau kau melakukannya, Nona Cattalina akan memarahimu." ucap Zack pelan.

Teo pun melihat ke arah podium lagi dimana Cattalina sudah berdiri disana, Cattalina pun memberikan sambutan kepada murid baru dan juga murid yang naik ke tingkatan selanjutnya. Saat Cattalina sedang bebicara, tiba-tiba Teo merasa tidak tenang "Oh iya, Zack. Apa kau melihat seseorang diluar menggunakan penutup kepala waktu kemarin malam?"

"Hmm? Tidak, aku sudah tidur. Lagipula saat malam hari dilarang berkeliaran di lingkungan sekolah."

"Begitu, sayangnya aku melihat ada orang yang melanggar itu."

Zack langsung mengerutkan keningnya "Maksudmu–."

Seseorang tiba-tiba muncul di samping Cattalina, memegang sebuah pisau dan mengarahkannya ke arah Cattalina. Disaat yang sama, Teo mengeluarkan pistolnya, ia mengarahkan ke orang itu dan menarik pelatuk pistolnya.

Meskipun jarak yang mustahil untuk mengenai orang itu, akan tetapi peluru yang di tembakan Teo tepat mengenai tubuh orang itu dan membuatnya terjatuh. Semua orang berteriak melihat itu, Teo dan Zack pun langsung bergegas mendekatinya.

"Nona Cattalina, Anda tidak apa-apa!?" tanya Zack sambil mengawasi sekitar.

Cattalina mengangguk pelan, lalu ia menoleh ke arah orang yang ingin menusuknya itu. Teo menginjak orang itu agar ia tidak bisa bergerak lagi, karena kejadian itu pun membuat semua pengawal menjadi siaga, upacara pembukaan pun di batalkan, dan semua murid dibawa masuk kedalam sekolah. Para guru pun membuat sebuah penghalang di sekitar panggung itu agar orang itu tidak melarikan diri dengan sihir yang sama.

"Zack, periksa lengannya." perintah Theresa. Zack pun robek lengan pakaian orang itu, ia melihat sebuah tato sabit dengan ular yang melilitnya

"Organisasi gelap!"

"Tahan orang ini di penjara sekolah! Lakukan segel tingkat 5 pada penjaranya!" perintah Tuan Lutin, para penjaga sekolah pun menahan orang itu dan penghalang yang para guru buat pun di hilangkan.

Melihatnya dibawa pergi, Teo bisa menghela nafas lega, ia pun menaruh pistolnya kedalam kantung mantelnya "Apa anda baik-baik saja, Nona Cattalina?" tanya Teo.

"Y-Ya aku baik-baik saja, terima kasih, Teo." ucap Cattalina sambil tersenyum ke arahnya

"Apa yang anda katakan? Sudah tugas saya melindungi anda, kan?" ucap Teo sembil menundukan kepalanya

"Yaaaaw, kau luar biasa Teo. Bagaimana kau melakukannya? Aku lihat kau juga sudah bersiap untuk kedatangannya." ucap Theresa sambil memeluk Teo dari belakang.

"Tung-. Lepaskan aku!" teriak Teo sambil melepaskan pelukannya itu "Entahlah, intingku mungkin, aku hanya merasa ada yang mengawasi kami dari kejauhan. Saat malam hari juga aku melihat orang asing masuk kedalam sekolah, lagipula sudah menjadi tugas pengawal untuk selalu waspada kan?" ucap Teo setelah melepaskan pelukan Theresa, ucapannya itu pun menjadi perhatian para guru. Tuan Lutin langsung menjadikan sekolah siaga, beliau meminta para guru dan penjaga sekolah untuk memeriksa ke setiap sudut di sekolah karena di takutkan ada seseorang yang merusak pelindung pada sekolah ini

"Pelindung? Apa yang anda maksud?"

"Pelindung sihir, pelindung itu bisa mendeteksi siapa saja yang keluar masuk ke sekolah ini dan juga bisa melindungi bangunan yang ada di sekolah ini." jelas Tuan Lutin.

"Jadi maksud anda-."

"Ada seseorang yang merusak pelindung itu." ucao Theresa yang memotong perkataan Teo.

Teo merasa sedikit berasalah karena itu, ia tidak menyangka kalau orang yang ia lihat kemarin malam adalah seorang penyusup, Zack memegang pundak Teo "Jangan salahkan dirimu, Teo. Andaikan malam itu adalah diriku, mungkin aku juga tidak akan melakukan apa-apa."

"Benar, lagipula kau sudah menyelamatkan Cattalina. Itu sudah cukup untuk seorang pengawal." ucapnya lalu memeluk Teo dari belakang lagi. Teo terkejut dan langsung berusaha melepaskannya, meski berusaha keras, Teo tidak berhasil melepaskannya "Tolong lepaskan aku."

"Tidak mau, ah." ucap Theresa, lalu memeluk Teo dengan erat.

"Sepertinya kalian sudah saling kenal ya?" tanya Tuan Lutin.

"Ya begitulah. Laki-laki ini adalah tunangan ku."

"Hah!? Jangan bercandan!" kata Teo dengan keras dan berusaha melepaskannya lagi "Saya tidak memiliki hubungan apa-apa dengan An-da!"

Teo pun berhasil melepaskan pelukannya dan menjauh dari Theresa. "Jangan marah begitu dong. Ah, Tuan Lutin, pria ini hanya pengawal baru dari keluarga Blouse, kami juga baru bertemu kemarin."

"Oh begitu."

"Ya dan kami sudah bertunangan." ucapnya sambil menaruh jarinya di ujung bibir.

"Ja-Jangan bercanda!" bentak Teo yang sedikit ketakutan melihat Theresa, saat Theresa mendekat pun Teo langsung menjauh darinya sampai membuatnya bersembunyi di belakang Cattalina. Cattalina tertawa melihatnya seperti anak kecil, karena tidak tega melihat Teo seperti itu, Cattalina pun meminta gurunya untuk berhenti menjahilinya.

"Dia benar-benar mengerikan, Aku harus menjauh darinya." ucap Teo pelan

"Sepertinya saya mengerti kenapa Nona Theresa tertarik padamu, pengawal muda." ucap Tuan Lutin, lalu mereka pun ikut tertawa kecuali Teo yang masih waspada dengan Theresa dari belakang Cattalina.

Besoknya, Kejadian hari itu, membuat sekolah melakukan perlindungan ganda, mereka juga melakukan penjagaan pada malam hari semakin di perketat. Mendengar kabar itu, di istana kerajaan Lumenia, Ratu pun mengambil tindakan untuk memperketat penjagaan di seluruh wilayah kerajaan Lumenia. Ratu juga sudah mengetahui siapa yang menjadi target sebelumnya di sekolah dan membuat William di panggil untuk bertemu dengan Ratu dan juga sang putri.

"William, apakah kamu sudah mendengar kabarnya?" tanya Ratu.

"Ya, Adik saya, Cattalina de Blouse menjadi target serangan organisasi gelap itu."

Ratu menghela nafas berat mendengar itu "Sepertinya mereka semakin menjadi-jadi ya. Apakah kamu sudah mengetahui kabar adikmu sekarang?"

"Ya, dia baik-baik saja, di saat yang tepat pengawalnya yang baru melumpuhkan orang dari organisasi gelap itu."

"Pengawalnya yang baru? Ah yang mengalahkanmu itu ya." ucapan Ratu membuat William sedikit malu.

"Saya minta maaf untuk itu, tapi benar, dia yang melumpuhkannya."

Mendengar hal itu membuat sang putri tersenyum, ia pun berkata "Sepertinya dia orang yang menarik, kan? Mama?"

"Ya aku harap bisa menemuinya, tapi kondisi sekarang sedang kacau." Ratu terdiam sesaat, lalu ia kembali berbicara "William, tambahkan pasukan untuk mencari sarang organisasi gelap itu. Secepatnya mereka harus di temukan."

"Baik, yang mulia."

Lalu, dihari yang sama, di penjara sekolah, orang yang Teo lumpuhkan ditemukan tewaa di sel tahanan

To be continue


Load failed, please RETRY

Quà tặng

Quà tặng -- Nhận quà

    Tình trạng nguồn điện hàng tuần

    Rank -- Xếp hạng Quyền lực
    Stone -- Đá Quyền lực

    Đặt mua hàng loạt

    Mục lục

    Cài đặt hiển thị

    Nền

    Phông

    Kích thước

    Việc quản lý bình luận chương

    Viết đánh giá Trạng thái đọc: C10
    Không đăng được. Vui lòng thử lại
    • Chất lượng bài viết
    • Tính ổn định của các bản cập nhật
    • Phát triển câu chuyện
    • Thiết kế nhân vật
    • Bối cảnh thế giới

    Tổng điểm 0.0

    Đánh giá được đăng thành công! Đọc thêm đánh giá
    Bình chọn với Đá sức mạnh
    Rank NO.-- Bảng xếp hạng PS
    Stone -- Power Stone
    Báo cáo nội dung không phù hợp
    lỗi Mẹo

    Báo cáo hành động bất lương

    Chú thích đoạn văn

    Đăng nhập