"Tidak perlu takut, aku hanya ingin menceritakan sesuatu kepadamu, Nas," ujarnya kemudian.
Nas mengangguk, meski terlihat sangat ragu.
"Banyak hal yang ingin aku ceritakan, tapi aku ingin kamu merasa nyanan lebih dulu. Hmmm … Nas, apa yang aku katakan tadi, memang benar.
"Yang mana?" tanya Nas.
Tangan Man tidak lagi berada di dagu Nas. Kini gantian ia yang menunduk. Tangannya juga ia masukkan ke dalam saku celana seragam sekolahnya. Man memejamkan matanya.
"Man?" panggil Nas, merasa tidak mendapatkan jawaban apapun dari Man. "Katakan saja—"
Cup!
Entah apa yang dipirkan oleh Man, ia memberanikan diri untuk mengecup bibir Nas.
Tidak ada penolakan dari Nas. Ia tercengang dengan mata yang membesar.
Man melepasnya, ia melipat kedua bibirnya, berharap Nas tidak marah kepadanya.
"Aku benar mencintaimu, Nas," ucap Man, melirik takut pada Nas.