Semenjak kepergok, bukan, tepatnya semenjak Sean melihat Lily berjalan berdua di rumah sakit. Lily merasa Sean semakin sering menguriminya pesan. Lily tertawa dalam hatinya, ini lucu. Pasalnya saat ini mereka dalam posisi yang sama, Lily juga mendapati Sean pergi menemani Intan untuk menjaga anaknya.
Bisa di bilang mereka satu sama, sayangnya Lily tidak merasakan hal-hal seperti kecemburuan ataupun keposesifan terhadap Sean. Kalau Intan mau ya ambil aja. Seakan-akan hatinya berkata seperti itu.
Apa Lily jahat? Sepertinya iya.
Lily tidak bisa berharap banyak pada lelaki itu. Sean, dia terlalu sibuk mengurusi karirnay sebagai guru. Walaupun di awal Lily tidak masalah bahwa waktu pagi Sean tersita untuk mengurus sekolahnya. Tapi semakin lama Lily ingin merasakan juga bagaimana di antar berangkat ke kantor oleh pacarnya dan hei, apalagi dengan kondisi tangan Lily yang seperti ini.
Vote yuk, jangan lupa ya.