Lily melangkahkan kakinya dengan pelan dan sangat hati-hati. Sudah tiga hari berlalu sejak Angkasa melakukannya tapi rasa sakit itu masih belum menghilang.
"Ayo Ly, nanti ketinggalan bis loh." Teriak Yuli yang sudah lebih dulu jalan jauh di depan sana.
Lily melangkahkan kakinya lebih cepat kali ini. Mengabaikan rasa sakit itu.
"Yul, kita naik angkot aja yuk." Mohon Lily.
"Kenapa? Biasanya Lo yang ngebet naik bis biar ngirit."
"Pliiiiisss." Lirih Lily, rasanya Lily benar-benar tidak kuat untuk berdiri berdesakkan pagi ini.
"Lo sakit ya?"
"Kenapa tanya itu terus sih dari kemarin?" Heran Lily.
"Habis wajah Lo pucat."
"Itu karena Gue malas aja pakai make up." Yuli meneliti wajah Lily dengan saksama.
"Tapi Gue rasa kok Lo tambah cantik ya Ly?"
"Lo buta? Gue cantik dari dulu."
Dahi Yuli berkerut dalam, pandangannya tampak menilai Lily lebih teliti. Jari-jarinya membentuk sebuah frame yang menyorot Lily dari atas ke bawah.
"Beda Ly, kayak ada aura lain yang terpancar gitu."