"Aku tahu, aku sudah mengecewakan semua orang. Tapi ini buat kebaikan kita. Tidak mungkin aku mempertahankan cinta ini bila pada akhirnya aku harus bertanggung jawab sama Arini."ucap Panji sambil menyetir mobilnya. Perasaan bersalah masih menghinggapinya. Dimana dia dulu pernah membuat komitmen akan menjaga dan bersama Alena terus. Tapi dia juga tidak menyangka kalau perbuatannya dulu bisa membuat Arini sampai hamil dan melahirkan buah hatinya. Mungkin itu yang selalu membuatnya teringat terus akan kesalahan terbesarnya selama ini.
Melihat keadaan rumahnya yang tidak kondusif, apalagi mamahnya sedang marah kepadanya, dia merasa butuh orang untuk diajaknya curhat. Menurutnya ini adalah keputusan yang paling tepat untuk dirinya dengan Alena. Meskipun Alena harus tersakiti sekarang. Tapi itu lebih baik daripada rasa sakit itu muncul ketika perasaan Alena padanya sudah terlanjur dalam sekali.
"Maafin aku."ucap Panji sambil mengingat semua masa lalunya bersama Alena.