Nata menatap ranjang kasur besar tersebut sembari bergidik ngeri. Apa lagi di tambah kehadiaran Sehun yang sudah mengusai setengah lahan tempat tersebut. Membuat otak Nata berkelana—mengingat kejadian serta kelakuan yang sempat mereka lakukan sore tadi. Gadis itu beristigfar di dalam hati sembari menghela napas gusar.
Sungguh demi Tuhan, Nata ingin sekali pulang. Juga ia ingin mencuci otaknya supaya tidak terus teringat kejadian tadi sore. Seorang Nata bisa-bisanya lepas kendali apa lagi di hadapan kekasihnya sendiri.
Sehun yang merasa bahwa Nata masih setia berdiri di tepi kasur sembari menatapnya dengan pandangan horror, mengerutkan alis bingung. "Ngapain kamu di situ?" tanyanya heran.
Lantas Nata menggeleng kepala pelan. "Mau pulang..." lirihnya sembari memeluk bantal. Sehun menolak tegas, dengan sengaja ia bangkit dari posisi enaknya. Rebahan setelah mandi malam memang menjadi hal terfavorit bagi Sehun.