Tải xuống ứng dụng
7.4% TONEVA Penentang Sihir / Chapter 2: Musuh Dalam Kabut

Chương 2: Musuh Dalam Kabut

Vashna. Dahulu kota ini dikenal karena keindahannya. Bahkan kota yang sekarang dikenal sebagai kota mati berkabut ini sempat dijuluki sebagai Kota Surga karena kemajuan teknologi dan fasilitasnya. Namun, keindahan itu segera berubah ketika pecahnya kembali sebuah perang bersejarah, sebuah perang yang disebabkan oleh kekuatan misterius yang diperebutkan banyak orang, Sihir.

Sihir adalah semacam kekuatan misterius yang memiliki kemampuan untuk mewujudkan segala keinginan penggunanya. Sebuah kekuatan kuno yang diketahui telah ada sejak zaman dahulu kala yang selalu dicari dan diperebutkan oleh kalangan tertentu. Kalangan yang dikenal sebagai 'Orang-orang Dunia Bawah'.

Orang-orang itu dikenal sebagai kalangan penyihir yang mengincar kekuatan sejati dari Sihir itu sendiri. Dan karena mereka juga lah alasan runtuhnya sistem pemerintahan kota yang dulunya dikenal sebagai Kota Surga ini.

Di tengah kegelapan Kota Vashna yang suram dan berkabut, terlihat sekumpulan monster aneh bertubuh seperti tanaman sedang memburu seorang wanita berambut pirang dan seorang sosok misterius lain yang berada tak jauh di belakangnya.

Dengan napasnya yang terengah, wanita bersurai pirang itu terus berusaha menghindari serangan-serangan yang diluncurkan oleh monster-monster mengerikan yang tidak diketahui asal-usulnya itu. Monster yang memiliki wujud seperti kadal yang tubuhnya ditumbuhi tanaman itu dikenal dengan nama Ngoa.

Tak jarang serangan monster Ngoa itu berhasil mengenai tubuh wanita itu. Namun, meskipun ia terluka, wanita itu tetap berlari maju sambil sesekali melirik ke arah pengejarnya. Sebab, yang ia hindari bukanlah para monster Ngoa itu, melainkan sosok misterius dengan pedang katananya yang mengejar tepat di belakang monster-monster itu.

Seekor Ngoa kembali menyerang wanita itu dengan cakar dan sulur panjangnya. Namun, untung saja wanita itu berhasil menghindar tepat waktu. Alhasil, serangan itu meleset dan hanya mengenai jubah panjangnya. Karena terkejut oleh serangan Ngoa barusan, wanita bersurai pirang panjang itu segera menghindar dan berlari memasuki salah satu lorong jalanan kota Vashna yang sepi.

"Mengapa... mengapa kalian tega sekali" batin wanita itu sedih.

Seekor Ngoa tiba-tiba muncul di hadapan wanita itu. Tak sempat menghindari serangannya, wanita itu hanya dapat mematung dan menutup kedua matanya, pasrah akan kematian yang datang menyambutnya. Namun, serangan yang ditunggu-tunggu itu tak kunjung tiba. Begitu wanita itu membuka matanya, ia terbelalak kaget melihat monster-monster itu telah ditebas habis oleh sosok misterius yang tiba-tiba muncul dengan pedang katana miliknya. Di bawah sisa-sisa cahaya lampu kota, terlihat jelas darah dan potongan tubuh para Ngoa yang sudah mati bertebaran di sekitarnya.

Wanita itu langsung refleks melangkah mundur karena ketakutan. Bahunya dan tangannya yang terkepal gemetar. Napasnya terputus-putus karena berlari sementara matanya yang terbelalak lebar terkunci pada pria yang berada di hadapannya itu. Suara dingin pria itu terdengar tajam di telinganya, setajam pedang katana yang baru saja digunakannya untuk membunuh monster Ngoa itu.

"Freya, mau sampai kapan kau lari dari kami?"

*****

Suara baling-baling helikopter yang dinaiki oleh pasukan elit Intel, Tim Bersenjata, mengisi kesunyian udara malam di kota mati yang berkabut ini, Vashna. Beserta rombongan itu, Aroz dan Tarachri ikut serta dalam penyelidikan monster aneh tak dikenal yang berasal dari kekuatan jahat, Ngoa.

Terlihat Aroz dan Tarachri yang tampak serius berdiskusi dengan para prajurit Intel itu. Namun, bukan Ngoa yang menjadi fokus dalam perbincangan mereka melainkan tentang seorang wanita. Sebab, mereka baru saja mendapat perintah baru dari markas pusat yang menyatakan penambahan misi baru ke dalam perjalanan mereka. Sevinchri yang berada di markas pusat baru saja menghubungi mereka beberapa saat yang lalu.

"Apa!!" Kata Aroz dengan heran bercampur Panik..

"Aroz, Tarachri. Apa kalian dengar?" suara Sevinchri terdengar jelas melalui Earpiece di telinga mereka.

"Ya, kami dengar Ayah," sahut Aroz.

"Ada apa, Ayah?" tanya Tarachri yang duduk tepat di sebelah Aroz.

Aroz dan Tarachri harus mengeraskan suara mereka agar dapat terdengar melawan suara mesin dan baling-baling helikopter yang cukup berisik.

"Begini, aku ingin menambahkan misi kalian menjadi dua misi. Selain melakukan investigasi, kalian harus menyelamatkan seseorang sebagai tambahan misi ini. Seorang wanita," kata Sevinchri menjelaskan tambahan misi mendadak itu.

Aroz dan Tarachri saling bertukar pandang terkejut. Menyelamatkan seseorang?! Bagaimana hal itu mungkin terjadi?

"Apa yang Ayah katakan?! Bukankah daerah ini adalah wilayah yang tak berpenghuni?" tanya Aroz yang tak percaya pada pendengarannya.

"Di mana ia berada sekarang, Ayah?" Aroz bertanya. Sebelah alisnya terangkat. Aroz memutuskan untuk mengabaikan kebingungannya.

"Menurut gambaran yang diperoleh dari satelit kita, ia berada di Distrik J-09. Tepatnya di sebuah pabrik. Cepat! Wanita itu sedang dalam bahaya!"

"Baik! Dimengerti!" jawab Aroz dan Tarachri bersamaan.

Begitu mendengar perintah itu, Aroz dan Tarachri langsung berdiskusi tentang bagaimana cara tercepat bagi mereka agar dapat mencapai lokasi orang yang harus mereka selamatkan itu. Aroz dan Tarachri sepakat memutuskan untuk mendahulukan misi penyelamatan mereka karena mereka khawatir wanita yang harus mereka selamatkan itu telah menjadi mangsa dari monster Ngoa.

Sambil menyantap jagung bakar mereka, Aroz dan Tarachri segera bersiap untuk bergerak menuju lokasi pabrik yang terletak di Distrik J-09 Kota Vashna. Dan Aroz yang baru saja berbincang dengan pilot helikopter yang mereka tumpangi itu, mendapat perintah untuk menyegerakan operasi penyelamatan wanita yang sebelumnya menjadi bahan perbincangan mereka.

Aroz pun melantunkan sedikit lagu, I Walk Alone.. I Walk For Destiny.. lalu berbalik menuju pintu keluar helikopter mereka. Dalam sekejap mata ia sudah berada di udara. Dengan keahlian khusus Memijak Anginnya, Aroz melesat dengan cepat menuju lokasi yang dikatakan ayahnya.

Tarachri yang masih mencerna perintah mendadak dari Ayah mereka yang berada di markas pusat itu tersadar bahwa ia baru saja ditinggal oleh kakaknya.

"Hey! Kak Aroz! Tunggu aku!" panggil Tarachri saat ia melihat Aroz melesat bagai anak panah menuju lokasi pabrik itu.

"Akh! Sialan!" umpatnya pelan.

Tarachri lalu menghadap prajuritnya. "Hey! Kalian tetap di sini dulu. Pilot!" panggilnya. Sang pilot menyahut membalas dari kursi kemudinya.

"Terbanglah ke Distrik J-09 tepatnya di atas pabrik! OK?!"

"OK! Dimengerti!"

Begitu sang pilot menyahut, Tarachri pun ikut terjun dan melesat menyusul Aroz menuju lokasi tujuan mereka. Tak jauh di belakangnya, Tarachri dapat mendengar baling-baling helikopter yang bergerak mengikuti.

Tarachri: {..jika dilihat dari reaksi kagetnya dan berdiri tenang tadi, sepertinya kakak memikirkan sesuatu..}

Aroz: {..kenapa wanita itu langsung berada di sana? Apakah ia punya teleportasi? Mustahil karena ia sedang dalam bahaya, jika memang begitu, pasti ia bersama seseorang..}

Sang Ayah: {Kurasa, tadi ada seseorang yang mendengar percakapan kami dari jauh, Siapa Dia?}

*****

Di Distrik J-09 Kota Vashna, tepatnya di jalanan sempit yang gelap dan dingin menuju bangunan pabrik yang terbengkalai, terlihat seorang wanita bersurai pirang berlari ketakutan menuju ujung jalanan sempit itu. Rambut pirangnya yang panjang berkibar dan meliuk di belakangnya seirama dengan langkah kakinya yang tergesa-gesa. Tak jauh di belakangnya, terlihat beberapa ekor Ngoa yang mengejarnya dengan kecepatan yang menakjubkan.

Namun, sebelum monster-monster itu dapat menjangkau wanita berambut pirang itu, mereka langsung tumbang terpotong-potong karena terus menerus ditebas oleh pria yang mengikuti wanita itu.

"Ngoa-ngoa ini sangat menyebalkan. Dasar para penyihir, mereka sengaja mengambil jalan pintas," suara pria itu menggema di dinding-dinding lorong sempit yang panjang itu.

Wanita bersurai panjang itu, Freya, terkejut ketika ia menyadari bahwa ujung lorong sempit itu buntu. Dengan ketakutan ia membalikkan badannya menghadapi pria yang berjalan santai ke arahnya itu.

"Freya, ikutlah denganku. Kami akan mengampunimu dan memperlakukanmu dengan baik. Kau masih selalu saja bersikap polos. Apakah kau ingin dimanfaatkan oleh Para Penyihir?" tanya pria itu sambil membujuk Freya.

"Tidak! Lebih baik aku mati, Kak! Daripada aku harus menanggung kekuatan yang tiada arti-" kalimat Freya terputus. "Oh. Baiklah."

Brugh!

Tubuh Freya jatuh pingsan di tanah sebab kakaknya baru saja memukul Freya dengan sarung pedangnya tepat di ulu hatinya.

"Hmm... Bagaimana kalau pilihannya bukan mati?" ucap pria itu dingin.

*****

Dalam perjalanannya menuju pabrik, Aroz sedang dihalangi oleh beberapa ekor Ngoa yang mengepungnya. Pergerakannya juga terbatas karena kabut yang menyelimuti wilayah itu. Terdengar geraman dan raungan mengerikan Ngoa-ngoa yang memecahkan kesunyian Kota Vashna.

"Apakah makhluk-makhluk ini yang disebut Ngoa? Dilihat dari penampilannya memang berbeda dari siluman." batin Aroz selama pertarungan.

Tak lama, Tarachri mendarat tak jauh dari posisi Aroz yang sedang bertarung melawan Ngoa-ngoa itu. Tanah yang dipijaknya hancur sedikit akibat entakan kakinya dan membuat debu-debu beterbangan. Aroz tersenyum senang karena terkejut melihat Tarachri yang langsung mengikutinya.

"Adikku yang satu ini memang hebat. Instingnya sangat tajam," batin Aroz terkagum-kagum.

Tarachri segera turun tangan membantu Aroz dalam pertarungannya. Saat ia sedang menghadapi Ngoa-ngoa jahe, tiba-tiba kepalanya tersentak menyadari bahwa ada yang sedang mengawasi mereka di dekat sana.

"Siapa di sana?! Tunjukkan dirimu!" seru Tarachri.

Sebuah tawa kecil terdengar dari balik kabut. "Maaf. Aku bukanlah seorang petarung. Aku penyihir."

Seorang penyihir kemudian menampakkan wujudnya yang sedari tadi ia sembunyikan di balik kabut dan reruntuhan. Tiba-tiba ia memerintahkan Ngoa-ngoanya untuk menyerang Aroz dan Tarachri.

"Serang mereka!"

Pertarungan sengit pun terjadi. Aroz dan Tarachri dengan kompak melakukan gerakan kombinasi dan kolaborasi yang indah. Mereka bertarung dengan menggabungkan teknik beladiri umum yang berbeda. Aroz menggunakan teknik Taiji dan Tarachri dengan teknik Taekwondonya. Tarachri bertarung menggunakan kain hitam sebagai penutup matanya. Menyadari gerakan dan teknik itu, sang penyihir terkejut.

"Gerakan itu?! Tak salah lagi. Mereka adalah Fistart," batin sang penyihir.

Di tengah pertarungan itu, Aroz dan Tarachri yang berhasil memojokkan sang penyihir tiba-tiba menghilang dan menyingkir dari area pertarungan. Sang penyihir tertawa mengira ia sudah menang. Namun, ia segera mendongak ke atasnya karena mendengar suara mesin di udara. Ia terkejut ketika menyadari sebuah helikopter bersenjata lengkap terbang di dekat mereka.

Tapi ia terlambat menyadarinya, penyihir itu sudah berada dalam sasaran tembak kendaraan perang udara itu. Helikopter pun melepaskan tembakan roketnya tepat ke arah penyihir itu.

*********

Bersambung..

*Catatan*

Jika ingin Lihat berbagai Art saya, bisa Follow saya di IG. @fachri_pay55 .... Terimakasih 🙏🙏🙏🇮🇩


Load failed, please RETRY

Tình trạng nguồn điện hàng tuần

Rank -- Xếp hạng Quyền lực
Stone -- Đá Quyền lực

Đặt mua hàng loạt

Mục lục

Cài đặt hiển thị

Nền

Phông

Kích thước

Việc quản lý bình luận chương

Viết đánh giá Trạng thái đọc: C2
Không đăng được. Vui lòng thử lại
  • Chất lượng bài viết
  • Tính ổn định của các bản cập nhật
  • Phát triển câu chuyện
  • Thiết kế nhân vật
  • Bối cảnh thế giới

Tổng điểm 0.0

Đánh giá được đăng thành công! Đọc thêm đánh giá
Bình chọn với Đá sức mạnh
Rank NO.-- Bảng xếp hạng PS
Stone -- Power Stone
Báo cáo nội dung không phù hợp
lỗi Mẹo

Báo cáo hành động bất lương

Chú thích đoạn văn

Đăng nhập