Meskipun sudah mempunyai istri, Adipati Jenukus tak bisa menahan hasrat cintanya kepada Nyai Senandung Wulan. Ia ingin mempersuntingnya menjadi seorang istri. Tanpa sepengetahuan istri sah-nya, ia kemudian merencanakan untuk melamar Nyai Wulan yang saat itu tinggal di sebuah desa dekat Gunung Liman.
Lagi-lagi, karena Nyai Senandung Wulan sangat menyadari kekurangannya sebagai wanita yang sudah tidak sempurna, maka ia menolak lamaran Sang Adipati secara baik-baik. Untungnya Adipati Jenukus tak searogan para pemimpin daerah atau pejabat lain yang keinginannya cenderung harus selalu terpenuhi. Ia cukup memahami dengan keputusan Nyai Senandung Wulan. Begitu pula sebaliknya, Nyai Wulan pun sangat menghargai sikap memahami yang dilakukan oleh Sang Adipati.