Ciprakan air yang di sentu dan di ganggu menimbulkan riak air yang membuat beberapa orang ingin lagi dan lagi membuat hal yang sama, beberapa dari mereka mungkin menyenaginya, dengan menyeburkan diri mereka kedalamnya. Kemudian membiarkan air bening itu membasahi tubuhnya, dan sebagian malah terpercik ke tubuh orang lain. Membuat sebagian dari mereka memekik kesal
"berhentilah bermain air Xarly, kau membuat kami semua basah" geram Bella yang baru saja mendekat ke arah kolam, malah terkena ciprakan air dari pacar sahabatnya itu.
"sorry Bella pacarnya Reno, yang tidak pernah memanggilku kakak" balas Xarly sedikit kesal dengan panggilan Bella, yang tidak menghormatinya yang satu tahun lebih tua dari gadis itu
"oo haha" balas Bella mengejek lelaki itu..
"kalian tidak berenang" tanya Bram sambil memeluk Mega yang masih dalam balutan jubah handuk itu.
"eemm sebentar lagi" balas sallsa sedikit kesal dengan Dion yang terus-terusan mengikutinya itu.
"berhenti mengikuti ku. Apa wanita itu sudah bosan kau ikuti" semua yang ada disana serempak memutar bola mata mereka bosan, monalisa Depatra gadis angkuh itu masih saja keras kepala. Hampir Dua tahun terakhir ini Dion selalu mengikuti langkah gadis itu. tapi sayangnya apa yang telah dion perbuat padanya sudah membuat seorang Monalisa Depatra menutup hatinya untuk seorang Dion Romando. Walaupun tidak bisa dipungkiri gadis itu masih sangat mencintai kakak kelasnya itu.
"Kalian ribut sekali" Alex yang baru saja bergabung dengan teman-temannya itu langsung menatap murka, Al yang sedang bercengkrama dengan adiknya di kursi di samping kolam renang itu.
Daniel yang melihat bagaimana Alex melangkah dengan terburu-buru kearah Lexsa tertawa geli. Bahkan saat lelaki itu sedang amnesia sekalipun, tetap saja hatinya tidak bisa melihat Lexsa bersama lelaki yang pernah berkata cinta pada Lexsa itu
"kamu baik-baik saja" Alex yang mendengar bagaiman Lexsa menanggapi pertanyaan AL, menggeram kesal. Adiknya itu terlalu lembut
"ehmmm. Apa aku mengganggu" Reno tertawa geli. Biasanya lelaki itu akan memeluk Lexsa dan berkata "jauh-jauh dari gadis ku "
"kakak.. "Lexsa memutar matanya bosan, mau Amnesia ataupun tidak, sama saja
"kamu tidak berenang sayang" Alex langsung merangkul bahu Lexsa dan memindahkan gadis itu agar duduk di atas pangkuan nya.
Al yang melihat itu rasanya ingin sekali menghajar lelaki di depannya. Semua ini hanya akan membuatnya cemburu. Tapi dia tidak masalah dengan itu. yang harus dia khawatirkan adalah hati gadis di depannya ini. Akan kah hati itu masih bisa bertahan lebih lama lagi
"kakak tidak berenang' tanya Lexsa menatap kakaknya yang masih dalam balutan jubah mandi bewarna putih menyembunyikan celana renang lelaki itu
"menunggu mu" balas Alex singkat. Lexsa tersenyum manis, dia sangat mencintai lelaki dingin ini yang hanya bisa bersikap manis hanya padanya seorang. Lexsa memeluk leher Alex erat. Alex terkekeh pelan.
"aku tidak menyangka kamu tidak marah dengan posisi kita sekarang" Lexsa terkekeh pelan, apa yang harus dia marah. Dia sangat merindukan lelaki ini.
'kita berenang' ucap Lexsa sambil bangun dari posisi duduknya kemudian menatap Al yang sedari tadi memberungut kesal melihat kearahnya
"Al, ayo berenang" ajak Lexsa, mendengar itu Alex langsung berdiri di belakanng Lexsa dan memeluk gadis itu erat. Al memutar matanya bosan
"jangan ajak dia sayang, dia pasti ingin dekat-dekat dengan kamu. Dia punya niat jahat." Cerca Alex seolah ingin memprofokasi Lexsa.
"yang benar saja" AL berucap bosan, apa lelaki ini ingin bilang, kalau dia berniat menjadikan lexsa pacarnya lagi. Kalau bisa sudah dia lakukan sejak lama.
"kakak terlalu berlebihan" Lexsa melepaskan rangkulan tangan kakaknya kemudian berjalan ketepi kolam. Sebelum kakinya menyentuh air, Alex menariknya cepat sehingga dia jatuh dengan kasar kedalam air.
"kakak" geram Lexsa mengetahui kejailan kakaknya.. Alex tertawa geli melihat wajah Lexsa yang memerah karena ulahnya.
"maaf sayang", Alex mendekat kearah lexsa membersihkan air di wajah gadis itu.
"Akkkkk, sakitt"
"kakak kenapa" Lexsa menatap panik, Alex terus memekik tertahan, sambil memegang kepalanya
"sakit, " dengan cepat Lexsa memeluk Alex berusaha menenangkan lelaki itu yang sedang meringis kesakitan merasakan sakit di kepalanya.
"kamu sexy sayang"
"kamu pacaran dengan Alcio itu , aku gak mau pokoknya putuskan dia"
"Akkkk" Daniel yang melihat itu menatap panik, Alex semakin menjambak rambutnya keras
"bawa dia keluar dari kolam' seolah baru tersadar dari kepanikannya. Lexsa segera membawa lelaki itu ketepi kolam di bantu Daniel.
"ambilkan air!" perintah Devon cepat.
'kakak kenapa" lexsa terisak pelan sambil terus mendekap lelaki itu erat
"sakittt' Lexsa menatap kakaknya khawatir.
"jangan dipaksa kak, kita akan mencobanya perlahan.. kakk" rasanya seolah hatinya dihantam oleh benda keras, sangat sakit melihat bagaimana kakaknya terus meringis kesakitan
"kakk kakak" Lexsa berusaha menggoyangkan tubuh Alex yang sudah melemah di dalam dekapannya.
"kakka bangun' seolah rasa sakit itu memang sangat sakit sehingga kesadaran lelaki ini di renggutnya.
"telpon uncle Dimas!" Feby yang terkejut dengan apa yang dia lihat menatap Bram seolah berterimakasih, mendengar ucapannya. Sahabat rivalnya Alex itu ternyata cukup membantu juga
Mereka terlalu terkejut dengan apa yang mereka lihat, selama ini lelaki itu bahkan tidak pernah mengeluh sakit kepala sedikitpun,. Apa mungkin ingatan itu sedikit demi sedikit akan kembali. Atau tidak.
***&^%
beberapa berkas yang tertata rapi di atas meja, menupuk tinggi, pertanda betapa pemilik berkas itu sudah lama tidak menyentuh berkas itu. beberapa berkas lainnya berada di depannya , di depan pemiliknya yang sedang menelisisknya penuh emosi. Kekesalan yang semakin membuncak tak kala melihat semua isi dari berkas yang di teriimanya pagi ini
"Brengsekk!!" umpat lelaki itu yang entah sudah keberapa kali nya. Seorang wanita yang dari tadi membantu lelaki itu memeriksa kan semuanya, mendengus kesal. Bukan hanya lelaki itu yang sedang marah disiini, dia juga sedang murka. Tapi dia harus menahan nya kalau tidak ingin semunya semakin hancur.
"bagaimana mungkin mereka mendapatkan semua bukti-bukti ini" Ero Mahendra menatap tak percaya dengan semua bukti yang diantarkan oleh orang suruhan Robeth kekantornya tadi pagi.
"ini semua salah mu, bukannya sudah ku ingat kan, jangan terlibat terlalu jauh. Seharusnya kau lebih berhati-hati" murka Lora Mahendra, yang sedari tadi menahan amarah melihat semua kekacauan yang dikarenakan suaminya ini.
"diamlah, seharusnya kau membantuku, bukannya kau masih memiliki hubungan kekerabatan dengan keluarga Kear maupun Bileendra." Ero menatap istrinya itu geram, seharusnya wanita itu lebih baik lagi dalam memamfaatkan hubungan kekerabatan.
"kalau dari awal kau mendengarkan ku, untuk tidak main-main dengan keluarga itu lagi,ini tidak akan terjadi. Seharusnya kau sadar setelah bocah ingusan itu mengalahkan kita dan putra kita enam tahun lalu" Lora berucap murka, lelaki ini terlalu tamak, dengan semua yang ingin diraihnya
"sekarang kau lihat. Saham perusahan kita jatuh, beberapa infestor membatalkan kerja sama. Dan putra kita terjerat kasus pelecehan sexsual. Apa kau pikir kita bisa mengatasi semua kekacauan ini" Lora berteriak murka, sekarang dia sudah kehilangan semuanya, dan itu karena lelaki bodoh ini
"kalau saja dari awal, kau mau perusahanmu berkerja sama dengan para istri Kear dan Billiendra. Ini semua tidak akan terjadi. Dan sekarang perusahan induk kita teracam bangkrut" Ero menatap murka istrinya yang dianggapnya menjadi penyebab semua ini tterjadi
"apa kau pikir, kalau aku setuju membiarkan mereka memasuki Lora Resto. Kita akan selamat,?" lora terkekeh pelan " kau tidak mengenal bagaimana liciknya mereka. Lora Resto yang sudah aku bangun tidak akan pernah ku biarkan jatuh ketangan mereka. Tidak akan" Ero semakin menatap murka wanita di depannya.
"apa kau ingin putra kita mendekam di penjara" Lora terkekeh pelan. Lelaki di depannya yang dia sebut suami itu. bertanya seolah-olah dia peduli, dengan keselamatan anak mereka
"jangan lupa, bahwa kau yang membuat dia seperti itu, apa kau lupa?, kau pun akan di seret dalam penjara oleh mereka. Gara-gara keserakahan mu, aku kehilangan putriku. Dia mati di tangan orang yang kau anggap berkuasa itu. dia mati di tangan Kear. Dan sekarang kau membuat putra ku bermasalah dengan Alex Wilshon dan Kenzo William, kau sudah menyentuh Alexsa Wilshon. Dan bahkan sekarang, seorang Alcio Corner juga akan ikut andil menghancurkanmu. Apa kau masih mengira Kear dan Billendra mampu menanganinya. Kau lupa siapa yang berada di belakang mereka. Apa kau lupa?" Lora menatap murka, merutuki kebodohannya bertahan di samping lelaki serakah ini
" aku akan membebaskan Nathan, tapi jangan kira aku juga akan membebaskanmu. Nikmati hukumanmu itu, aku akan mengurus perceraian kita" Lora menatap penuh benci pada lelaki yang sekarang menatap nya seolah memohon bantuannya. Cukup sampai disini, dia tidak iingin kehilangan lagi. Cukup putrinya seorang yang menjadi korban , cukup putrinya yang harus mati di depan matanya.. tidak dengan putra nya, tidak lagi
Ero menatap tak percaya, apa dia harus hancur dengan cara seperti ini menyedihkan!. Dia tahu putranya pasti akan segera bebas. Tapi apa dia juga akan di bebaskan oleh wanita itu. setelah apa yang dia perbuat. Dia tidak boleh hancur seperti ini . ini terlalu memalukan untuknya. Dalam satu malam, perusahannya, perusahaan besarnya hancur. Hanya dalam satu malam. Dia hancur.
Jauh disana dalam ruangan yang hanya diterangi lampu tidur, diatas ranjang mewah dua orang tertidur pulas setelah kegiatan panas mereka.
"bagaimana keadaan Alex"tanya wanita itu sambil mengusab kepala yang bersandar di dadanya
"kau masih menanyakan dia, bahkan setelah kita bercinta"tanya Beny sambil tersenyum sinis
"gara-gara lelaki bodoh dan lelaki tua bodoh itu, Alex kembali kesini. Kau tahu kami mulai akrap, dia pantas hancur. "Karin mengeram marah, Alex yang sudah mulai bisa didekatinya lagi harus kembali ke indonesia hanya karena Nathan yang mulai ikut ketamakan Ero Mahendra.
"mereka akan hancur pasti. Menjadi musuh william dan Wilshon, tentu mereka tidak akan hidup tenang" ucap Beny yang membuat Karin terkekeh pelan
"kear dan biliendra pun musuh William dan Wilshon beny" balas karin sambil terkekah geli.
"tentu saja, kita musuh terkuat mereka. Tapi lelaki tua itu sudah berani mengusik mainan ku, mereka pantas untuk hancur" Karin tertawa geli. Lelaki gila ini selalu cocok dengannya, tapi sayang hati mereka tidak pernah cocok
"dan kamu selalu mengambil keuntungan dibalik semua hal buruk ini" Beny tertawa geli sambil mengendus di dada Karin yang membuat karin kegelian nikmat
"Mahendra Compeny akan menjadi milik kita" Karin tertawa senang. Lelaki ini sangat menguntungkan
"berterima kasihlah pada bibi yang mempunyai nama keluarga yang tidak pernah disangkut pautkan dengan Kear" Beny menganguk pelan, dia memang harus berterimasih dengan nama keluarga ibunya. Ibunya yang berasal dari scotlandia itu memang tidak di publikasikan ke media asal usul wanita itu.
Alsa Kear atau dia harus memanggilnya Alsa Skory.
"mereka bodoh sekali" ucap beny
"dan William dan Wilshon terlalu pandai untuk kamu kelabui, bahkan mereka tahu nama keluarga ibumu. Sayang sekali. Kau tidak bisa masuk keperusahaan mereka" cibir karin
"sayang sekali" balas Beny yang membuat Karin terkekeh pelan.
"Setwlah ini Lora Mahendra pasti akan membebaskan Nathan dari penjara" ucap Karin. beny tertawa lucu. mana mungkin kan. Setelah mengusik dua keluarga besar itu Lora masih bisa bertindak. apa lagi dia pun tidak ingin Nathan bebas.
"Tidak akan Karin. karena aku pun sama dengan mereka. yang tidak ingin lelaki itu bebas" karin tertawa bahagia. semuanya akan menguntungkan mereka..
****