Tải xuống ứng dụng
29.26% My Possessive Brother / Chapter 24: Bab 24. Apa Aku Salah Lihat

Chương 24: Bab 24. Apa Aku Salah Lihat

Lexsa prov:

Sedikit menyebalkan memang, kalau setiap Pagi kamu harus pergi dengan lelaki yang Tingkat menyebalkannya sudah over. seperti lelaki yang sedang menyetir di sampingku ini.

bagaimana tidak menyebalkan kalau dia terus mengganggu tidurku, bahkan tak membiarkan ku tidur sendiri di kamar. semoga saja Mommy dan Daddy cepat pulang dari perjalanan bisnis mereka yang sudah hampir dua minggu itu. dan aku bisa sedikit terbebas dari lelaki yang sangat menyebalkan ini.

"ada apa dengan tatapanmu itu Princes" tanyanya dengan tampang polos.

ooh ayolah, apa dia tidak peka dengan tatapan kekesalan ku ini. dasar kak Alex gak peka.

"menyebalkan" ucap ku sambil menatapnya tajam.

Dia hanya tertawa renyah menanggapi perkataan ku. apa dia sudah tidak waras. menertawakan ku dengan mood yang lagi down begini. benar- benar menyebalkan.

"berhentilah menatap ku seperti itu Lexsa, bukannya sudah seharusnya kamu bangun pagi" ucapnya seolah mencoba mengintiminasi.

Ayolah itu tidak akan berpengaruh pada ku. bahkan itu hanya akan membuatku semakin kesal dengan nya.

"mengganggu pagi ku dan mengganggu tidurku, apa kakak tidak ada kerjaan lain" ucap ku sedikit berteriak padanya. ku lihat dia menatapku kesal.

seharusnya aku yang kesal disini bukan dia.

".." dia hendak membuka mulutnya membalasnya perkataan ku. tentu aku tidak akan membiarkan dia yang menceramahiku disini.

"apa kakak tidak ada kamar sendiri" bentakku lagi.

siapa yang tidak kesal, kalau sepanjang malam dia memelukku erat. tentu aku suka dia memperlakukanku seperti itu. tapi tidak juga mengganggu tidurku kalau dia tiba-tiba terbangun tengah malam seperti tadi malam. sangat menyebalkan.

"apa Kakak tidak boleh tidur dikamar mu" balasnya dengan wajah tak berdosa. kemana larinya tatapan kesalnya tadi. bahkan sekarang sudah tergantikan dengan tatapan anak kecil yang merengek minta permintaannya terkabul.

dia benar-benar tahu cara membuatku kesal..sebenarnya apa yang dilihat siswi di sekolah kami, sampai-sampi sangat tergila-gila padanya.

"tapi tidak dengan cara membangunkanku tengah malam. dan mengganggu tidurku bahkan memaksaku bangun sebelum jam enam pagi. apa kakak mau membuatku tidur disekolah." ucapku sukses mengeluarkan unek-unek ku padanya.

"Jadi kalau kakak tidak membangunkanmu tengah malam dan memaksamu bangun sebelum jam enam pagi. kakak boleh tidur bareng kamu" ucapnya dengan wajah berbinar.

dapat teori logika dari mana dia. seenaknya membuat kesimpulan sendiri.

"baiklah kalau begitu mulai sekarang kamar kakak berpindah ke kamar kamu " ucapnya tak berdosa. aku menatapnya seperti orang bodoh.

puukk

ku tepuk jidatku kesal. ternyata aku salah mengatur kata-kata saat berbicara dengannya. dia benar-benar bisa membuat orang tak bisa menentang kemauannya,

sangat menyebalkan.

matilah aku, tidak ada lagi malam yang tenang untukku, tidak bisa lagi telponan dengan Al, atau bahkan hanya sekedar membalas pesannya. karena ku tahu kak Alex tidak akan suka aku berhubungan rivalnya itu.

ALEX PROV:

rasanya aku sangat kesal saat dia membentakku, tapi aku Tak bisa marah padanya, aku tidak ingin membuat gadis yang entah sejak kapan aku melihatnya dengan pandangan yang berbeda itu merajuk pagi-pagi bengini.

rasanya aku ingin tertawa mendengar unek-uneknya.

"mengganggu pagi ku dan mengganggu tidurku, apa kakak tidak ada kerjaan lain" ucapnya dengan wajah kesal

ya ku akui mungkin aku memang mengganggu tidurnya, aku memeluknya sepanjang malam, mengingatnya saja aku ingin kembali memeluknya. tapi memeluknya yang sekarang hanya akan membunuhku.

dan juga memang aku membangunkannya tengah malam karena aku tidak bisa tidur, entah aku masih kesal dengan rivalku yang terus mengirim pesan pada Lexsa saat dia dikamar mandi. dan tentu Lexsa tak taju dengan pesan itu karena aku sudah menghapusnya.

aku tahu aku licik.

".." aku hendak membalas perkataannya sebelum akhirnya dia langsung memotongnya tak membiarkan aku angkat suara.

ku biarkan gadis manis di depanku ini mengeluarkan semua kekesalannya. aku ingin tahu sampai dimana akhirnya.

"apa kakak tidak ada kamar sendiri" bentaknya lagi. aku menatapnya heran. apa dia mempermasalahkan semuanya sekarang, tentu aku punya kamar sendiri tapi aku ingin tidur sekamar dengannya sekaligus mengawasinya agar tidak berkomunikasi dengan Corner,

aku tahu Lexsa mulai menyukai anak itu. dan aku tidak akan membiarkannya.

karena dia milikku. jangan salahkan perasaanku. salahkan takdir yang menempatkan dia di posisi yang salah. sebagai adik kandung ku

"apa Kakak tidak boleh tidur dikamar mu" balasku dengan wajah tak berdosa. ku lihat dia menatapku heran. rasanya aku

ingin tertawa melihat ekspresinya yang sekarang sangat lucu sekali. dia terlihat semakin manis.

"tapi tidak dengan cara membangunkanku tengah malam. dan mengganggu tidurku bahkan memaksaku bangun sebelum jam enam pagi. apa kakak mau membuatku tidur disekolah." ucapnya. aku tersenyum penuh arti mendengar ucapannya. Dia benar-benar memberikan ku peluang untuk menang telak

"Jadi kalau kakak tidak membangunkanmu tengah malam dan memaksamu bangun sebelum jam enam pagi. kakak boleh tidur bareng kamu" ucapku memutar balikkan ucapannya, dia tampak semakin kesal.

"baiklah kalau begitu mulai sekarang kamar kakak berpindah ke kamar kamu " ucapku mengambil kesimpulan sendiri. dia semakin menatapku kesal.

puukk

ku lihat dia menepuk jidatnya kesal. sepertinya adik kecilku sudah mengerti situasi, dia tidak akan menang beradu argumen denganku. tapi aku akan selalu kalah kalau itu menyangkut keinginannya.

senyuman itu tidak boleh hilang dari bibirnya, tidak akan ku biarkan diapapun menghapus senyuman itu disana. aku tidak akan mengulang kesalahanku lagi karena lalai menjaganya. tidak lagi.

itu janji ku!

ku lihat dia sudah kembali duduk dengan tenang.. sepertinya dia sudah lelah beradu argumen dengan ku. ku lajukan mobil ku dalam diam sampai akhirnya kami memasuki lingkungan IHS yang masih nampak seperti biasanya, selalu ramai dan penuh dengan para penggemar ku yang sangat brisik.

"kamu tidak ingin turun lagi Lexsa" ucapku sambil membuka pintu untuknya. tapi dia hanya menatap ku kesal. apa kali ini aku salah karena sudah mengganggu acara melamunnya itu.

rasanya ingin aku tertawa sekeras mungkin kalau aku tidak ingat dimana aku sekarang berada. aku past sudah menhacurkan image ku sekarang.

"rasanya aku ingin pulang dan tidur sekarang" ucap Lexsa dengan nada sebal.

"kita sudah mengambil cuti kemarin princes atau lebih tepatnya itu bolos" balas ku dengan senyum jahil.

"terserah" balasnya sambil berlalu pergi dari hadapan ku, melewati beberapa gadis yang masih menatap memuja kearah ku.

sebelum akhirnya salah satu dari mereka maju kehadapan ku.

mengganggu saja

"kak Alex terimalah hadiah dari ku" ucap seorang gadis dengan percaya dirinya sambil menyodorkan satu kotak yang sudah dibungkus kado itu kearah ku.

"percaya diri sekali dia'' ku hentikan langkahku dan menatap dingin gadis di depanku kalau tidak salah dia satu angkatan dengan Lexsa.

ku lihat beberapa gadis juga mulai berani mendekat ke arahku. segera ku edarkan pandangan ku melihat keberadaaan adik manis ku.

Ah yang benar saja apa dia meninggalkan ku sekarang, dia sudah tidak terlihat lagi, tega sekali dia.

"kak Alex jadilah pacarku" ucap seorang gadis sambil menyerahkan selembar kertas bewarna ping dan aku yakin itu berisi tentang perasan mereka , sangat menjijikkan. apa mereka tidak mau menyingkir.

Lexsa seharusnya kau tidak meningggalkan kakak disini, ini sungguh menyebalkan.

"Minggir!" ucapku sinis tapi sepertinya itu tidak berpengaruh pada mereka. bukannya menyingkir sekarang mereka malah semakin memuakkan dengan suara cempreng mereka yang sangan menggangggu itu.

rasanya aku ingin menghajar mereka kalau saja aku tidak ingat mereka itu perempuan. sungguh membuat prustasi saja. aku berusaka mendesak keluar, tapi memang aku sedang sial kali ya. kalau ada Lexsa mereka pasti akan menyingkir, ya wajar cewek kan bisa menghajar sesamanya bukan. dan sekarang dia ninggalin gue dengan semua gadis yang sangat brisik ini.

" brisik" itu bukan suara ku, ku edarkan pandangan ku.

"kalian sangat mengganggu, kalian tahu ini jam berapa" ucapnya lagi

" Lexsa" aku tak percaya bukannya dia sudah pergi. dan sekarang dia berdiri disampingku dan menatap tajam para gadis di depan ku.

"seharusnya kakak membawa kaca tadi, ekspresi kakak sungguh sangat menyedihkan. " bisiknya ditelingaku.

yang benar saja dia mengejekku sekarang .

"ayo pergi, aku tidak ingin telat masuk kelas" ucapnya pelan, masih menatap tajam para gadis di depannya.

"kak jangan pergi'' ucap seorang gadis sambil merangkul lengan ku manja sangat menyengkelkan.

"minggir!" itu bukan aku pastinya

ku lihat Lexsa menghentakkan kasar tangan gadis tadi sampai dia tersengkur ditanah sambil meringis kesakitan.

"menjijjikkan, kalian menghalangi jalan ku, beraninya kalian. dan kau" ucap Lexsa menatap sinis gadis yang baru saja didorongnya tadi

"kau memilih lawan yang salah Mega, jangan lo pikir bisa seenaknya menggoda kakak gue" ucapnya sinis, ku lihat gadis tadi menatap tak suka kearah Lexsa.

aku memilih diam saja, lagipula mereka tidak akan berani melukai adikku. aku menatap takjub kearahnya . ada perasaan hangat yang merambat di hati ku rasanya sangat nyaman.

"minggir" ucap nya tajam. dan berhasil sekarang mereka sudah menyingkir dari hadapan kami. memang gadis di depanku ini yang terbaik. aku tersenyum senang.

"berhentilah tersenyum aneh seperti itu kak," ucap nya.

aku hanya mengangkat bahu acuh mendengar komentarnya

"mengatasi para pengganggu itu saja kakak tak bisa, menyedihkan" ucapnya sarkastik.

apa dia mengejekku sekarang.

"lelaki sejati tidak boleh menyakiti perempuan sayang" ucap ku semanis mungkin, ku lihat dia tersenyum mengejek kearahku

"alasan'' ucapnya sambil mempercepat langahnya. aku hanya tersenyum senang, berdebat dengannya memang sangat menyenangkan.

END Alex Prov:

para gadis itu berdecih sebal saat melihat pangeran mereka sudah menjauh dari hadapan mereka.

"dia pikir dia cukup berkuasa disini, apa dia bilang salah memilih lawan, ck! dia lah yang sudah salah menyalakan api permusuhan dengan ku" ucap salah seorang dari mereka, sepertinya itu gadis yang didorong oleh Lexsa tadi.

" kita tidak bisa menyentuh dia Mega'' ucap salah satu teman mega.

"kamu tahu tidak ada yang berani melawannya. selama dia masih menyandang nama Willshon dia tak akan pernah tersentuh mega" ucap salah satu temannya yang lain

"ck!! marga yang sangat merepot kan, kita lihat saja nanti, apa yang bisa ku perbuat" ucap mega menciptakan teka teki baru disana.

sebenarnya maslah besar apa yang menunggu mereka, apa itu akan menjadi suatu senjata yang akan menghancurkan mereka nanti. atau kemenangan akan selalu berada di tangan seorang gadis dan pria yang menyandang marga willshon itu

dari sudut lain sekolah tak jauh dari tempat mereka berdiri seorang lelaki memperhatikan mereka sejak tadi dengan tatapan dingin namun terlihat api kemarahan penuh dendam terlihat disana.

" bukan nya itu sepupu lo"tanya salah satu temannya yang sedari tadi menemaninya memperhatikan apa yang terjadi diasana

"ck!! beraninya mereka merendahkan adik gue" ucap nya marah

"kita lihat nanti apa mereka masih bisa bersikap angkuh, gue pasti akan hancurin mereka, seorang Willshon tak pantas untuk hidup" ucapnya siap membunuh siapa saja.

"ternyata lo masih dendam ya sama mereka" ucap temannya lagi sambil tersenyum aneh.

"oya bagaimana dengan Corner" tanya temannya lagi

"tentu dia turut andil dalam semua ini, gue gak mungkin melupakannya bukan" balasnya sambil tersenyum misterius.

***

Lexsa Prov:

kak Alex benar-benar menyebalkan sebaiknya aku cepat kekelas dari pada harus berdebat lagi dengan nya. ku alihkan lagi pandangan ku ketempat yang sedari tadi seperti menarik perhatian, seperti ada seseorang disana yang sedari tadi mengaasi kami.

dia.. gak mungkin, seharusnya dia tak ada disini. ku lihat kearah kak Alex sepertinya dia tidak sadar dengan keterkejutan ku. sebaiknya dia tidak usah tahu, kalau nantinya dia hanya akan menghajar mereka lagi.

apa aku salah lihat bukan nya itu dia, tapi bukannya dia masih berbaring koma dirumah sakit, tidak mungkin dia sudah sembuh bukan. apa aku salah lihat, Beny Bernear Kear, gak mungkin dia ada disini, sebaiknya aku harus cepat pergi.

tapi seharusnya kalau dia sudah mulai masuk sekolah lagi, pasti Grandma tahu dan pasti akan langsung memberi tahu kami. ini aneh.

END Lexsa Prov:

Alex yang merasa ada yang aneh dengan ekspresi adiknya, merasa heran. itu bukan ekspresi kesal seperti yang sedari tadi dia perlihatkan, melainkan ekspresi terkejut.

"ada apa" tanya Alex , Lexsa yang mendengar itu langsung

terkejut walau itu hanya beberapa detik saja kemudian dia langsung menutupinya dengan ekspresi tenangnya.

" tidak ada" balasnya setenang mungkin.

"ayo kekelas, lima menit lagi bel berbunyi" ucap Lexsa seperti mengalihkan pembicaraan mereka, kemudian langsung berlalu dari sana.

Alex tahu kalau gadis didepannya ini sedang mengalihan pembicaraan. tapi akhirnya dia hanya membiarkannya saja. karena memang benar bel sebentar lagi akan berbunyi. tentu dia tidak ingin telat masuk kelas bukan.

sedangkan di tempat yang menjadi tempat seorang lelaki mengamati mereka. dia tersenyum misterius, seolah senang karena seseorang yang dia amati dari tadi menyadari kehadirannya.

" kita lihat saja nanti, kalian tidak akan pernah tenang Willson" ucapnya sambil tersenyum sinis.

***


Load failed, please RETRY

Quà tặng

Quà tặng -- Nhận quà

    Tình trạng nguồn điện hàng tuần

    Rank -- Xếp hạng Quyền lực
    Stone -- Đá Quyền lực

    Đặt mua hàng loạt

    Mục lục

    Cài đặt hiển thị

    Nền

    Phông

    Kích thước

    Việc quản lý bình luận chương

    Viết đánh giá Trạng thái đọc: C24
    Không đăng được. Vui lòng thử lại
    • Chất lượng bài viết
    • Tính ổn định của các bản cập nhật
    • Phát triển câu chuyện
    • Thiết kế nhân vật
    • Bối cảnh thế giới

    Tổng điểm 0.0

    Đánh giá được đăng thành công! Đọc thêm đánh giá
    Bình chọn với Đá sức mạnh
    Rank NO.-- Bảng xếp hạng PS
    Stone -- Power Stone
    Báo cáo nội dung không phù hợp
    lỗi Mẹo

    Báo cáo hành động bất lương

    Chú thích đoạn văn

    Đăng nhập