Tải xuống ứng dụng
18.29% My Possessive Brother / Chapter 15: Bab 15. GrandMother

Chương 15: Bab 15. GrandMother

untuk kakak kakak kita yang tampan tampan sekali, kak Alex willson dan juga kak dion Bramantio. dan juga untuk teman kita yang cantik anggota karate cewek yang paling cantik Alexsa Willson. kalian ditunggu di ruang kepala sekolah kita yang cetar membahana, SEKARANG!!. ok , cepat-cepat kalian tidak ingin membuat kepala sekolah kita menunggu lama bukan haha.

***

umpatan kesal terus keluar dengan mulusnya dari bibir manis Lexsa, Alex dan Dion yang sekarang sedang melangkah dengan buru-buru menuju ruang kelapa sekolah mereka yang berada di gedung terpisah dengan mereka, sehingga mereka harus menguras tenaga untuk kesana, apalagi jaraknya dengan kantin dapat dibilang cukup jauh dari pada jarak dengan kelas mereka.

"kenapa nenek lo manggil kita sih" ucap Dion memecahkan keheningan diantara mereka.

"karena masalah kemarin kali" ucap Alex santai.

''nah, itu kan bukan salah kita" balas Dion lagi.

"gak selamanya dipanggil sama nenek gue alias kepala sekolah kita itu karena salah, siapa tahu kita mau dapat pujian." ucap Lexsa membuka opini baru.

"pujian karena sudah membuat anak kelas tiga itu masuk rumah sakit" balas Alex dengan sangat yakin. menyindir perkataan adiknya.

"kan bagus kalau mereka masuk rumah sakit, dari pada gue di apa-apain" bela Lexsa .

"apa kalian masih betah terus berdiri di sana, tunggu di jemput sama kepala sekolah kita" ucap Dion sarkastik. saat melihat sepasang saudara itu masih beradu argumen.

"hehe" Lexsa tertawa kikuk saat menyadari dimana mereka sekarang. sedangkan Alex langsung melongos masuk keruang kepala sekolah mereka mengikuti Dion yang sudah duluan.

"apa jarak gedung ini sangat jauh anak muda" ucap sang wanita dengan angkuhnya saat melihat Dion, Alex dan Lexsa sudah berdiri di depan mereka.mendengar perkataan kepala sekolah mereka yang secara tidak langsung menyindir mereka. mereka mengumpat kesal.

" ya kali, emang kejauhan kan grandma" batin Lexsa memprotes.

" nenek tua menyebalkan" protes Alex dan Dion secara bersamaan.

" apa kita tak dipersilahkan duduk" protes Alex lagi.

" kalian tahu apa kesalahan kalian?" tanya sang kepala sekolah yang diketahui bernama Carla tersebut.

" ..." anggukan pasti menjadi balasan atas pertanyaan Carla pada mereka.

" kalian tahu_ " ucap Carla gantung sambil menatap penuh intimimasi siswa di depannya.

" karena ulah kalian menghajar siswa kelas tiga, para orang tua mereka melayangkan protes" ucap Carla sambil mengatur emosinyaa.

" kalian tahu apa akibatnya ?" tanya Carla pada mereka.

Brakkk.

Meja yang malang. gebrakan meja yang berhasil membuat siapa saja terkejut dengan tindakan sadis wanita yang penuh dengan keangkuhan itu.

" Alex" ucap Carla menuntut jawaban.

" itu akan mencoreng nama sekolah kita, karena orang tua murid protes. " jelas Alex singkat.

" ck!.. kalau kalian tahu seharusnya kalian tidak menghajar mereka sampai harus berakhir di rumah sakit dalam keadaan koma ditambah lengan patah, kaki terkilir." jelas Carla kesal, mendengar hal itu Lexsa langsung merinding ngeri, ternyata argumennyaa tadi salah besar.

" kalian tahu. gara-gara kalian pula mereka harus menghabiskan masa scornya dirumah sakit selama tiga bulan. yang seharusnya mereka harus menjalani hukuman lainnya, tapi sekarang mereka bebas begitu saja" amuk Carla yang tak dapat menahan suaranya tak meninggi.

"menyeramkan.."

"apa dia memikirkan itu. tak dapat menghukum lebih jauh siswa nya.

menyeramkan.

"grandma kerenn ." ucap iner Lexsa berbinar binar.

ekspresi yang berbeda dari Lexsa langsung menarik perhatian Alex dan Dion, melihat hal itu Dion langsung menatap Alex seolah berkata.

"adik lo kenapa lex?"

"entah"

BRAKKK.

kembali mereka tesentak kaget

" grandma, please deh jangan di gebrak terus mejanya, kasian tahu" ucap Lexsa yang masih mengumpulkan nyawanya akibat ngebrakan maut sang kepala sekolah.mendengar protesan cucu kesayangannya Carla langsung mendelik tajam kearah cucunya itu.

" apa kami yang akan menggantikan hukuman itu" tanya Dion yang sedari tadi asik dengan pikirannya.

"_" Carla menghela nafas lelah menghadapi anak murid kebanggaan sekolahnya ini.

" sayangnya saya tidak bisa menghukum kamu Dion, karena siswa yang kamu hajar tidak dalam keadaan koma sekarang, " jelas Carla sambil menghela nafas entah yang keberapa kali itu..

"seharusnya lo hajar dia sampai koma juga" sinis Alex sambil menatap Dion tajam. yang sayangnya hanya bisa dia ucapkan dalam hatinya, dia tidak mungkin mengambil risikko Carla akan mengamuk padanya.

"ihh kak Dion gak keren, seharusnya sampai koma" ALexsa membatin Ria dengan mata menatap dion remeh.

"hy. gue masih waras kali, kalau anak orang sampai meninggal.. gimana" balas Dion membalas tatapan mereka mengerti.

Brakkk.

lagi. Lexsa, Alex dan Dion langsung menatap kepala sekolah mereka seolah ingin membunuh, karena sudah berhasil membuat mereka hampir jantungan.

" ck!.. apa Grandma ingin kami juga berakhir diruangan putih itu" protes Alex.

Carla menatap tajam kearah Alex mendengar protesan yang tidak ada sopan santunnya dari cucu laki-lakinya itu.

" kamu boleh pergi, terimakasih sudah menolong cucu saya" ucap Carla sambil menatap Dion.

" tapi bukan berarti kamu bebas Dion Bramantio, kamu masih dalam pengawasan saya, jadi berhati-hatilah" lanjut Carla memberi peringatan ke Dion.

" iya miss Carla" balas Dion sopan

"menyeramkan."

"kamu boleh pergi." perintah Carla

"baik" hormat Dion sambil berlalu pergi dari sana sambil memberi tatapan penyemangat kearah kedua saudara itu.

"kami" tanya Lexsa heran kenapa dia dan Alex tak disuruh pergi juga.

"kalian tetap disini" ucap Carla sambil membenarkan posisi duduknya senyaman mungkin namun tak menghilangkan kesan angkuhnya itu

"masih ada yang perlu saya bicarakan, silahkan duduk" ucap Carla sambil mempersilahkan mereka duduk di depannya.

"Beny..." ucap Carla menyita perhatian mereka.

"tentu kamu masih ingat dengan orang yang kamu hajar itu Alex" Lanjut Carla.

"sebagai Grandma kalian tentu Grandma akan berterima kasih kepada kamu karena telah menyelamatkan Lexsa " ucap Carla seolah memberi jeda..

"tapi bukan berarti kamu bebas menghajar orang sepuasmu sampai dia sekarang harus berbaring dirumah sakit dalam keadaan koma, yang kita tidak tahu kapan dia akan bangun lagi atau mungkin gak bangun lagi" ucap Carla mencoba tenang.

"Dia pantas mendapatkannya Grandma, dia sudah mencoba melecehkan Lexsa" balas Alex tak mau kalah.

"Tapi tidak dengan cara hampir membunuhnya" balas Carla lagi mencoba membuka pikiran cucunya ini yang sangat protektif terhadap adiknya.

"kamu tahu, kamu bisa di tuntut oleh keluarganya, kamu pastinya tahu dia bukan orang sembarangan yang dapat kamu remehkan begitu saja" ucap Carla lagi.

"seorang anak dari pemilik tempat hiburan malam terbesar di sini, yang sudah terbiasa dengan dunia bawah, tidak menutup kemungkinan kalau mereka punya hubungan dengan para mafiaa" ucap Carla lagi memberitahukan kecemasannya..

"Mafia" Lexsa berucap tak percaya.

"tentu aku tahu Grandma, tapi posisi mereka tetap masih berada di bawah keluarga kita, untuk apa harus takut, masalah mafia, bukan kah mereka berkerja karena uang " ucap Alex angkuh.

"_" Carla menghela nafas frustasi melihat kelakuan cucunya ini.

walaupun ucapan Alex memang benar, tapi tidak menutup kemungkinan kalau keluarga Beni adalah mafianya, itu artinya tidak perlu uang untuk Beni menyewa mereka. bagaimanapun Carla belum mendapatkan cukup informasi tentang Beny yang seolah informasi tentangnya tertutup rapat.

" kalau dia sampai tidak bangun lagi atau kamu membuat dia cacat permanen, kamu tetap harus tanggung jawab Alex, dan sekolah tetap harus bersih dari tuduhan apapun" ucap Carla memberi perintah kepada cucunya ini.

" kenapa Grandma memarahi kak Alex, kak Alexkan hanya menolong Lexsa. apa Grandma mau Lexsa kenapa-napa" protes Lexsa tak terima dengan ucapan Carla.

" untuk apa juga kamu masuk klup karate Lexsa" ucap Carla yang berhasil mendapatkan tatapan kesal dari cucunya Lexsa.

" Grandma bagaimana sih, tentu saja kekuatan lelaki itu lebih kuat, kenapa grandma malah menyudutkan Lexsa" balas Lexsa tak terima. matnya melotot tajam dengan tangan bersidekap angkuh.

"kar_"

" pokoknya Lexsa gak terima, grandma sudah keterlaluan" protes Lexsa lagi yang langsung memotong omongan Carla.

" _" Carla menghela nafas frustasi menghadapi cucunya yang satu ini.

" kenapa Alcio Corner juga terlibat dalam perkelahian itu" tanya Carla mengacuhkan kekesalan Lexsa.

" dia_" ucap Alex pelan seolah baru menyadari satu orang lagi yang akan membuat masalah baru bagi mereka kalau sampai salah bicara.

" grandma pasti sudah melihat salah satu CCTV yang terpasang di lorong tersebut, tentu grandma tahu kenapa Corner bisa ada disini" Carla menghela nafas lelah menghadapi cucunya yang sangat pandai mengatur kata kata ini.

" apa dia kesini ada hubungannya dengan kalian" tanya Carla mengintiminasi.

" apa GRANDMA menuduh kami yang menjadi penyebab Mereka kemari dan membantu Lexsa" bantah Lexsa kesal.

" Granma benar-benar sudah keterluan , Lexsa gak terima. Lexsa mau pergi Grandma jahat, Lexsa gak mau disini Lexsa gak, Lexsa mau bolos, biar grandma ada alasan buat menghukum Lexsa, biar Grandma puas.. " Lexsa berucap marah sambil bangkit dari kursinya dan melangkah pergi dari sana.

" Lexsa" panggil Alex dan Carla secara bersamaan.

" Alex, kejar adik kamu itu, Grandma gak mau dia berbuat nekat. "' perintah Carla sambil memijit kepalanya dengan rasa pusing yang tiba-tiba menderanya.

" apa masalah ini sudah selesai Grandma" tanya Alex memastikan.

" cepatlah kamu kejar dia. biar Grandma yang menangani masalah ini" ucap Carla yakin, tidak sadar dengan senyum licik di wajah Alex.

" ok" ucap Alex cepat sambil melangkah pergi dengan cepat.

" dasar " umpat Carla setelah Alex meninggalkan ruangannya..

sedangkan di luar ruangan itu 3 pasang kaki sedang melangkah terburu-buru meninggalkan ruang kepala sekolah mereka.

" cepat banget kamu lari Princess" ucap sang Alex, setelah berhasill menyusul ALexsa

" huh kalian lama sekali" protes Dion yang sedari tadi sudah menunggu mereka disana

" hehe"

Flasback on

Alex, Lexsa dan Dion berjalan beriringan melewati lorong yang panjang menuju gedung dimana ruang kepala sekolah mereka berada. ekspresi kesal yang sedari terlihat diwajah mereka berhasil mereka tutupi dengan raut keseriusan berbingkai dingin dan angkuhnya yang menjadi ciri khas anak-anak sosialita sekolah elit ini.

" pasti kita akan diceramahi habis-habisan" ucap Dion dengan wajah serius..

" kenapa Grandma harus marah, lagipula kan mereka gak meninggal, cuma masuk rumah sakit saja" ucap Lexsa dengan rahut dinginnya.

" .. aa gue punya rencana" ucap Alex sambil menghentikan langkahnya yang diikuti Lexsa serta Dion yang menatap heran kearahnya.

" rencana apa Lex" tanya Dion serius

" yang pasti akan bertahan lama dalam ruangan itu adalah gue sama Lexsa, sedangkan lo Dion gue yakin grandma tidak akan menahan lo lama. " ucap Alex yakin. namun hanya dibalas raut bingung oleh kedua orang yang sedang berdiri di depannya.

" kenapa lo bisa yakin begitu" tanya dion penasaran..

" gue yakin saja" balas Alex serius. dion yang mendengar itu hanya tertunduk pastrah. seolah berpikir kalau mereka pasti akan bertahan sangat lama dalam ruangan kepsek mereka.

" jadi rencanya apa"tanya Lexsa gak sabaran.

" nanti setelah Dion keluar, kan cuma tinggal kita berdua." ucap Alex serius.

" kalau kak Dion gak keluar" tanya Lexsa tidak yakin.

Alex mendengus jengkel. kedua orang di depannya ini kenapa tidak sabaran sekali.

" dengar dulu gue selesai ngomong" balas Alex jengkel.

" jadi nanti kamu harus marah, harus balek marahin Grandma, jangan lupa ekspresi marahnya,. " ucap Alex menjelaskan rencana yang menurut mereka sangat tidak menyakinkan.

" terus setelah itu kamu ngancam Grandma kalau kamu gak mau sekolah dan akan berbuat onar disini, kalau grandma terus salahin kakak" ucap Alex sambil menunjuk dirinya sendiri.

" setelah itu kamu langsung lari keluar". lanjut Alex lagi.. "dan Grandma pasti akan minta kakak untuk ngejar kamu" tambahnya.

" bagaiman kalau Grandma gak nyuruh kakak buat ngejar aku." tanya Lexsa.

" ya tergantung acting kamu Princess" balas Alex meyakinkan.

" yakin bakalan berhasil" tanya Lexsa diikuti tatapan penasaran dari Dion.

" pasti berhasil, Grandma gak pernah bisa lihat kamu pergi dengan emosi yang membuncah Princes. dia pasti akan berpikir kamu akan melakukan hal-hal bodoh nantinya, dan itu akan lebih merugikan dia" terang Alex meyakinkan. yang sebenarnya malah membuat Alexsa menatapnya kesal. dia diremehkkan begitu dianggap pembuat onar. tapi demi rencana mereka. tidak apa.

" Baiklah," ucap Lexsa yakin.

setelah mendengar jawaban Lexsa mereka langsung menuju ruang kepala sekolah. sambil sesekali umpatan kesal terus terdengar telontar dari bibir mereka. kesal karena jarak tempuh mereka yang dapat dibilang jauh.

End flasback

"gue gak nyangka ternyata rencana lo berhasil " ucap Dion dengan ekspresi takjubnya.

"tentu saja berhasil, karena acting gue yang brilian" balas Lexsa bangga.

"ya karena ide gue juga kan" balas Alex tak mau kalah.

"iya iya" sahut Lexsa dan Dion secara bersamaan.

setelah selesai dengan perdebatan kecil yang mengiringi langkah mereka. keheningan mulai menyeruak masuk kembali dalam langkah mereka menuju kelas.

***


Load failed, please RETRY

Quà tặng

Quà tặng -- Nhận quà

    Tình trạng nguồn điện hàng tuần

    Rank -- Xếp hạng Quyền lực
    Stone -- Đá Quyền lực

    Đặt mua hàng loạt

    Mục lục

    Cài đặt hiển thị

    Nền

    Phông

    Kích thước

    Việc quản lý bình luận chương

    Viết đánh giá Trạng thái đọc: C15
    Không đăng được. Vui lòng thử lại
    • Chất lượng bài viết
    • Tính ổn định của các bản cập nhật
    • Phát triển câu chuyện
    • Thiết kế nhân vật
    • Bối cảnh thế giới

    Tổng điểm 0.0

    Đánh giá được đăng thành công! Đọc thêm đánh giá
    Bình chọn với Đá sức mạnh
    Rank NO.-- Bảng xếp hạng PS
    Stone -- Power Stone
    Báo cáo nội dung không phù hợp
    lỗi Mẹo

    Báo cáo hành động bất lương

    Chú thích đoạn văn

    Đăng nhập