"Hei.. tenanglah mereka sudah aku bereskan... siapa namamu? Kau sudah aman sekarang jadi tidak usah takut lagi, aku cukup kenal dengan daerah ini, mungkin aku bisa membantumui," ujar Hagin yang melepaskan hoodie-nya dan memakaikannya ke gadis yang ketakutan.
Gadis muda itu tidak gemetar lagi setelah mendengar suara Hagin yang lembut bak alunan melodi yang masuk ke telinganya, dia memandang Hagin yang tersenyum hangat padanya. Gadis itu memperkenalkan dirinya meski agak terbata-bata.
"Terima kasih... aku... Yui..., siapa kamu?" tanya Yui Kanami, suaranya cukup manis dan menawan saat masuk ke telinga Hagin, dengan wajahnya yang secerah bulan purnama dan sehangat sinar mentari, senyumnya begitu menawan mengalahkan ribuan bunga yang bermekaran.
"Haha... maaf, aku Hagin Nariya, seorang siswa yang kebetulan baru saja pulang dari tempat kerjaku dan melihatmu mengalami hal tadi. Kenapa kau jalan melewati tempat ini sendiri? Jalan ini cukup berbahaya untuk dilalui seorang gadis, apa kau tidak bersama temanmu," seru Hagin yang penasaran dengan Yui karena jalan sendirian melewati kawasan yang cukup berbahaya karena menjadi lokasi favorit para preman.
Dengan sedikit penyesalan karena melewati jalan ini sendirian, Yui berkata, "Sebenarnya aku pulang bersama beberapa temanku tapi aku berpisah dengan mereka di tengah jalan dan terpaksa lewat tempat ini karena jalan yang biasa aku lewati tidak kondusif, di sana terjadi perkelahian antar sekolah. Boleh aku minta bantuanmu?"
"Tentu saja, tunggu... perkelahian? Perkelahian apa maksudmu? Sekolah mana yang berkonflik?" tanya Hagin, dirinya penasaran dengan perkelahian yang terjadi karena dia tahu beberapa waktu lalu dia mendengar adanya rencana penyerangan terhadap sekolah lain dari kakak kelasnya.
"Ehm... itu SMA Hanju dengan Akademi Kanoi, beberapa temanku penasaran dengan kejadian itu sehingga mereka sepakat untuk pergi ke sana dan aku tidak setuju, yang aku dengar dari mereka konflik itu terjadi karena perselisihan antar ketua kelompok karena memperebutkan wilayah kekuasaan," seru Yui yang mengingat percakapan antara dirinya dengan teman-temannya.
"Pengetahuanmu cukup banyak untuk hal seperti itu, ya... karena semakin larut, bagaimana kalau aku mengantarmu pulang? Aku tidak bisa membiarkanmu pulang sendirian, kan? Apalagi kamu baru saja mengalami kejadian seperti tadi," seru Hagin yang menawarkan dirinya untuk mengantar pulang Yui.
Yui membalas perkataan Hagin dengan menganggukkan kepalanya, dia jalan di samping Hagin sambil menunjukkan arah rumahnya. Walaupun mereka baru bertemu, Yui merasa jika Hagin adalah orang baik, apalagi dia mendapatkan pertolongan darinya ketika dia hampir saja diperkosa. Yui merasa aman saat dirinya diantar oleh Hagin.
"Yui... kau bisa lebih mendekat," ucap Hagin dengan lembut, suaranya laksana mantra magis untuk Yui sehingga Yui mendekatkan dirinya ke Hagin, suasana di antara mereka berdua tampak berbeda dengan Yui yang sedikit menundukkan wajahnya yang tampak memerah.
Mereka berdua berjalan pelan sembari menikmati dinginnya malam yang berhias bintang di langit, kicauan hewan nokturnal pun ikut meramaikan suasana, mereka terlihat seperti seorang pasangan, berjalan bersebelahan dengan bahu yang saling bersentuhan, Yui menundukkan wajahnya sedangkan Hagin tegap diam bak patung dan wajahnya sedikit menunjukkan kegugupan yang jarang ia perlihatkan.
"Apakah kamu selalu pulang seperti ini, setiap harinya?" tanya Hagin mencoba menutupi kegugupannya, senyumnya sedikit kaku tidak seluwes sebelumnya, namun tatapan matanya tertuju pada mata Yui ketika dirinya mengajukan pertanyaan tersebut.
Mendapati dirinya ditatap dengan lembut dan tajam, Yui sedikit terguncang lantas membalas ucapan Hagin. "Tidak selalu... biasanya aku pulang bersama temanku dan beberapa kali aku juga pulang seperti hari ini tapi kejadian hari ini," seru Yui yang belum bisa melepaskan bayangan kejadian tadi.
"Oh begitu ya, kejadian tadi terlalu berbahaya, lebih baik untukmu tidak pulang sendirian di hari-hari lain. Mungkin kau bisa pulang bersama temanmu seperti biasanya. Jika memang kau harus pulang sendiri dan di waktu sekarang ataupun waktu lainnya... kau bisa menghubungiku dan aku pasti akan mengantarmu pulang," seru Agha dengan suara selembut mungkin.
"Aku akan mengingatnya... hmm... rumahku sudah dekat dan kamu bisa meninggalkanku sekarang , aku hanya perlu menuju gang itu dan rumahku tepat di sana," seru Yui sambil menunjuk sebuah pertigaan kecil dalam sebuah gang dan dia menunjuk ke arah kanan.
Awalnya Hagin hendak mengiyakan permintaan Yui, namun entah mengapa perasaannya meminta dirinya untuk terus mengantar Yui hingga depan rumahnya lantas dia berkata, "Aku akan mengantarmu hingga depan pintu... kita tidak akan tahu apa yang ada di sana, dan aku rasa itu akan lebih aman daripada melihatmu dari sini."
Yui memberikan persetujuan dengan menganggukkan kepalanya, lantas Hagin terus berada di samping Yui hingga mereka tiba di sebuah rumah yang tidak terlalu besar ataupun kecil melainkan dengan ukuran standar perumahan. Rumah yang ditempati Yui merupakan bangunan dua tingkat, ada sebuah taman kecil di halaman depan rumah serta sebuah mobil yang terparkir rapi di teras rumah.
"Terima kasih, Hagin. Hmm... selamat malam," ujar Yui sembari melambaikan tangannya lantas berlari kecil masuk ke dalam rumah, sesaat sebelum Yui berbalik, Hagin melihat sebuah senyuman yang sejenak terlintas di wajah Yui, senyuman itu menarik Hagin dari Kenyataan dan masuk ke dalam sebuah mimpi.
Hagin berbalik dan pergi meninggalkan rumah Yui, dirinya memiliki sebuah senyuman yang cukup menawan dan terpancar sangat jelas dari raut wajahnya. Hagin lantas berlari untuk segera pulang karena esok hari dirinya akan memiliki sebuah misi yang dia buat bersama Buya.
***
Buya tengah asyik membuat ramen cup dan bersenandung ria, dirinya tidak sabar untuk menanti hari esok dan melancarkan misi yang dia buat bersama Hagin. Sebuah misi yang akan membuat mereka nyaman di sekolah ataupun di luar sekolah. Sebelum misi itu disepakati, mereka berdua berdebat dengan sangat hebat bahkan hampir menjadi perkelahian, namun perkelahian itu tidak menjadi kenyataan karena mereka berdua saling memahami satu sama lain.
"Kau... ini ke mana, Bro? Ini sudah lewat waktu, bahkan tadi kau pulang terlebih dahulu... sialan jangan-jangan kau mengalami masalah sekarang," ujar Buya yang khawatir dengan keadaan Hagin karena keterlambatannya dan hingga waktu yang hampir tengah malam, Hagin tak kunjung pulang.
Buya tidak mengkhawatirkan Hagin, jika saja dia hanya mengalami masalah kecil namun pemilik Apartemen Ichidori sendiri pernah mengingatkannya untuk tidak pulang terlalu larut malan atau akan ada masalah yang mereka terima. Mengingat hal itu membuat Buya khawatir, dia harap-harap cemas agar Hagin cepat pulang.