"Kalau kamu ingin bercerai dariku, aku tidak akan menyulitkanmu. Tetapi kalau kamu ingin membunuh anakku, langkahi mayatku dulu!" suara Anya terdengar dingin.
"Nyonya, Tuan Aiden baru saja mendengar berita bahwa Anda pingsan dan langsung bergegas kemari. Tuan Bima yang mengirimkan Anda ke ruang operasi," kata Harris.
Wajah Aiden terlihat muram dan menyeramkan. Matanya memancarkan tatapan yang membunuh.
Semua petugas rumah sakit langsung menundukkan kepalanya, tidak berani untuk memandang ke arah Aiden.
Air mata Anya seperti kran yang sudah bocor, terus mengalir tanpa henti. "Aku tidak tahu apa yang terjadi dan aku tidak tahu siapa yang harus aku percayai? Aiden, mengapa kamu seperti ini? mengapa kamu tiba-tiba saja membenciku seperti ini?"
Aiden merasakan dadanya seperti terbakar. Sampai kapan ia harus merasakan sakit seperti ini?
Ia ingin menarik tubuh Anya ke dalam pelukannya dan mengatakan bahwa ia mencintainya.
Ia sangat mencintai Anya.