Hati Anya terasa perih. Ia seakan bisa mendengar hatinya perlahan-lahan retak.
Semua kebaikan Aiden, kelembutannya, cintanya, semuanya adalah milik Keara. Betapa bahagianya Keara bisa dicintai oleh pria seperti Aiden.
Anya merasa iri dengan wanita yang telah meninggal tiga tahun yang lalu, tetapi hingga saat ini, wanita itu masih hidup di hati Aiden.
Anya terisak dan berkata dengan serius, "Aku tidak tahu apa yang dikatakan oleh Raisa, tetapi tolong jangan percaya padanya. Aku benar-benar tidak menggunakan uang dari keluarga mereka."
Aiden terus menghapus air mata Anya, tidak peduli berapa banyak yang ia teteskan. Ia tidak mau melihat wanita yang dicintainya sedih seperti ini. "Aku tidak peduli apa yang dikatakan orang lain. Aku hanya mempercayaimu."
Anya mendengarkan kata-kata itu sambil tetap menangis, tetapi senyum merekah di bibirnya. 'Meski bukan aku yang ada di hatimu, meski kelembutanmu ini bukan untukku, aku masih tetap bersyukur.'