Tải xuống ứng dụng
5.59% Bukan cinta yang salah / Chapter 18: bab 18Penyusup

Chương 18: bab 18Penyusup

"Kenapa bos tertawa?" selidik Risa, bos Glen menyadari tatapan tajam kekasihnya. "Kau harusnya membantu ku" rengek Risa manja. Bos Glen mengangkat wajahnya bingung.

"Saya ingin membantu, tapi saya harus membantu apa?" tanya bos Glen dengan wajah polos. Risa menyipitkan mata tak percaya.

"Setidaknya buatkan aku minuman" bos Glen segera bangkit dan meraih cangkir, tanpa aba-aba lagi bos Glen dengan senang hati membuatkan kopi dingin untuk kekasihnya.

"Sepertinya kekasih saya sangat lelah, es kopi?" Risa mengangguk menerima tawaran bos Glen.

"Saya juga akan menyuapi kamu" dengan cepat bos Glen meletakkan gelas kopi dingin milik Risa di tepi meja. Pria itu segera membuka box makan siang mereka. Tanpa terasa sudah hampir pukul dua, dan mereka belum juga makan siang. Risa menatap wajah bos Glen terharu.

"Kau baik sekali sayang" bisiknya hampir tanpa suara.

"Boleh saya mendengarnya sekali lagi" pinta bos Glen manja, Risa menutup mulutnya rapat. Bos Glen terlihat kecewa tapi dengan segera pria itu meraih kotak makan siang mereka, seperti kalimatnya tadi, dengan perlahan bos Glen menyuapi Risa yang masih sibuk dengan guntingnya.

"Semua akan selesai tepat waktu!" janji Risa dibalas anggukan percaya bos Glen.

***

Seminggu berlalu.

Risa merebahkan diri di kasur dengan malas. Akhir-akhir ini dia sudah bekerja keras, saatnya untuk beristirahat. Seperti biasa, akhir pekan suasana mess lebih hening, Risa enggan bangkit dari kasurnya. Tubuhnya terasa lemas dan pegal. Akhirnya jaket pembawa masalah itu selesai juga, Risa bisa mengatur pengiriman sesuai jadwal yang diminta. Risa bisa tersenyum bangga melihat bagaimana bos Glen begitu bangga atas pekerjaannya.

Suasana yang tenang membuat Risa kembali terlelap, sepertinya gadis itu memerlukan banyak energi baru untuk pekerjaanya senin nanti. Bahkan kotak masuk pesan di ponselnya terus menumpuk. Beberapa panggilan juga terlewat begitu saja.

***

Bos Glen mondar-mandir dengan wajah panik di ruang tengah rumahnya. Pria itu berkali-kali mencoba menghubungi Risa tapi tak ada jawaban. Bahkan puluhan pesannya juga tak kunjung dibaca.

"Sesuatu terjadi padanya?" bos Glen kian panik, pria itu segera memakai jaket sportnya, dia berlari pelan menuju mess karyawan tak jauh dari rumah tamu yang dia tempati. Mendapati suasana bangunan mess yang sepi bos Glen memberanikan diri masuk. Dia masih terus mencoba menghubungi Risa.

Ada banyak kamar yang berjejer, bos Glen tak tahu pintu mana yang harus dia ketuk. Pria itu terus menelepon. Bos Glen memasang telinganya mendengar dering nada yang familiar, dia segera menaiki tangga mendapati nada dering itu semakin jelas terdengar. Bos Glen menempelkan telinganya, dia semakin yakin jika nada dering itu berasal dari ruangan di balik pintu dengan gantungan boneka panda.

Tok tok tok!

Ketokkan punggung jari bos Glen tak mendapatkan jawaban, dengan perlahan pria itu mencoba meraih handle pintu dan-

CKLEK!

Bos Glen menyapu seisi ruangan, tak begitu luas tapi sangat bersih dan wangi. Ruangan bernuansa pink. Wajah bos Glen berubah tenang mendapati Risa tertidur pulas di atas kasur. Ponsel keduanya masih bersahutan, dan Risa tak terganggu sama sekali. Gadis itu sangat menikmati tidur lelapnya.

"Risaa.." panggil bos Glen dengan nada selembut mungkin. Tanpa jawaban bahkan tanpa reaksi. Bos Glen meneliti sekeliling sebelum memutuskan melangkah masuk ke dalam kamar Risa.

"Sayaang.." bisik bos Glen di telinga Risa. Masih tanpa reaksi. Wajah tenang dan tidur lelap Risa membuat bos Glen gemas. Pria itu mendorong pintu dengan kakinya, hingga tertutup rapat. Dia menatap wajah tenang Risa sekali lagi. Bos Glen duduk di samping wajah Risa.

"Kamu tidur pulas sementara saya sangat takut" ujar bos Glen dengan senyum getirnya. "Kamu bekerja dengan keras, saya sangat berterima kasih" dengan lembut jemari bos Glen menyisir pelan rambut Risa. Sentuhan hangat ujung jari bos Glen membuat dahi Risa berkerut. Sesuatu menyentuh hangat disana. Risa membuka mata perlahan. Dia menoleh begitu merasakan ada orang lain di sampingnya.

Risa segera bangkit dan duduk. Wajahnya tegang. Matanya membesar tak percaya. "Bos!-" Risa hampir saja berteriak, kalau saja bos Glen tidak segera menutup mulut kekasihnya itu.

Setelah sedikit tenang, bos Glen membuka tutup mulut Risa. Gadis itu menarik nafas panjang. "Bagaimana bos ada disini?" bisik Risa dengan wajah panik. Walau dia berusaha tenang tetap saja semua ini mengejutkannya.

"Kau tak menjawab teleponku" balas bos Glen dengan wajah manjanya. Risa melirik ponselnya di atas kasur, tak jauh dari posisi tidurnya tadi. Dia tak percaya mendapati begitu banyak panggilan tak terjawab.

"Maaf saya mengganggumu. Ternyata kamu sedang istirahat" ujar bos Glen menyesal sudah mengganggu istirahat kekasihnya. Risa menggeleng, dia tak bisa membuat bos Glen meraut kecewa seperti ini. Bagaimanapun mereka akhir-akhir ini terlalu sibuk bekerja hingga tak sempat menghabiskan waktu berdua sebagai sepasang kekasih.

"Aku sudah bangun sekarang" ujar Risa mencoba merapikan rambutnya "Bagaimana bos bisa masuk ke sini?" tanya Risa penasaran. Gadis itu meraih dua botol minuman manis dari dalam kulkas mini. Dia menyerahkan satu pada bos Glen.

"Kamarmu nyaman" bos Glen tak peduli dengan pertanyaan Risa, dia meneliti ruangan yang banyak menyimpan pernak pernik wanita. Bos Glen bahkan duduk dengan ber lonjak-lonjak di atas kasur. Dia seperti pemuda abg saja.

"Saya ingin mengucapkan terimakasih pada kamu" ujar bos Glen kemudian. "Apa Risa mau keluar dengan saya?" Risa menoleh sesaat sebelum meraih handuknya.

"Bos ingin pergi kemana?"

"Ke mall" Risa menoleh lagi lalu menggosok giginya di depan kaca yang terpasang di dinding.

"Saya ingin membelikan Risa sesuatu" Risa membuang air dari dalam mulutnya, dengan cepat dia mengelap bibirnya yang basah. Risa segera duduk di samping bos Glen di tepi ranjang.

"Aku akan menemanimu tapi tak bisa terlalu lama" ujar Risa dengan wajah sedikit menyesal "Aku harus pulang ke rumah hari ini"

Baik Risa ataupun bos Glen terdiam beberapa saat, keduanya menikmati tegukan dari minuman manis di tangan masing-masing.

"Risaa" dengan segera Risa melepas botol dari bibirnya, dia segera menoleh dan mendapati wajah bos Glen begitu dekat dengannya.

"Mm--" bos Glen mendaratkan bibirnya, menikmati bibir mungil Risa yang menyisakan rasa manis dari minumannya. Walau sempat terkejut pada akhirnya Risa membalas ciuman panas bos glen. Keduanya sudah saling merindukan.

Bos Glen terus mencium kekasihnya dengan tenaga, Risa tak bisa lagi menopang dengan kedua tangannya, tubuh gadis itu tumbang di atas kasur. Keduanya tertawa kecil sebelum melanjutkan ciuman panas mereka, bos Glen sudah sangat merindukan semua ini. Dia bahkan terus memperhatikan Risa saat bekerja. Wajah fokus dan serius kekasihnya semakin membuatnya bergairah. Bos Glen merangkak diatas tubuh gadisnya. Dia menjatuhkan tubuh diatas dada Risa. Kedua telapak tangan mereka saling bertautan erat, lagi keduanya tak ingin melepaskan ciuman yang kian membara.

"Risa ayo bertemu orangtuamu, dan menikah"


Load failed, please RETRY

Quà tặng

Quà tặng -- Nhận quà

    Tình trạng nguồn điện hàng tuần

    Rank -- Xếp hạng Quyền lực
    Stone -- Đá Quyền lực

    Đặt mua hàng loạt

    Mục lục

    Cài đặt hiển thị

    Nền

    Phông

    Kích thước

    Việc quản lý bình luận chương

    Viết đánh giá Trạng thái đọc: C18
    Không đăng được. Vui lòng thử lại
    • Chất lượng bài viết
    • Tính ổn định của các bản cập nhật
    • Phát triển câu chuyện
    • Thiết kế nhân vật
    • Bối cảnh thế giới

    Tổng điểm 0.0

    Đánh giá được đăng thành công! Đọc thêm đánh giá
    Bình chọn với Đá sức mạnh
    Rank NO.-- Bảng xếp hạng PS
    Stone -- Power Stone
    Báo cáo nội dung không phù hợp
    lỗi Mẹo

    Báo cáo hành động bất lương

    Chú thích đoạn văn

    Đăng nhập