Tải xuống ứng dụng
25% Love bad boy / Chapter 6: part 6

Chương 6: part 6

.

.

.

Seorang pemuda berjalan keluar dari gedung kampusnya karena kelas telah usai. Pemuda itu park jimin sedang menunggu seseorang didepan gerbang kampusnya mengingat telah membuat janji dengan seseorang.

Tak berapa lama ada sebuah mobil  ferrari merah berhenti didepannya. Seketika tubuhnya bergetar nafasnya sesak dia tahu siapa pemilik mobil itu. Yah jaehyun lah pemilik mobil itu dia turun dari mobilnya dan memghampiri jimin.

Dengan tubuh bergetar dan perasaan gugup dia memberanikan diri untuk menatap jaehyun.

"S-sedang apa hyung k-kesini?" Tanya jimin pada jaehyun dengan kepala perlahan mulai menunduk.

"Aku ingin menjemputmu bolehkah? Sekaligus ada yang ingin ku bicarakan denganmu."

"M-maaf hyung aku sedang ada janji saat ini."

"Benarkah? Lalu sedang apa kau diluar sini?"

"Aku sedang menunggunya mungkin sebentar lagi datang."

"Kau tidak berbohong kan jim? Karena tak ingin pulang dengan hyung."

"Tidak hyung aku.."

"Ada apa ini? Untuk apa kau kesini mau menyakiti adikku lagi." Sela kyuhyun yang baru datang dengan tatapan sinis.

"Dia juga adikku kalau kau lupa. Aku hanya ingin mengajaknya pulang." Ucap jaehyun pada kyuhyun dengan rahang yang mulai mengeras karena tersulut emosi.

"Jim, apa temanmu belum datang?"

"Belum hyung mungkin sebentar lagi.. ah..itu dia hyung.." Ucap jimin pada kyuhyun dengan tersenyum saat melihat pemuda di seberang sana.

Jaehyun dan kyuhyun menoleh kan kepalanya pada orang yang ditunjuk oleh jimin.Dengan berlari pemuda itu menghampiri jimin.

"Hah hah.. m-maaf aku hah.. T-terlambat hah..hahh.." Ucap wonho pria yang telah ditunggu oleh jimin dengan terengah-engah dia mengucap maaf atas keterlambatannya.

"Hyunie hyung kenalkan dia temanku yang tadi ku ceritakan padamu namanya jeon wonho."

Ya, jimin sudah cerita tentang wonho pada kyuhyun dan sudah meminta ijin pergi dengan wonho.

"Hm.. Aku Park kyuhyun kakak jimin. Panggil saja hyung ne.." Ucap kyuhyun sambil mengulurkan tangan pada wonho. Dan wonho pun menyambut uluruan tangan kyuhyun dengan senyum lebarnya.

"Ne hyung.. Aku jeon wonho. Salam kenal."

Jaehyun yang juga ada disana menatap tak suka pada wonho.

"Wonho-ah dia jaehyun hyung dia juga hyungku.." Ucap jimin sambil menunjuk pada jaehyun yang ada di sampingnya dengan tatapan tajamnya.

"Ah.. Ne. Jeon wonho imnida" Ucap wonho sambil membungkukan sedikit tubuhnya pada jaehyun.

"Hm.. Park jaehyun." Ucapnya dengan dingin yang membuat wonho sedikit merasa tak enak hati.

"B-baiklah jimin-ah bisa kita pergi sekarang?" Dengan gugup dan tanpa melihat pada jaehyun lagi karena aura disana sudah semakin tak enak.

"Ne. Hyung kami pergi dulu!" Pamit jimin pada kedua hyungnya

"Ne jangan pulang terlalu malam. Wonho-ah jaga adikku. Jangan sampai lecet sedikitpun atau kubunuh kau!" Ucap kyuhyun dengan memberikan peringatan pada wonho.

"Ish.. Hyung aku bukan bocah yang harus dijaga.." Ucap jimin sambil mengerucutkan bibirnya.

"Tenang hyung aku akan menjaganya dengan baik. Kami pergi!" Ucap wonho setelahnya jimin dan wonho beranjak dari tempat itu menuju mobilnya dengan menggandeng tangan jimin. Dan yang di genggam tangannya wajahnya merona. 'Aish.. Ada apa denganku..!' batin jimin sambil tangannya yang bebas menyentuh dadanya yang bergemuruh akibat jantungnya yang berdebar.

Dan tanpa jimin tahu wonho didepannya yang menggenggam tangannya juga sedang menahan deguban jantungnya yang menggila dan rona pipinya memerah.

Ditempat tadi jaehyun dan kyuhyun masih melihat kepergian jimin dengan wonho.

"Kenapa kau mengijinkannya?" Ucap jaehyun pada kyuhyun masih dengan nada dinginnya.

"Apa maksudmu?" Ucap kyuhyun dengan menaikan sebelah alisnya.

"Kenapa kau mengijinkan jimin pergi dengan bocah itu? Dan semudah itu kau percaya?"

"Aku lebih tak percaya padamu!" Ucap kyuhyun sambil berlalu dari tempat itu menuju mobilnya.

Jaehyun yang mendengar ucapan kyuhyun seketika terdiam dan segera masuk ke mobilnya.

•••

Di sebuah cafe yang terletak dekat dari SNU dan hanya menempuh jarak lima menit saja dekat dengan taman kota jungkook sedang bersantai dengan para sahabatnya.

"Hoseok-ah bagaimana kencanmu kemarin?" Tanya jin yang di sertai kekehan dari yang lain.

"Ah jangan ingatkan lagi aku kesal jadinya." Hoseok merengut dan yang lain tertawa terbahak tak perduli orang-orang sekitarnya menatap pada mereka.

Mereka terus mengobrol dan saling mengejek, sampai mata jungkook teralihkan pada dua orang pemuda yang masuk ke dalam cafe tersebut. Dia terkejut dengan sosok yang bersama adiknya jeon wonho.

'Ternyata, anak setan itu mengenal jimin?! Sialan.' batin jungkook

𝙆𝙡𝙞𝙞𝙣𝙜

Suara lonceng pada pintu cafe yang berbunyi menandakan seseorang telah memasuki cafe itu.

Jimin dan wonho segera memilih tempat duduk di ujung menghadap kaca besar di sampingnya dan bisa melihat suasana luar cafe.

"Bagaimana tempatnya? Apa kau suka?" Ucap wonho pada jimin yang melihat kesekeliling dengan mata berbinar.

"Yah.. Aku sangat suka. Terima kasih sudah mengajakku kesini." Ucap jimin antusias dengan senyum lebarnya.

"Baguslah kalau begitu."

Tak beberapa lama seorang pelayan menghampiri mereka dengan tersenyum.

"Selamat sore tuan-tuan! Mau pesan apa?" Ucap pelayan itu sambil memberikan buku menu pada jimin dan wonho.

"Aku pesan americano dan cake tiramishu. Kau pesan apa jim?"

"Aku pesan strawberry milkshake dan chesse cake."

"Baik, tolong tunggu sebentar."

"Ne terima kasih"

Pelayan itu pun segera pergi menuju dapur untuk membuatkan pesanan itu.

"Jimin, boleh aku tanya sesuatu?" Ucap wonho setelah pelayan pergi. Jimin pun menganggukkan kepalanya.

"Apa kau.. Hmm.. Punya.. K-kekasih?"

Dengan gugup wonho bertanya pada jimin penasaran. 'Katakan belum jimin, kumohon.' batin wonho dengan sangat berharap.

"B-belum, aku belum punya kekasih." Jawab jimin dengan wajahnya merona dan menunduk malu-malu.

"Benarkah? Ah.. Syukur lah!"

"Ne?"

"Ah.. T-tidak, tidak apa-apa" Wonho merasa salah tingkah karena kata-katanya sendiri.

Pelayan pun datang membawa pesanan mereka.

"Selamat menikmati!"

"Ne terima kasih." Ucap wonho pada pelayan. Dan pelayan pun segera pergi untuk melayani orang lain.

"Ehm.. Ini lezat sekali!!" Ucap jimin seraya mencicipi chesse cake pesannya.

"Iya lezat tapi, tidak dengan mulut yang belepotan begini." Wonho kemudian membersihkan cream di sudut bibir jimin dengan ibu jarinya kemudian menjilat cream yang sudah berada dijarinya. Dan orang yang berada jauh dari mejanya melihat apa yang dilakukan wonho menatap tajam dan mengeraskan rahangnya.

Jimin yang melihat apa yang dilakukan wonho pun merona, wajahnya merah seperti kepiting rebus.

"Jimin, hmm.. mungkin ini terlalu cepat dan kita baru saja bertemu.

Tapi, aku sangat yakin dengan apa yang aku lakukan sekarang.—jimin menatap wonho yang kini telah menggenggam kedua tangannya— Jimin.. maukah kau menjadi kekasihku?" Ucap wonho sambil menggenggam kedua tangan jimin.

"Hmm.. I-itu.."

"Tidak apa jimin, kalau kau tak bisa menjawabnya sekarang, aku akan menunggumu." Sela wonho sebelum jimin menjawabnya.

"Tidak wonho-ah.. Em.. Sebenarnya aku j-juga merasakan hal yang sama denganmu." Ucap jimin malu-malu

"Jadi.."

"N-namun aku sedikit ragu tapi, kita bisa jalani dulu untuk meyakinkan hati masing-masimg."

"Ne tentu, aku tak akan mengecewakanmu."

"Terima kasih wonho-ah.."

"Hm." Wohno menjawab dengan berguman namun senyum lebar tercetak tulus dibibirnya. Dan wonho pun mengecup punggung tangan jimin yang masih digenggamnya.

Pemandangan itu tak luput dari penglihatan jungkook dan membuatnya semakin geram.

Dan jungkook pun menghampiri meja jimin dan wonho.

"Hai sayang.." Ucap jungkook pada jimin yang sekarang di depannya. Jungkook lantas mengecup pipi cubby milik jimin.

Jimin yang merasa tak nyaman dengan yang dilakukan jungkook langsung berdiri dan menampar jungkook.

Wonho yang melihatnya terkejut dengan yang dilakukan jungkook dan panggilan itu apa maksudnya? Wonho pun bingung dan marah melihat semua itu.

𝙋𝙡𝙖𝙠𝙠

Pipi jungkook langsung memerah. kuatnya tamparan jimin tak main-main. Jungkook meringis menahan rasa panas dan perih pada pipinya.

"Kurang ajar sekali kau hah!! Beraninya kau menciumku! Apa kau tak punya otak!" Maki jimin yang sudah tersulut emosi

"Jimin apa kau kenal dengannya?" Tanya wonho memastikan

"Tidak wonho-ah, aku tidak mengenalnya." Ucap jimin jujur karena.

Wonho menatap mata jimin mencari kebohongan darinya namun jimin terlihat benar-benar jujur.

Wonho pun mengajak jimin keluar dari cafe itu setelah selesai membayar pesanannya tadi.

Didalam sana jungkook masih menatap keduanya yang berjalan keluar dari cafe itu dengan tatapan yang tak bisa diartikan juga dibibirnya tercetak seringai yang menyeramkan.

"Kita lihat jimin apa yang akan kulakukan nanti karena kau sudah berani menamparku didepan semua orang. Kau.. Harus diberikan hukuman baby!" Ucapnya entah pada siapa karena dua orang tadi sudah hilang dari pandangannya.

"Jungkook-ah kau tidak apa? Aku benar-benar terkejut dengan apa yang terjadi tadi." Ucap jin pada jungkook yang terlihat masih memandang luar cafe dari kaca didepannya.

"Kau ingat hyung tentang pria yang aku ceritakan? Dialah orangnya."

"WOW!! Aku tadi juga sempat tertegun jungkook-ah dia benar pria yang cantik tapi dia seekor singa betina eoh.." Kata namjoon memuji setelahnya mendapat cubitan maut dari jin. Namjoon pun meringis sakit akibat ulah jin.

"Dan sainganmu adalah adikmu sendiri.. Wah.. Daebak.. Ckck.." Ucap yoongi mengejek menambah panas hati jungkook.

"Kita lihat saja nanti dia akan menjadi milikku. Secara lembut atau pun kasar."

𝙏𝙗𝙘


Load failed, please RETRY

Tình trạng nguồn điện hàng tuần

Rank -- Xếp hạng Quyền lực
Stone -- Đá Quyền lực

Đặt mua hàng loạt

Mục lục

Cài đặt hiển thị

Nền

Phông

Kích thước

Việc quản lý bình luận chương

Viết đánh giá Trạng thái đọc: C6
Không đăng được. Vui lòng thử lại
  • Chất lượng bài viết
  • Tính ổn định của các bản cập nhật
  • Phát triển câu chuyện
  • Thiết kế nhân vật
  • Bối cảnh thế giới

Tổng điểm 0.0

Đánh giá được đăng thành công! Đọc thêm đánh giá
Bình chọn với Đá sức mạnh
Rank NO.-- Bảng xếp hạng PS
Stone -- Power Stone
Báo cáo nội dung không phù hợp
lỗi Mẹo

Báo cáo hành động bất lương

Chú thích đoạn văn

Đăng nhập