Tải xuống ứng dụng
41.66% Impossible wish / Chapter 25: Jeonlous

Chương 25: Jeonlous

Pukul 08.56am mobil jungkook sudah sampai di tempat parkir sebuah cafe yang letaknya tak jauh dari perusahaan jimin. Jungkook mengantar jimin bertemu dengan sepupunya seung gi.

"Kookie, aku ke sana dulu." Ucap jimin sambil melepas seat belt nya.

"Hmm."

Saat jimin akan turun dari mobil, jungkook menghentikan gerakan jimin dengan menarik lengan jimin.

"Nde?"

"Hanya satu jam tidak lebih." Ucap jungkook sambil menatap datar pada jimin

"Tapi, kook...

" Jika tak patuh lebih baik kita pulang."

"N-ne baiklah.."

Setelah perdebatan itu jimin pun mulai melangkah masuk dan mengedarkan pandangannya di dalam sana. Dari jauh di meja paling ujung jimin dapat melihat seung gi dan taehyung duduk di sana.

Jimin mulai berjalan mendekat ke arah meja seung gi dan taehyung.

"Hyung, apa menunggu lama?" Ucap jimin sambil tersenyum dan mulai duduk.

"Tidak jimin kami baru 5 menit yang lalu." Ucap taehyung sambil tersenyum cerah melihat jimin yang semakin cantik.

"Ok, jadi hyung mau bicara apa?"

"Taehyung ingin mengatakan sesuatu padamu. Tae bicara lah."

"Ne, begini jimin..."

Taehyung berdiri dari duduknya dan berjalan memutar ke arah jimin dan kini ia berlutut dihadapan jimin dengan satu kaki.

Kini taehyung menggenggam ke dua tangan jimin membuat jimin bingung apa yang akan di lakukan oleh taehyung.

"Jimin, aku tau kita baru saja bertemu meski satu tahun lalu kita juga pernah bertemu namun saat itu kita bertemu di saat sebuah insiden yang tak harus terjadi. Aku memang tidak romantis dan hanya ini yang bisa ku lakukan..."

Taehyung menjeda kembali kata-kata dan mengeluarkan sebuah kotak bludru kecil berwarna merah dan taehyung pun membukanya di dalamnya terdapat cincin  warna silver berhiaskan berlian kecil warna putih.

"Jimin aku mencintaimu, saat kita kembali bertemu aku menyadari perasaan itu. Jadi, mau kah kau jadi pendamping hidupku?"

Jimin tersentuh dengan ucapan taehyung sampai ia menitikkan air mata. Dan jimin pun menganggukkan kepalanya.

"Ya, aku mau hyung!" Taehyung pun tersenyum lebar kemudian memakaikan cincin pada jari manis jimin dan membawa tubuh jimin ke dalam pelukannya dan mencium kening jimin berulang kali menyalurkan rasa bahagianya. Seung gi yang melihatnya tersenyum lebar ternyata pilihannya ternyata tepat dan seung gi yakin taehyung bisa menjaga jimin nya.

"Baiklah sekarang kita rayakan ini. Aku traktir kalian sekarang pesan lah.."

"Yak!! Kau mengganggu moment bahagia kami seung gi-ah!" Seung gi pun tertawa melihat taehyung.

"Hey, aku lapar kau tau. Aku tak akan kenyang jika hanya melihat kalian saja."

"Aishh.." Jimin terkekeh melihat ke duanya yang sedang berdebat. Mereka pun akhirnya memesan makanan dan setelah

Pesanan datang mereka pun akhirnya menikmati hidangan yang telah tersaji itu. Namun acara makan mereka terganggu karena ponsel jimin yang bergetar.

𝘿𝙧𝙧𝙩𝙩𝙧 𝘿𝙧𝙧𝙩𝙩𝙩 𝘿𝙧𝙧𝙩𝙩𝙩

Jimin pun melihat nama penelpon di layar ponselnya sontak ia pun melirik jam pada sudut atas layar ponselnya yang menunjukkan pukul 10.15am. Jimin pun buru-buru mengangkatnya

"Yob..

"𝘚𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘭𝘦𝘸𝘢𝘵 𝘴𝘢𝘵𝘶 𝘫𝘢𝘮."

"N-ne, m-maaf aku sampai lupa waktu"

"𝘗𝘶𝘭𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘦𝘬𝘢𝘳𝘢𝘯𝘨."

Sambungan telepon pun di putus sepihak oleh jungkook. Jimin merasa takut apa yang terjadi padanya nanti saat tiba di apartemen.

"Hyung, aku harus kembali."

"Tapi, jimin kita baru saja bertemu."

"Lain waktu kita akan bertemu lagi. Maaf aku tak bisa berlama-lama. Aku pergi dulu."

"Baiklah hati-hati." Taehyung pun mendekat pada jimin dan mengecup bibirnya sekilas.

"Aku pergi."

"Ne hati-hati sayang." Jimin pun tersenyum pada taehyung dan berbalik berjalan keluar dari cafe itu.

Jimin pun berjalan ke arah mobil jungkook yang berada di tempat parkir dan segera masuk ke dalam.

"M-maafkan aku." Jungkook hanya diam dan segera menjalankan mobilnya pergi dari sana.

Dalam perjalanan jimin hanya menunduk dia takut melihat jungkook yang terlihat menahan amarahnya. Inginnya bersuara namun bibirnya seakan kelu.

Sesampainya di gedung apartemennya jungkook segera turun setelah memarkirkan mobilnya. Dia membanting pintu mobilnya dengan kencang sampai membuat jimin tersentak. Jungkook berjalan meninggalkan jimin untuk masuk ke dalam apartemennya.

Setelah jimin dan jungkook masuk, jungkook langsung duduk di sofa ruang tamunya dan menyandarkan punggungnya kepalanya mendongak dengan mata terpejam. Jimin masih berdiri menatap jungkook bingung.

"Kookie, em.. Maaf aku tadi tak ingat waktu. Aku...."

"Aku tahu kau bertemu dengan pria bernama taehyung itu bukan?" Ucap jungkook masih dengan posisi yang sama.

"Y-ya.. Emm.. K-kami hanya makan saja dengan seung gi hyung."

"Benarkah hanya itu?"

"Y-ya hanya itu.." Jungkook menegakkan duduknya kemudian menarik tangan kiri jimin.

"Jelaskan apa ini?" Jungkook menunjukkan jari manis jimin yang di sana telah melingkar indah cincin pemberian dari taehyung.

"Em.. Itu.."

"Cepat jelaskan!" Jungkook pun menaikan nada suaranya.

"T-tadi t-tae hyung m-melamar ku.." Setelah mendapat jawaban, jungkook menarik lepas cincin itu. Jimin pun membelalakkan matanya.

"Kookie, apa yang kau lakukan? Kembalikan cincin itu. Kookie..." Namun jungkook tak menghiraukan jimin. Jungkook berjalan ke arah kamar mandi dengan jimin yang mencoba meminta kembali cincin itu. Setelah masuk ke kamar mandi jungkook kemudian membuang cincin itu kedalam tolilet kemudian menekan airnya cincin itu pun langsung hilang masuk ke dalam lubang toilet itu.

"Beres." Jungkook tersenyum puas setelah membuang cincin itu.

"Kook, apa yang kau lakukan hiks... Kenapa kau.. hiks... membuangnya.. Hiks.." Jimin pun menangis karena jungkook membuang cincinnya.

Jungkook yang mendengar jimin menangis karena cincin yang ia buang sontak membuatnya geram dan menarik rambut jimin.

"Akhh!"

"Apa begitu penting cincin itu hum? sudah ku ingatkan berkali-kali kau itu milik ku, hanya milik ku tak ada yang bisa memilikimu selain aku. Sekarang kau harus ku hukum!"

"T-tidak! Tidak! Kookie lepaskan! Lepaskan aku! Akh!" Jungkook masih menarik  rambut jimin dan menariknya. Jimin meronta untuk di lepaskan namun jungkook tetap menariknya masuk ke dalam kamar dan menghempaskan tubuh jimin ke atas ranjangnya dengan keras.

"Kau harus ku hukum!" Jungkook mengambil seutas tali yang ia simpan di laci nakas di samping ranjangnya dan kemudian mengikat tangan jimin setelahnya ia menarik lepas celana bahan yang jimin pakai beserta dalamannya. Jungkook pun melepas celana miliknya. Tanpa pelumas jungkook memasukkan tiga jarinya ke dalam lubang sempit jimin.

"AKKHH!!" Tanpa menunggu jungkook langsung memaju mundurkan jarinya tak memperdulikan teriakan kesakitan jimin sambil mengocok penisnya.

"Akhh.. S-sakithh.. Keluarkanhh.. Akhh.. Keluarkanhh.."

Setelah dirasa miliknya sudah menegang jungkook mencabut jarinya kemudian langsung memasukkan penisnya kedalam lubang jimin yang kini telah perih dan lecet.

𝙅𝙡𝙚𝙗 𝙟

"Akhh! Hiks.. S-sakithh..   Hiks.."

Jungkook memaju mundurkan penisnya dengan cepat dan brutal menghujam lubang jimin yang kini terasa perih.

"Ahh.. Kau sangat nikmat baby.. Ahh.."

"Ahh.. Sshh.. S-sakithh.. P-pelanhhh.. Pelanhh.. Kookhh.." Jimin meracau karena rasa sakit di bawahnya dia sama sekali tak menikmatinya sama sekali yang di rasakan hanya rasa sakit.

"Ahh.. Nikmat sekali lubangmu baby.. Sshh.. Ahh.." Jungkook menikmati tumbukkan penisnya pada lubang jimin tanpa tahu jimin merasakan sakit pada perut.

"Kookie.. Akh.. Kook.. Sshh.. S-sakit.. Akh..!" Jimin memegang perutnya yang kini terasa sangat sakit. Jungkook akhirnya menatap jimin yang kini meringis kesakitan dan dia pun segera mencabut penisnya dari  lubang jimin.

"Kau kenapa hah?" bentaknya dengan rasa panik saat melihat Jimin yang tampak kesakitan.

"Akh.. Hiks... S-sakit.. Sakit.. Akh... Sshh.."

"Bagian mana yang sakit? Katakan jim."

"P-perut ku.. Sshh.. Akh.. S-sakit.. Kook.. Akh.."

"Kita ke rumah sakit sekarang." Jungkook dengan panik memakaikan kembali celana jimin dengan cepat. Setelahnya jungkook mengangkat tubuh jimin bridal style dan segera membawanya ke tempat parkir dan kemudian masuk ke mobilnya.

Jungkook mendudukkan jimin di kursi penumpang di samping kemudi dan memakaikan seat belt nya kemudian ia segera masuk ke kursi di samping jimin dan menyalakan mesin mobilnya dan segera menuju ke rumah sakit.

"Akh.. Kook.. S-sakit.." Jimin terus memegang perutnya yang terasa sakit dan tanpa keduanya ketahui darah terus merembes dan menetes dari selangkangan jimin.

"Sebentar, Tunggu sebentar kita akan segera sampai." Jungkook menggenggam tangan jimin menenangkannya.

Jungkook terlihat panik karena jimin kini terlihat pucat jimin juga berhenti merintih dan menutup matanya.

"Jimin.. Hey.. Jimin bangun.. Jangan tutup matamu.. Jimin.. Kau mendengar ku?" Jungkook meletakkan tangannya ke arah pipi jimin yang memucat. Dingin, jungkook merasakan kulit jimin dingin jungkook pun semakin panik dengan ke adaan jimin saat ini.

"Jimin-ah jangan bercanda! Buka matamu sekarang.. Astaga!" Jungkook mempercepat laju mobilnya agar segera sampai di rumah sakit.

'𝘽𝙚𝙧𝙩𝙖𝙝𝙖𝙣𝙡𝙖𝙝 𝙠𝙪 𝙢𝙤𝙝𝙤𝙣.'

𝙏𝙗𝙘


Load failed, please RETRY

Tình trạng nguồn điện hàng tuần

Rank -- Xếp hạng Quyền lực
Stone -- Đá Quyền lực

Đặt mua hàng loạt

Mục lục

Cài đặt hiển thị

Nền

Phông

Kích thước

Việc quản lý bình luận chương

Viết đánh giá Trạng thái đọc: C25
Không đăng được. Vui lòng thử lại
  • Chất lượng bài viết
  • Tính ổn định của các bản cập nhật
  • Phát triển câu chuyện
  • Thiết kế nhân vật
  • Bối cảnh thế giới

Tổng điểm 0.0

Đánh giá được đăng thành công! Đọc thêm đánh giá
Bình chọn với Đá sức mạnh
Rank NO.-- Bảng xếp hạng PS
Stone -- Power Stone
Báo cáo nội dung không phù hợp
lỗi Mẹo

Báo cáo hành động bất lương

Chú thích đoạn văn

Đăng nhập